Selasa, 17 Januari 2017

Materi 5 Matrikulasi HEbAT Community "Konsep Pra Aqil Baligh 0 - 7 tahun"

🎯 Kulwap Materi Pokok Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun


Hari, tanggal  : Kamis, 29 Desember 2016
Pukul : 19:30 - 21:00 WIB
Tempat : Grup WA Matrikulasi HEbAT batch #3
Host : Dinda Permatasari
SME : Ustadz Adriano Rusfi
Notulis : Dinda Permatasari
Admin : Noni

Materi Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun


Oleh: Ust. Harry Santosa

Assalamu'alaikum wr.wb.

Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.

Salam takzim utk Ayah Bunda semua.

Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.

Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.

Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.

Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.

Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.

Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.

Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.

Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.

Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarkatnya

Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.

Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya

Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.✅

=========================


Sesi Tanya Jawab


πŸ™πŸΌ Host
Assalamu'allaikum Wr. Wb.

Wilujeng sumping Ustadz...

Apakah Ustadz sudah hadir bersama kami disini?

πŸ‘³πŸ» Ust. Aad :
 Wa alaikumus salam


πŸ™πŸΌ Host : Alhamdulillah Ust telah hadir bersama kami disini..

Apa kabar Ustad?
Semoga sehat dan bahagia selalu..

Perkenalkan saya Dinda yang akan memandu kulwap bersama Ust. 90 malam ini..

Mungkin ada pendahuluan yg akan ustadz berikan sebelum kulwap?

πŸ‘³ Ust Adriano Rusfi : Alhamdulillah baik
Saya rasa bisa langsung saja. Atau nunggu yang lagi shalat 'Isya.


πŸ‘©πŸ» Host

Alhamdulillah, siap Ust. langsung kepertanyaan pertama ya Ustadz..

πŸ‘©πŸ» Host

1⃣. Rancangan Kurikulum Pendidikan HE Anak agar Selaras baik dgn Pasangan, Orang Terdekat, maupun Lingkungan

Bunda Nungki - Balikpapan
Bunda Yulia - Bekasi
Bunda Wening - Yogya
Bunda Zila - Malang
Bunda Rina - Banjarnegara

1. Assalamualaikum Ustadz,
Insyaa allah setelah lulus dari TK B (usia 6 tahun) anak saya akan beristirahat dari sekolah selama 1 tahun hingga nanti masuk SD usia 7 tahun. Alasannya adalah belum tersedianya anggaran utk melanjutkan di sekolah yang dimau. Bagaimana tahapan persiapan yang harus saya lakukan mulai dari sekarang? Kondisi spesifiknya, anak saya diduga (belum konfirmasi ke klinik tumbuh kembang) termasuk dalam kategori gifted disinkronisasi (kecerdasan yg dominan di linguistik dan musikal, terlalu peka terhadap suara, masih ketinggalan di motorik kasar dan halus dan dominan kidal, kemampuan mengelola perasaan masih belum maksimal untuk usianya), selain itu insyaa allah pada awal maret saya akan bersalin untuk anak kedua. Jazakillah khoyr atas jawabannya

2. Sy masih bingung cara mendidik/pendidikan apa saja yg sesuai fitrah utk anak2 sy 4 thn dan 2 thn. Yang cocok diterapkan disaat bersamaan.

3. Bagaimana pendidikan 0-7tahun utk keluarga/ anak yg sejak bayi nya tinggal di kota besar, sehingga sehari harinya rumahan banget. karena keluar rumah jalan besar, sekitar rumah pertokoan. Jadi jarang eksplorasi di alam. Apalagi mengenal cara merawat ternak dan bertani 😟

4. Apakah pendidikan berbasis fitrah hanya bisa dilakukan oleh orangtua kandung ?, bagaimana mengomunikasikan dengan guru di sekolah agar pembelajaran anak sejalan dengan konsep HE?

