Selasa, 31 Januari 2017

Hari ke 6 Gamel level 1 "Komunikasi Produktif"

Bismillahirrokhmanirrokhim.....

Hari ke 6

CIDERA KAKI

Hari / tanggal : Minggu, 29 Januari 2017

Dan hari libur bunda masih berlaku, 😍😍 setiap sabtu minggu selain jalan santai ada agenda lain yang biasa kita lakukan bersama, ntah itu seminar parenting, kajian islami, pertemuan IIP, pertemuan HEbAT Community, atau banyak lainnya. Itu adalah demi melakukan tugas kami belajar menjadi orang tua yang hebat untuk anak - anak kami, Amin..

Kali ini ada acara free di masjid Agung Attin TMII, undangan terbuka ini bertemakan "Sehat Cerdas Bersama Al-Quran". Dalam label belajar kami, apa pun yang gratis sikaat 😁😁, kalau pun ada yang berbayar pasti kita oke, untuk daftar dan datang ke acara tersebut, niat kita 1 "Belajar menjadi orang tua hebat". 😊😊😊

Baca Brodcast dari saudara kurang lebih seperti ini :

" SEHAT DAN CERDAS BERSAMA AL QUR AN"

Metode belajar menghafal Al Quran dengan Otak Kanan. 
"Metode Cara 2 Pekan hafal 1 juz Insyallah."
➡ Mencerdaskan otak kanan dan otak kiri dengan Al Quran.  
➡ Cara mudah menghafal dengan otak kanan.
➡ Ruqyah untuk kesehatan sesuai AlQuran dan Sunnah Nabi SAW
➡ Cara menghafal agar terhindar dari sifat pikun
➡ Relaksasi Qur'any mengobati sakit medis.
➡ Cara menjadikan anak cinta hafal Al Quran
~ Senam otak dan latihan fokus untuk konsentrasi.

Insya Allah  bertempat di
πŸ•Œ Masjid Agung ATTIN TMII (Ruang Seminar Lantai 1 )
 Taman Mini Indonesia Indah. TMII Jakarta.

Pukul 10.00 - 13.00 WIB
FREE

Kata - kata penambah semangat kita hehehe, saya mah yang penting ilmu nya inshallah bakal manfaat dunia akhirat.
Bunda uda prepare mandiin adek dari jam 8, trs siapin semua kebutuhan adek selesai jam 9. Terus bunda mandi dan siap - siap, kemudian tiba - tiba karena ada kontraksi dalam perut #mules πŸ™ˆ buru - buru deh ke kamar mandi, eeh kepleset karena licin, dan tragedi kecelakaan di kamar mandi pun terjadi,
😲😲Terjadi cidera kaki, kaki sebelah kanan dengan luka terbuka kurang lebih 2 cm, kemudian terjadi perdarahan luar /terbuka cukup banyak. Tindakan yang dilakukan yaitu penekanan di area luka tersebut, penekanan beberapa menit hingga perdarahan berhenti, kemudian evaluasi dan ditutup dengan handsaplas. #NoPicture

Karena kaki terus nyut - nyut mau jalan aja pincang akhirnya, gak jadi deh pergi ke acara itu. Pak suami pun membantu merawat luka ini, hehehe kemudian karena ada beberapa bekas darah tercecer di lantai........

bunda : yah, minta tolong itu donk darah nya kemana - mana, takutnya kena kaki.
ayah : Iya sayang,

Terus bekas darah yang bercecer di lantai beliau pun yang membersihkan, meskipun ada si mbak yang bantu - bantu dirumah, tapi beliau pak suami yang pegang dan bersihkan sendiri.
😘😘😘

Kemudian sampai sore kita mengobrol saja di kamar, dan bermain sama si dede.

#Day6
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip




Hari ke 5 Game Level 1 "Komunikasi Produktif"

Bismillahirrokhmanirrokhim...