5. Mengenai belajar bersama alam, kira2 bagaimana solusi untuk balita yg tinggal di perkotaan yg minim fasilitas ruang terbuka? tentu beda dgn pedesaan yg sehari2 hidup dekat dgn alam. Mohon pencerahannya. Terima kasih 😊 πŸ™


πŸ‘³πŸ½ Ust. Aad

1⃣ Pada dasarnya pendidikan anak di bawah 7 tahun adalah di rumahnya, sehingga jika akses ke ruang terbuka atau alam bebas terbatas, itu tak terlalu bermasalah pada anak usia tersebut. Yang penting bagaimana mengoptimalkan eksplorasi anak pada apa-apa yang terdapat di dalam rumah.

Jadi konsep belajar bersama alam harus dipahami dalam dua konteks : pertama, alam yang dimaksud adalah segala sesuatu yang alami (natural); Kedua, harus dipahami bahwa ruang tamu adalah alam, meja adalah alam, kamar adalah alam, halaman belakan adalah alam.

Ketika anak akan menjelang usia tujuh tahun, yang harus dipersiapkan adalah modalitas dasar untuk memasuki usia latihan (tadrib), seperti konsentrasi, pengendalian gerak, menarik garis lurus, menarik garis lengkung, membedakan ukuran, membedakan warna, membedakan bentuk dan sebagainya. Disiplin juga mulai diperkenalkan menjelang usia tujuh tahun.

Namun, keberhasilan untuk mempersiapkan kemampuan berlatih juga sangat ditentukan dari apakah hak-hak anak cukup terpenuhi pada usia 0-7 tahun, seperti hak bermain, hak individualitas, hak untuk berkreasi dsb.

Tentang pendidikan yang tak bisa dilakukan oleh orangtua kandung, pada dasarnya berlaku dua prinsip : Pertama, jika kedua orangtua kandungnya masih hidup secara wajar, maka pendidikan berbasis fitrah hanya akan Allah ilhamkan kepada orangtua kandungnya. Namun, jika kedua orangtua kandungnya meninggal atau memiliki kendala pendidikan yang bersifat permanen, maka Allah akan menjadi pengganti kedua orangtuanya.

Mensejalankan pendidikan di sekolah dengan di rumah memang bukan hal yang mudah. Untuk itu, cermatilah sistem dan metode pendidikan di sebuah sekolah, sebelum memutuskan untuk memasukkan anak ke dalamnya. Dan rajin-rajinlah berkomunikasi dengan sekolah untuk pendidikan anak-anak kita ✅

 πŸ‘©πŸ» Host

2⃣ Bagaimana memberlakukan Hukuman pada Anak dengan Tidak menciderai Fitrahnya

Bunda Sherly - Malang
Bunda Yulia - Bekasi

1. Assalamualaikum Ustadz,
Dijelaskan bahwa hukuman dan hadiah termasuk behaviouristik, yg mana metode ini krg tepat untuk mendidik anak. Padhl Yg kita tahu anak sangat senang diberi hadiah. Dan salah satu alasan kenapa anak sekarang suka main d gadget Krn gadget memberi perhatian dan perhargaan pada anak. Bagaimana menyikapi hal ini terkait pemberian hadiah pd anak? πŸ™

2. Sy pnh baca resume HE, klo anak 0-7thn blm blh dikenalkan dgn hukuman. Tp sy jg pnh membaca artikel mendidik anak lupa sumbernya siapa, bila anak melakukan kesalahan kita memberi dia hukuman kecil misal tdk blh menonton, main, atau berdiri selama 5 mnt agar si anak tau kesalahannya dmn. Sebaiknya bgmn y? Mohon pencerahan.

πŸ‘³πŸ½ Ust. Aad

2⃣ Pada anak anak 0 sd 7 tahun, pendekatan hukuman bukanlah pendekatan yang utama. Akan lebih baik jika pada anak seusia tersebut diperkenalkan consequential learning : tangan mencencang - bahu memikul. Biarkan anak merasakan akibat dari perbuatannya : jika main air basah, jika main api terbakar. Sejauh hal itu tak membahayakan jiwa harta dan kehormatannya.