Hari ke 5
AGENDA JALAN SANTAI KAMI



Hari/ tanggal : Sabtu, 28 Januari 2017

Setiap hari sabtu adalah hari yang aku nanti - nantikan, maklum si emak *saya maksudnya, bisa libur, bebas tugas untuk nyiapin bekal pagi untuk si ayah. Jadi hari sabtu dan minggu adalah moment saya bermalas - malasan #eeh πŸ™ŠπŸ™Š lebih tepatnya sih moment kebersamaan quality time, saya, suami, dan Fathan.
Lari pagi menjadi agenda kita pagi hari, mungkin lebih pas nya sih jalan santai pagi hari, meskipun terkadang agak kesiangan, karena harus siapin perlengkapan si dede 😊
Tapi, jam berapa pun kita jalan santai ini adalah moment yang selalu saya tunggu - tunggu, moment dimana akan ada banyak hal yang kita obrolkan disepanjang jalan.
Rute jalan kita hari ini adalah "mau ke pasar aja" πŸ˜ƒ soalnya agak mendung nih, maklum bawa si dede pakai stroler harus nyari - nyari tempat neduh kalau hujan turun. 

Perbincangan kami selalu dimulai dari beli rumah, hehehe rumah adalah mimpi kita sekarang, mempunyai rumah sendiri untuk membangun keluarga kecil kita ini menjadi keluarga yang mandiri, menempatkan peran kita masing - masing di rumah kita sendiri, sehingga hak dan kewajiban kita bisa terlaksana dengan lebih bermakna. Amin..

Di sepanjang jalan menuju ke pasar, kita berjalan melewati komplek perumahan, melihat kanan kiri berjajar rumah - rumah, selalu ada kata bincang di situ... 

Bunda : Nih rumah model gini nih yah, bagus ya.. nyaman, santai.
Ayah : hohho iya model klasik gitu, model rumah lama, dari kayu.
Bunda : ada gazebo di atas rumah ya sayang, buat dinner makan malam kita, terus mimpi bunda gitu ya, kalau rumah kita 2 lantai, lantai bawah kita jadiin sekolah TK, waaah asik banget, kan jadi rame..
Ayah : hmmmmm
Bunda : jadi menikmati masa tua, tidak merasa sepi.
Ayah : kalau nanti uda pensiun paling suka nya mancing, trs tidur..
Bunda : πŸ˜’πŸ˜’πŸ˜’πŸ˜’πŸ˜’ *heheh itu gaya bercanda kami.

sepenggal obrolan kita di atas, biasanya kalau lihat mobil ntar ganti mobil yang jadi impian, terus motor, terus usaha, terus terus terus terus aja deh.. 
dan si adeg pasti tidur dengan nyenyak nya, 
oh iya, bagaimana setelah sampai pasar? belanja makan bubur terus pulang, 😁 seperti yang saya bilang tadi karena hari sabtu minggu adalah hari libur bagi saya dan suami, makan pun nyari sarapan di luar.. 😊😊

ini costume jalan santai ala ala si bebe karena mau pergi ke pasar, 
biasanya costume olahraga lengkap tuh..

#Day5
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


Senin, 30 Januari 2017

Hari ke 4 Game Level 1 "Komunikasi Produktif"

Bismillahirrokhmanirrokhim..

Hari ke 4

Mandi with Dady
Hari / tanggal : Jum'at, 27 Januari 2017

Obrolan pagi ini setelah shalat subuh, karena si sayang semalem habis lembur kerja jadi berangkat agak siang hari ini..

Bunda : sayang, mau aku masakin soto ya,
Ayah : Soto apaan?
Bunda : Soto ayam koya, hohooh kemarin habis intip - resep, mau ya?
Ayah : Kemarin kayaknya ayah share resep ayam banyak deh, kenapa yang mau dibikin malah yang laen yag πŸ˜…
Bunda : hohoho yaach, bahan nya belom lengkap. hehehe #dengantatapanmatakedip-kedip *alasan klasik.

Berbekal resep Soto Mie Koya dari Cookpad πŸ˜ƒ first time mau cobain bikin sendiri nih resep soto koya nya, * jadi Ini dalam rangka mau nyenengin suami 😘😘

Pagi - pagi uda siapin amunisi bahan untuk masak, dan cap cip cup cap cip cup, tangan sakti beraksi di dapur.


Kemudian beberapa saat si adeg dan si ayah ke dapur,
ayah : Bund  bunda dede manggil - manggil tuu
bunda : baaaaaa, kenapa adeg sayang?
ayah : bunda sibuk sendiri ihhh
bunda : sebentar ya, uda risih ya mau mandi dede ya? mandi sama ayah gih
ayah : laah
bunda : iya lah
dan taraaaaaaa this is it 😘😘😘😘

Dari awal menikah kami pun sudah mempunyai komitmen untuk saling bantu dalam urusan apa pun, tentang rumah tangga, dan terutama tentang anak. apa dan bagaimana tugas itu sebisa mungkin kita sendiri yang akan handle, sampai - sampai waktu selesai melahirkan dulu popok adeg pun yang nyuci si suami, hehehhe LOVE You SO Much 😘

#Day4
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kamis, 26 Januari 2017

Hari ke 3 Gamel Level 1 "Komunikasi Produktif"

Bismillahirrokhmanirrokhim....

Hari ke 3

Botol Minyak Telon Vs Teether

πŸ˜„ Hello Sunshine...
Kali ini Botol minyak telon vs teether, πŸ˜€ tiba - tiba si adek bisa antusias banget sama itu botol minyak telon, kenapa ya?

sampai - sampai si botol minyak telon kalah sama pamor teether yang baru dibeliin si ayah πŸ˜‚




Bunda : "Adek sayang, anak pintar.. gak perlu beli maenan ya nak, pakai aja botol minyak telon.. πŸ˜†"

waktu bunda minta eh si adek nangis, hehehe 

Adek : "Bunda adek masih mau maen botol minyak telon tuuu" *terjemahan
Bunda : "ooh iya deh, ini buat adek.. oh iya, Bunda mau baca dongeng aaahhh... siapa ya yang mau ikuut???" *hehehe yang ini karangan kami, "bunda dan fathan" 😘

Bunda kira pasti adek sangat antusias nanti nya dengan buku, doa kami untuk mu nak.. Cintailah buku sebagai sumber ilmu 😘 Buku Jendela Dunia Mu, I LOVE YOU.

Itu bukan susu ya nak 😁😘



Rabu, 25 Januari 2017

Materi 12 Matrikulasi HEbAT Community "Teknik HE Post Aqil Baligh Usian > 15 Tahun"

πŸ“š Materi Pokok 12 πŸ“š

Teknik Pendidikan Post Aqil Baligh Usia> 15 tahun

SME: 
Ibu Septi Peni Wulandani

====================

Tema aktivitas anak-anak di susia 15 th > ini adalah KAYA KEGIATAN. 

Perbanyak aktivitas anak-anak yg mereka bener-bener merasa enjoy. Di usia ini anak-anak diajarkan unt tuntas melakukan pilihan kegiatannya. 

Apa yg sdh dipilih harus diselesaikan. Tidak boleh setengah-setengah. Perkara nanti mau ganti aktivitas yg lain silakan, syaratnya yg pertama harus selesai.  It's nice to do what you love, but the secret of life is to love what you do.

Dari sisi visi dan misi hidup, anak-anak aqil baligh sudah menemukan potensi dirinya dan mampu mengembangkan potensi diri, potensi alam dan potensi zaman. Uruan Iman, Adab, Akhlak dan Bicara sudah tidak di mulai dari awal. Anak-anak yang sudah masuk aqil baligh ini tinggal mengimplementasikan ke 4 hal tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Karena anak-anak aqil baligh ini sudah harus mengusung visi peradaban. 

Anak aqil baligh ini sudah harus melatih kemampuan mengadabkan manusia, mampu mengadabkan alam, zaman, dan memiliki akhlak mulia. Karena misi kehidupan para aqil baligh tidak akan jauh dari misi hidup Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak
manusia. 

Maka mereka akan memiliki peran peradaban:

1. Sebagai khalifah fil Ardh

2. Mampu memikul kewajiban syar’i secara individu dan social

3. Menjadi muzakki

Di usia aqil baligh para alim ulama sepakat bahwa apabila kita masih menyediakan segala keperluan pribadi anak, termasuk kebuthan dasarnya, maka sifatnya bukan wajib melainkan sedekah. Anak-anak sering diajak melihat case case kehidupan di sekitarnya, kemudian menjadi problem solving. 

Contohnya:

kemacetan di Bandung, challenge: andaikan kamu yang pegang Bandung, apa yang akan kamu lakukan?

Kemudian di break down dengan langkah kecil ang bias dia lakukan sekarang. Lama-lama anak akan jadi project based talent leader.