Sedangkan tentang ganjaran atau hadiah, hal itu sudah boleh diberikan sejak dini. Hadiah tersebut tidak selalu bersifat kebendaan, tapi bisa juga berbentuk pujian dsb. Dan perlu diusahakan bahwa hadiah tersebut juga bagian dari konsekuensi perilaku.

Untuk anak 0 sd 7 tahun pada dasarnya hukuman tak akan terlalu efektif, karena usia tersebut adalah usia negativistik atau usia perlawanan : di suruh ke kanan malah bergerak ke kiri.

Yang bisa dilakukan pada anak-anak seusia itu jika melakukan hal-hal negatif adalah, nasihat, teguran dan, sekali lagi, consequential learning : jika kasar pada orang lain, maka akan dikasari orang lain atau dimusuhi.

Saya tentunya juga tak setuju bahwa kenakalan anak pada usia 0 sd 7 tahun dibiarkan begitu saja, sebagaimana yang belakangan sering terjadi. Namun, mengapresiasi kebaikan anak adalah bentuk pembelajaran tentang yang mana yang boleh dan yang tidak boleh. ✅

 πŸ‘©πŸ» Host

Jawabannya yg sangat menginspirasi😍, Kami lanjut pertanyaan ketiga ya Ustadz...

πŸ‘©πŸ» Host

3⃣ Bagaimana melatih Emosi dan sisi Egosentris Anak

Bunda Yardha - Surabaya
Bunda Ludfi - Solo
Bunda Ria Hayati - Surabaya

1. Usia 0-7 th identik dengan tumbuhnya egosentris dalam diri anak. Ustadz, bagaimana menyikapi egosentris dua anak 4 dan 6 tahun yang sama-sama tidak mau mengalah tanpa mencederai fitrah mereka?

2. Bagaimana mensikapi anak usia 2th yg sedang seneng2nya membantah dan mudah marah bahkan memukul?
Jazakallah atas jawabannya ustadz.

3. Lalu ttg adab, saya kesulitan betul mengajarkan anak untuk tidak iri dg mainan temannya pun rebutan mainan,  mengajarkan untuk tidak memukul orang tua (biasanya krna gemas),  bagaimana teknik mengajarkan adab itu?

πŸ‘³πŸ½ Ust. Aad

3⃣ Ada dua ciri pada anak 0 sd 7 tahun, dan hal ini saling berkaitan : egosentrisme dan negativistik. Dikatakan berkaitan karena perilaku negativiastik (melawan, memukul, marah) adalah bagian dari pengembangan ego dan konsep diri.

jadi, ketika seorang anak tak mau mengalah, berebut mainan, saling membantah satu sama lain, jika itu terjadi dantara anak sesama usia 0 sd 7 tahun, maka tugas kita hanya satu : biarkan, perhatikan dan amati. Jika perilaku tersebut sampai membahayakan jiwa, harta dan kehormatan, saat itulah kita mulai intervensi turun tangan.

Namun, jika konflik tersebut terjadi antara anak usia 0-7 tahun dengan anak di atas 7 tahun, maka kita harus memberikan pengertian pada anak di atas 7 tahun untuk mengalah, selama tak mengganggu hak-hak asasinya.

Patut untuk kita pahami bahwa pertengkatan, perebutan bahkan perkelahian diantara anak, apalagi bersaudara, adalah cara mereka untuk saling didik dan saling berkasih sayang, walau dengan cara yang kita tak mengerti dan memusingkan. Jadi, sejauh bisa dibiarkan, biarkanlah.

Tentang pendidikan adab atau akhlaq, dalam tata urutan pendidikan Islam ini adalah tahap pendidikan terakhir, dan bukan pada usia 0-7 tahun. Pada usia 0-7 tahun titik tekannya adalah pendidikan aqidah yang berbasis pada cinta kebenaran dan benci kebatilan.