Di titik ini anak sudah dibekali ilmu ikhtiar dan rizqi, sehingga saat 15 tahun ke atas anak paham bahwa bukan tugas kita mengkhawatirkan rizqi, melainkan menyiapkan jawaban “dari mana” dan “untuk apa” atas tiap karunia. Ikhtiar itu bagian dari ibadah, sedangkan rizqi itu urusan Allah. Ikhtiar itu laku  perbuatan yang harus dilakukan sungguh-sungguh, rizqi itu kejutan dari-Nya.

Semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak-anak kita, maka semakin cepat anak-anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’I termasuk diantaranya haji dan nikah di usia muda. Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan dipanggil oleh Allah SWT, melainkan Allah  akan “memampukan” orang yang terpanggil.

======================

Materi 11 Matrikulasi HEbAT Community "Konsep HE Post Aqil Baligh Usian > 15 Tahun"

πŸ“š Materi Pokok 11πŸ“š


KONSEP HE POST AQIL BALIGH USIA >15 TAHUN

Oleh :
Ibu Septi Peni Wulandani

Narasumber:
Ust. Adriano Rusfi

===================
Usia 15 tahun ke atas ini anak-anak kita sudah bukan anak-anak lagi, karena mereka sudah masuk aqil baligh, Insya Allah. Anak-anak ini  sudah menjadi individu yang sama dengan orangtuanya. Sama-sama memiliki tanggung jawab sosial dan memikul kewajiban syariah selaku individu aqil baligh. 

Di usia ini hubungan kita dengan anak-anak harus bisa menjadi sahabat. Tidak boleh terlalu ikut campur tangan urusan mereka, arena kita pun juga tidak terlalu suka jika orang lain ikut campur urusan kita.

Prinsipnya “apa yang kita tidak suka orang lain perlakukan kepada diri kita, maka jangan lakukan pada anak kita yang sudah aqil baligh ini”.

Anak-anak aqil baligh sudah mulai melatih kemampuan mengadabkan manusia, mampu mengadabkan alam, zaman, dan memiliki akhlak mulia. Karena misi kehidupan para aqil baligh tidak akan jauh dari misi hidup Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak manusia.

Peran peradaban ada 2, yaitu 

1. Peran peradaban personal dan

2. Peran peradaban komunal. 

Peran peradaban personal sebagai hasil dari pendidikan fitrah personal, sementara fitrah peradaban komunal sebagai hasil mengintegrasikan pendidikan fitrah personal dan fitrah komunal secara kolektif. 

Peran peradaban personal adalah Rahmatan lil Alamin (green and peace) dan Bashiro wa Nadziro (solution maker, reminder).

Peran peradaban komunal adalah Ummatan wasathon (mediator, orchestrator and integrator) dan Khoiru Ummah (best community model).

Fitrah keimanan, anak usia 15 tahun ke atas sudah menjalankan perannya sebagai khalifah fil ardl.

Mereka sudah mampu memikul kewajiban syariah secara individual dan sosial (masa taklif). Penanaman iman, akhlak, adab, dan bicara sudah harus matang tertanam di diri anak-anak. 

Anak anak yang sudah masuk aqil baligh ini tinggal mengimplementasikan ke 4 hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Karena anak-anak aqil baligh ini sudah harus mengusung visi peradaban.

Bagaimana dengan fitrah belajarnya? Anak-anak usia 15 tahun ke atas sudah harus bisa mengimplementasikan ilmu yang dia dapat untuk kemaslahatan dirinya, keluarga dan umat. Sehingga bekal ilmu yang bermanfaat akan makin dia cari dengan motivasi internal, bukan lagi eksternal motivation.

Fitrah Bakat anak-anak di usia 15 tahun ke atas seharusnya sudah menemukan passionnya, mereka akan mengembangkaΓ± diri dan passionnya bersama dengan para mentor / chaperon sesuai dengan bidang keahliannya.

Fitrah Perkembangan anak-anak sudah tumbuh dengan berbagai aktivitas fisik. Jika mungkin yang disunahkan Rasul yaitu berenang, memanah, dan berkuda. Menjaga tubuhnya ala Rasul. Makan cara rasul, tidur cara rasul, dan pengobatan cara rasul.

Di titik ini anak sudah dibekali ilmu ikhtiar dan rizqi, sehingga saat 15 tahun ke atas anak paham bahwa bukan tugas kita mengkhawatirkan rizqi, melainkan menyiapkan jawaban “dari mana” dan “untuk apa” atas tiap karunia. Ikhtiar itu bagian dari ibadah, sedangkan rizqi itu urusan Allah. Ikhtiar itu laku perbuatan yang harus dilakukan sungguh-sungguh, rizqi itu kejutan dariNya.

Semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak- anak kita, maka semakin cepat anak-anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’i termasuk diantaranya haji dan nikah di usia muda.

Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan dipanggil oleh Allah SWT, melainkan Allah akan “memampukan” orang yang terpanggil.

======================                        
[11:05, 1/26/2017] Hebat Noni Hasna Rana Fasil: 

Hari ke 2 Game Level 1 "Komunikasi Produktif"

Bismillahirrokhmanirrokhim.......

HARI KE 2
Buku Untuk Adek

Hari / tanggal : Rabu, 25 Januari 2017

Tadi siang ada seorang teman posting di Facebook tentang buku "Ensiklopedi Bocah Muslim", salah satu buku tentang tokoh muslim yang saya lirik, dalam hati "bagus nih buat si adek belajar nanti nya, si bunda nya bakal kerja keras untuk berlatih mendongeng, dan bercerita, tantangan buat bunda 😊".

Kemudian Whatsapp si ayah,

Bunda : "Share Foto"
Ayah : Apaan tuh? 
*pertanyaan pertama pasti kayak gitu πŸ˜„ oke ini awal komunikasi produktif 

Bunda : oh iya, ayah itu buku ensiklopedia Bocah Muslim, tadi ada temen share. Nanti kita obrolin dirumah ya 😘
Ayah : ohh Oke,

Dan sepulang ayah kerja, selesai mandi, shalat, makan.
Cerita malam seperti biasa ayah membuka obrolan malam kita dengan kata "Adek belajar apa aja hari ini?" 😊😊
Dan Bunda "😊 Adek tadi maen sama banyak teman lagi yah, si adek jarang keluar rumah, eeh sekarang suka sekali kalau diajak melihat sekitar rumah, bisa ketemu banyak teman"
"oh iya, soal buku tadi yah, Ensiklopedi Bocah Muslim kita lihat deh review di Youtube"
Ayah : "Bagus buku nya, kalau mau beli aja, toh pasti berguna, itu buku ensiklopedia banyak ilmunya, nanti bisa dipakai juga untuk adek nya"

Bunda : "Nah lho πŸ˜‚, hehehe iya, ya"
Ayah : "Kita lanjutkan keturunan dari keluarga sebagai Pendidik πŸ‘ Pendidik untuk anak anak hebat kita"
Bunda :"πŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜‡πŸ˜˜"

Dan kemudian ditutup dengan dengkuran si ayah, serta punggung si adek yang membelakangi bunda, tanda mereka yang terkasih telah terlelap.
I LOVE YOU,

#Day2
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Hari ke 1 Game Level 1 "Komunikasi Produktif"

Game Level Satu KOMUNIKASI PRODUKTIF


HARI KE 1

Hari / tanggal : Selasa, 24 Januari 2017

Seperti biasa obrolan kita malam ini di buka dengan pertanyaan si Ayah "Hari ini adek sudah belajar apa?" 
Senyum ku mengembang dan ku ceritakan keseharian kita hari ini ^^

"Tadi adek habis maen ke tetangga yah, ketemu teman - teman kecil, banyaaaak sekali πŸ˜‰ adek lihat ini itu, perhatiin orang - orang sampek ngenceesss πŸ˜†, adek sukaaa sekali kalau di ajak keluar rumah, banyak yang bisa dilihat, lihat ayam, burung, pohon, kalau adek nangis di ajak keluar rumah langsung diem, mungkin bosen dirumah kali yaa..."

Dan seperti biasa si ayah bermain di kasur dan bercanda dengan Fathan, seperti nya Rindu tidak bertemu seharian.. kalau si ayah nya pulang telat, tuuh Fathan buang muka deh πŸ˜†

Si kecil Fathan baru berumur 5 bulan, πŸ˜„ bunda hanya bisa menebak nebak apa kesukaan adek, peluk hangat dan sayang bunda ketika memberikan ASI buat sang buah hati bunda adalah moment terindah bagi bunda sayang. I Love you..