Adab-adab pada usia ini lebih banyak diberikan secara tak langsung, baik melalui keteladanan, cerita-cerita, lagu-lagu dsb. dalam hal ini ada prinsip yang perlu diperhatikan :

"Adab anak adalah adab orangtuanya. Emosi anak adalah emosi orangtuanya. Agresivitas anak adalah agresivitas orangtuanya. Ayahbuda yang mauthma'innah cenderung mewujudkan anak yang muthma'innah pula" ✅

πŸ‘©πŸ» Host

Terimakasih ustadz..
Kami lanjut pertanyaan ke-4...

4⃣ Bagaimana membangkitkan dan melatih Fitrah Keimanan Anak

Bunda Ria Hayati - Surabaya
Ummu Alfatih - Semarang
Laras - Bekasi
Ummi Rahmi - Kendari

1. Assalamualaikum
Perkenalkan saya ria hayati dg 1 anak laki-laki usia 2  thun.
Pertanyaan saya; sebelumnya di sebutkan bahwa usia 2-7 adalah golden age anak untuk meningkatkan fitrah iman, dan waktu yg tepat untuk mengajarkan adab. Sedangkan saya saat ini kesulitan untuk memulai hal tsb (meningkatkan iman dan mengajarkan adab). Ttg iman, apa n bagaimana cara yg sebaiknya kita lakukan? Biasanya saya hanya memperlihatkan kpd anak saat saya sholat,  mengaji, pun berdoa ; sejauh ini respon anak kadang mencontoh kadang acuh, bagaimana memastikan si anak mengenal konsep iman?

2. ✍ apakah anak yang "nakal" yang terjadi pada usia 11tahun contoh. ~ pemalas terutama belajar dan sholat~suka membantah~bicara kasar. Apakah itu terjadi karena fitroh anak 0-7thn yg tidak berkembang dengan baik?lalu bagaimana mengembalikan  dan membersemai fitroh tsb untuk saat ini.seolah sudah terlambat. Mohon penjelesannya. Syukron katsiiro.

3. Assalamualaikum ust.
Apa yg terjadi apabila salah satu dari pendidikan fitrah pra-aqil baliq 0-7th tdk terlaksana? Apakah pertumbuhan anak akan mengalami ketimpangan? Misal, dlm fitrah keimanan tdk terlaksananya tadabur alam...
Jazakillah ust πŸ™πŸ»

4. Assalamualaikum, salam kenal bunda sy ummi rahmi dr kndari
Pertaxann u ustad hari😊
Melatih anak sejak dini dgn kebiasaan baik apakah termasuk bagian dr menumbuhkan fitrah, mis...menggunakan hijab krn sbgian orng mngatakan,..."kasian bu anakx nnti kepanasan belum tau jg alasanx knp berhijab...nnti klw sdh besar jg jika sdh tau alasan pake hijabx pasti bakal pake juga".

πŸ‘³πŸ½ Ust. Aad

4⃣ Inti pendidikan fitrah anak pada usia 0 sd 7 tahun ada dua : pendidikan keimanan dan individualitas. Dan kedua hal ini sangat berhubungan. Sulit mengharapkan keimanan yang kokoh jika ego anak rapuh.

Pendidikan aqidah dan keimanan ini sangat esensial, karena sangat menentukan pendidikan-pendidikan fitrah yang lainnya. Manusia hanya akan mengenal fitrahnya jika dia mengenal Tuhannya.

Oleh karena itu, tak perlulah terlalu terburu-buru mencampur pendidikan fitrah keimanan anak dengan pendidikan-pendidikan lainnya, seperti syari'ah, muamalah, adab dsb.

Bukan apa-apa, pendidikan keimanan itu sangat penting dan butuh fokus, Ia adalah pondasi dari sebuah rumah dan akar dari sebuah pohon. Kita akan mengalami kesulitan dalam pendidikan fitrah lainnya, ketika landasan imannya rapuh.