Cerita Malam ditutup dengan suara dengkur si ayah, lelah sekali sepertinya 😘

#Day1
#Tantangan10hari
#Komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Selasa, 24 Januari 2017

Materi 3 Safari Fasilitator Nasional HEbAT Community "Portofolio Anak"

Materi 2 Safari Fasilitator Nasional HEbAT Community "Keayahbundaan"

Materi 1 Safari Fasilitator Nasional di HEbAT Community DKI "Membersamai"

Materi 10 Matrikulasi HEbAT Community "Teknik HE Pre Aqil Baligh 11 - 14 Tahun"

πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

πŸ“š Materi Pokok πŸ”Ÿ πŸ“š


TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN


Home Education based on Akhlaq and Talents (HEbAT) Community

πŸ“š Resume KulWApp Matrikulasi HEbAT #3 Live dari Regional Barat πŸ“š

πŸ“• Materi Pokok πŸ”Ÿ TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN
πŸ—“ Jum'at, 20 Januari 2017
⏲ 20:00 - 21:30 WIB

πŸ‘³πŸ» SME : Ust. Harry Santosa, M.Si
πŸ™ŽπŸ½ Host : Bunda Siwi (Jogja) dan Bunda Alfin (Bogor)
πŸ“« Admin : Bunda Noni (Banten)
πŸ“ Notulis : Bunda Yuli (Bandung)

πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

πŸŽ“ Profil SME

Harry Santosa, M.Si
πŸ”ΉAlumni FMIPA-UI
πŸ”ΉMenikah dengan Roro Dwi Darodjati
πŸ”ΉAyah dari 5 putra & putri
πŸ”ΉAktivitas yang relevan dgn dunia pendidikan:
πŸ”»Penggiat Pendidikan Rumah (Home Education)
πŸ”»Founder HEbAT Community
πŸ”»Integrator Fitrah Based Education
πŸ”»Dosen di MM-UI dan berbagai universitas (1992-2009)
πŸ”»Pendiri Sekolah Alam Depok (2004)
πŸ”»Pendiri Aulade Kid's Learning Centre (2002)
πŸ”»Penulis buku "Fitrah Based Education"

πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

πŸ“š Materi Pokok πŸ”Ÿ πŸ“š

TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN

Oleh: Septi Peni Wulandani

===================

Pada rentang usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, orang tua memandu anak untuk "kaya akan gagasan", setelah kaya akan wawasan (0-7 tahun).

Orang tua menjadi teman bermain bagi anak, dan anak mulai bisa mempunyai peran dalam keluarga besar dan komunitas.

Pada masa ini, anak boleh bergonta-ganti ide. Pada masa usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, adalah saat untuk menularkan value/nilai dan karakter, karena di usia 7 tahun merupakan masa pembentukan karakter.

Perlu dipahami, bahwa value/nilai keluarga dan karakter tidak bisa diajarkan, namun ditularkan melaui keteladanan.

Pada usia 8-14 tahun, umumnya anak sudah mulai tidak ego sentris.

Pada masa ini anak mulai melihat nilai-nilai sosial, etika-etika dasar dalam ajaran Islam. Pada usia sebelumnya (0-7 tahun) anak sudah mulai diperintahkan shalat.

Rentang usia pendidikan anak usia 8-14 tahun, terbagi pada 2 tahap :

➡Usia 8-10 tahun :

✅mengenal potensi diri,

✅magang/club untuk membuka wawasan sehingga melahirkan gagasan, dan

✅mulai menjalani ibadah syariah.

➡Usia 10-14 tahun :

✅belajar bersama Maestro,

✅magang project,

✅menghebatkan potensi diri, kemandirian, kepemimpinan dan sebagainya.

Anak-anak di jenjang usia 8-14 tahun mulai mengenal “MIMPI apa yang akan dia BANGUN”.

Ada beberapa tahapan yang ditempuh pada fase ini:

✳Pandu anak untuk memahami misi hidupnya dengan cara:

1. Mengajak anak untuk paham “Who am I?”

2. Mengajak anak untuk memahami alam sekitarnya/lingkungannya (kearifan lokal)

3. Mengajak anak untuk memahami zaman saat dia dibesarkan dan prediksi zaman saat anak ‘aqil baligh nanti.

4. Kuatkan aqidah anak akan keberadaan Allah swt.

✳Pandu anak untuk memahami potensi dan bakatnya.

Di bawah ini adalah tahapan yang sudah dipraktekkan oleh Ibu Septi Peni Wulandani dan Pak Dodik Maryanto kepada anak-anak beliau, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Memperbanyak aktifitas anak yang NON-Pelajaran, agar anak cepat menemukan potensi dirinya.

2. Memasukkan anak ke club Talent sesuai dengan potensi yang ditemukan dan diulang terus menerus.

3. Ajak anak menuangkan mimpinya dalam VISION BOARD

4. Memperkenalkan anak kepada beberapa learning model yang berkaitan dengan mimpi anak.

5. Memandu anak-anak untuk membuat Talent based Individual Project.

6. Menularkan Leadership dengan benar.

====================
♻ Disusun oleh Team Fasilitator HEbAT
πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

❓❔ Tanya Jawab ❔❓

1⃣ Mengarahkan potensi bakat dan fitrah belajar
Bunda Yasmin – Palembang
Bunda Saufa – Medan
Bunda Erli – Medan
Ummu Al Fatih – Semarang

1. Assalamu'alaikum.
Ustadz saya mau tanya, saya memiliki 2 keponakan yg rentang usia tsb, mereka kakak beradik. Hampir tiap weekend mereka nginap dirumah, ibu mereka sudah meninggal sekarang tinggal bersama ibu tiri. Pertanyaan nya : Mereka sangat hoby dengan kartun jepang (menonton & menggambar manga, sampai2 gak boleh lihat kertas kosong digambar kartun jepang semua, termasuk buku tulis anak saya). Bagaimana mengarahkan potensi ke2 orang ponakan saya? Apakah hal tsb termasuk hal positif? Krn saya melihat mereka seharian kerjaannya cuma nonton & menggambar. Jazakallah khoir

2. Pada usia 8-14 ini, sampai sejauh mana orang tua harus mendorong anak utk memaksimalkan potensinya? Anak saya,perempuan 7y9m senang menggambar, walaupun hasilnya tidak Excellent (seperti kriteria 4E). Tapi tidak jelek juga. Ketika saya ajak ikut klub menggambar, dia enggan. Kalau saya dorong dengan menggambar dengan tema tertentu juga dia sepertinya kurang suka, maunya menggambar sesukanya. Apakah wajar seperti ini? Orang tua harusnya membiarkan saja atau perlukah sedikit memaksa pada umur 8-14?

3. Assalamu'alaikum wr.wb Ustadz...

✏ Anak saya no.3 perempuan umur 9y, suka sekali tahfidz tetapi tergantung gurunya, kalau gurunya menurut dia enak mengajarnya maka dia bela2 in sekolah tahfidz tp kalau dia gak suka cara mengajarkan, anak saya gak mau sekolah tahfidz.. Apakah sebenarnya tahfidz itu bukan potensi yg hrs kami dukung...?

✏ Anak yg pertama perempuan umur 13y, hobinya membaca dan menggambar...segala buku dibaca, tiada hari tanpa membaca,, apakah ini termasuk potensi dan diarahkan kemana... Jazakillah ustadz atas penjelasannya...

4. Bagaimana mengarahkan anak usia 11 tahun agar bersedia buat belajar. Anak tersebut menyadari bahwa nilai2 ujian disekolahannya tidaklah bagus. Namun sangatlah sulit menyuruh agar rajin2 belajar. Bahkan tambahan les pun tak mau dengan berbagai alasan seperti tempatnya ga nyaman, kwalitas guru yang ga sesuai sampai alasan lokasinya yang jauh. Kami sangat kwatir karena sebentar lagi ujian kelulusan SD. Saat di tanyakan pada anak...mau melanjutkan SMP mana,maka dijawablah 2sekolahan yang bagus secara akademik, dan sangat tidak mudah masuk kesana karena kriteria nilai yang tinggi. Berarti anak tsb telah memiliki bayangan visi atau cita-cita yang dalam benaknya. Namun tidak diimbangi dengan belajarnya. Sangat malas, dan tidak mau di arahakan buat belajar bersama. Padahal saat usia 7-9tahun anak tsb begitu manis,rajin, taat tidak pernah membantah orangtua. Sekarang justru semakin menginjak remaja berbalik semuanya. Gimana bund, selaku orangtua mengembalikan perilaku dan potensi agar tetap baik. Mohon penjelasannya. Jaazakillahu khairan atas jawabannya bund.