Contoh : betapa sulitnya kita mengajarkan anak amal apapun, jika niat tak diajarkan sebelumnya. Karena "setiap amal itu bergantung pada niat" (hadits)

janganlah kita jadikan anak-anak kita seperti mobil mogok, yang baru akan bergerak jika kita dorong. Biarlah mereka menjadi supir atas mobil mereka sendiri, dan itu modalnya adalah fitrah keimanan.

Tentang pendidikan syari'ah, seperti penggunaan hijab, seluruh kitab pendidikan anak dalam Islam mengajarkan bahwa itu baru perlu diajarkan dan dilatihkan saat anak telah berusia 7 tahun. Berikanlah hak anak kepadanya. Jangan sampai kelak anak kita komplain kepada Allah karena haknya pernah kita ambil, seperti memakai pita rambut sebelum usia 7 tahun.

Begitu pula tentang pendidikan adab. Adab sebagai kaidah yang diajarkan, baru diajarkan pada usia mumayyiz, yaitu 7 tahun ke atas. Sedangkan pada usia sebelum itu, biarlah adab menjadi refleksi dari aqidahnya, dan menjadi peniruan dari adab ayahbundanya.

Andai ada fitrah-fitrah anak yang tak berkembang baik pada usia 0-7 tahun, tentunya itu akan berdampak pada pendidikan dan perilaku anak sesudahnya. Jika itu terjadi, mari kita sempurnakan semampu yang kita bisa. Sisanya adalam minta ampun pada Allah, dan meminta Allah untuk mengkoreksi dan menyempurnakannya. Karena Allah adalah murabbi alam semesta (Rabbul 'aalamiin) ✅


πŸ‘©πŸ» Host

 Meminta ampun pada Allah atas khilaf yg dilakukan orangtua dan meminta Allah untuk mengkoreksi dan menyempurnakannya. Karena Allah adalah murabbi alam semesta (Rabbul 'aalamiin)...

Kami bold kalimat ini sebagai pengingat kami..

Lanjut ke pertanyaan kelima ustadz..

5⃣. Melatih Kemandirian Anak sesuai Fitrah

Bunda Suci - Surabaya
Bunda Ludfi - Solo

1. Bagaimana cara menyakinkan suami dan sy sendiri bahwa anak2 perlu mandiri dan mereka diberikan kebebasan berkreasi sendiri,  kami menyadari kalo kadang sbg ortu protektif tapi kami khawatir saja trhdp mereka yg blm tahu bahaya.
Maturnuwun πŸ™

2. bagaimana menumbuhkan kembali kemandirian anak usia 5th? Dulu usia 2-3th banyak yg sudah dikerjakan sendiri tapi semakin besar malah semakin bergantung sama ortunya. Ntah karna malas atau memang ingin selalu diperhatikan sama ortu.karna anak ini juga sering minta gendong, dipangku. Jadi sering rebutan sama adiknya (2th).
Jazakallah khoir.

Jazakallah atas jawabannya ustadz.

πŸ‘³πŸ½ Ust. Aad

5⃣ Seharusnya tak perlu ada istilah "menyatukan persepsi" antara ayah dengan bunda dalam mendidik anak-anak. Karena seharusnya visi, misi dan strategi pendidikan anak adalah tanggung jawab ayah, tentunya setelah mendapatkan masukan dari bunda.

Seorang suami pada dasarnya baru bisa diyakinkan sesuatu jika diberikan argumentasi-argumentasi dan alasan-alasan rasional. Untuk itu, jelaskan pada suami bahwa anak berusia 0-7 tahun adalah anak yang memiliki dunianya sendiri, penuh fantasi, imajinasi dan kreativitas. Mari kita ingat tentang diri sendiri pada saat berusia tersebut.

Ingatkan juga pada suami bahwa pada setiap manusia telah ada naluri untuk mempertahankan diri, menyelamatkan diri dan menghindari bahaya. Ini sifatnya naluriah. Jangankan anak kecil, bayi dalam perutpun telah memilikinya. Jadi janganlah terlalu cemat berlebihan. Tugas ayah bunda adalah membiarkan, mengamati dan mengawasi. Intervensi bisa dilakukan saat perilaku anak telah membahayakan, jiwa, harta dan kehormatannya.

Tentang kemandirian anak, pendidikan kemandirian baru akan terjadi di usia 7 tahun ke atas. Yang dibutuhkan oleh anak usia 0-7 tahun adalah kemanjaan. Anak yang cukup kenyang dengan kemanjaan pada waktunya, insya Allah akan mandiri dan percaya diri pada waktunya.

Jadi wajar jika anak ibu tiba-tiba kembali manja, setelah sebelumnya ia sempat mandiri. Ia sedang mengambil hak-haknya kembali. Saya agak terkejut bahwa anak usia 2-3 tahun telah mandiri. Karena anak yang mandiri terlalu dini biasanya akan berkembang menjadi anak yang miskin emosi, buruk empati, kurang percaya diri, dan mudah terkena penyakit. Beruntunglah sang anak segera menuntut haknya sebelum usia 7 tahun. Jika telat, justru lebih susah untuk menutupinya.

Mari kita sadari bahwa manusia jauh lebih unggul daripada hewan adalah karena manusia terlambat mandiri dibandingkan hewan. Hewan hanya butuh maksimal satu tahun untuk mandiri, sedangkan manusia butuh belasan tahun. Terlambatnya manusia mandiri menyebabkannya diasuh lebih lama, sehingga jauh lebih unggul ✅

πŸ‘©πŸ» Host

Afwan Ustadz msh ada 3 pertanyaan lagi, apakah masih bisa dilanjutkan?

πŸ‘³πŸ½ Ust. Aad

Kayaknya dicukupkan dulu, karena ada kulwap lainnya.

πŸ‘©πŸ» Host

Baik Ustadz...

Terimakasih Ustadz telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmunya bersama kami disini.

Semoga Ustadz sehat selalu dan diberi umur serta ilmu yang berkah dan dibalas Allah dengan berlipat ganda.

Untuk sisa pertanyaan yg belum terjawab, jika ustadz berkesempatan menjawab, Insya Allah akan kami susulkan dalam resume πŸ˜ŠπŸ™πŸ»

Jazakallah khairan katsira Ustadz..

Terima kasih juga kami haturkan kepada Ayah Bunda yang telah menyimak dan tim Matrikulasi yang bertugasπŸ™πŸ»πŸ™πŸ»

πŸ‘³πŸ½ Ust. Aad

Aamiin. Wa iyyaki

Wa alaikumus salam wr. wb.

 πŸ‘©πŸ» Host

Kita tutup dengan ucapan hamdallah...

Alhamdulillahirabil'alamin...

Dan doa kafaratul majelis


Ψ³ُΨ¨ْΨ­َΨ§Ω†َΩƒَ Ψ§Ω„Ω„َّΩ‡ُΩ…َّ وَΨ¨ِΨ­َΩ…ْΨ―ِΩƒَ Ψ£َΨ΄ْΩ‡َΨ―ُ Ψ£َΩ†ْ Ω„Ψ§َ Ψ₯ِΩ„Ω‡َ Ψ₯ِΩ„Ψ§َّ Ψ£َΩ†ْΨͺَ Ψ£َΨ³ْΨͺَΨΊْفِΨ±ُΩƒَ وَΨ£َΨͺُوْΨ¨ُ Ψ₯ِΩ„َيْΩƒَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)


Kami yang bertugas mohon undur diri☺πŸ™πŸ»

Wassalamu'allaikum Wr. Wb..

#######-----------------##########

Tidak ada komentar:

Posting Komentar