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa :

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Dalam framework pendidikan berbasis fitrah, tahapan untuk fitrah bakat ini tidak selalu terkait keistimewaan fisik, tetapi justru lebih banyak terkait keistimewaan sifat. Fitrah bakat juga bukan satu2nya fitrah, masih banyak aspek fitrah lainnya yang harus tumbuh selaras dan seimbang.

Mendidik fitrah bakat dimulai dengan mengenali keistimewaan sifat unik (suka memerintah, suka mengatur, suka bersih bersih, suka ngomong, suka mengatur, suka memperbaiki, suka berbagi dstnya) atau keistimewaan fisik unik (suka olahraga, suka menari, suka memasak, dll) pada usia 0-6 tahun. Beberapa anak memang seolah suka semuanya, namun nanti perlahan terlihat yang paling dominan.

Kemudian sifat unik ini atau fisik unik ini pada tahap usia 7-10 tahun akan bergeser menjadi aktifitas yang relevan dengan sifat tsb, misalnya jika suka mengatur maka akan menjadi aktifitas mengatur orang, mengatur barang, mengatur dokumen dll. Jika sifat uniknya suka merawat, maka menjadi aktifitas merawat hewan, merawat manusia, merawat tumbuhan, merawat barang dstnya. Pada tahap ini anak harus diberikan banyak wawasan kegiatan atau wawasan aktifitas agar bertemu dengan aktifitas yang 4E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn).

Biasanya 2 atau 3 aktifitas. Ingat bahwa Hebat bepum tentu bakat apabila tidak enjoy, begitupula jika enjoy namun nampak tidak easy dan excellent (keren walau sederhana).

Kemudian pada tahap usia 11-14 tahun akan menjadi peran. Di tahap ini ananda sudah fokus pada pengembangan bakatnya dengan sangat serius. Pemberian pendamping bakat (maestro) dan pendamping akhlak (chaperon) adalah kemestian di tahap ini sebagai percepatan menuju kemandirian dan aqilbaligh di usia 15 tahun. Anak yang sudah menemukan bakatnya akan tidak dipengaruhi oleh beban tugas maupun masalah selama pengembangan.

Anak anak kita bisa jadi akan menemukan peran istimewa mereka sendiri yang hari ini tidak ada. Di Zaman tabi'in begitu banyak peran baru lahir spt ahli tafsir, ahli hadits, ahli bahasa, ahli peradaban dll yang di masa Rasolullah SAW tidak ada. Jadi justru kita mendorong ananda untuk menemukan peran unik hebatnya sendiri.

Beberapa catatan,
1. Jika bakat tidak dikenali sampai usia di atas 11- 14 tahun maka proses atau tahapan di atas harus diulangi. Inilah perlunya Portfolio anak sebagai panduan untuk mengamati pola anak dan prosesnya.
2. Peran orangtua bukan membiarkan, namun tetap dibutuhkan untuk membantu mengarahkan agar bakat ini menjadi aktifitas yang produktif bukan hanya hobby. Itulah perlunya memberi wawasan aktifitas (tour de talents) dan pendamping bakat (maestro)
3. Tidak semua anak berbakat akademis, jadi suka belajar tidak selalu suka belajar akademis, bisa jadi suka belajar terkait sifat uniknya. Belajar menjadi pemimpin, belajar menjadi perancang, belajar kuliner dll. Ingat bahwa tiap anak suka belajar.

Ingat selalu 3 R utk setiap kegiatan - Relevan dengan Fitrah, Relation kecintaan yang kuat pada orangtuanya, Reason alasan yang kuat utk melakukan sesuatu. ✅

πŸ™ŽπŸ½ Host:

Luar biasa jawabannya ,Ustadz.. Tidak hanya 4E tapi ada juga 3R

2⃣ Persiapan menuju Baligh

Bunda Anggun - Depok
Bunda Yardha - Surabaya

1. Assalamu'alaikum wr wb
Saat ini, anak2 SD mulai dr usia 10 tahun (terutama perempuan), sudah banyak yg mengalami baligh. Bagaimana menghadapi hal ini, mengingat jika dilihat dr tahapan tumbuh kembang, usia 10 tahun itu baru dididik secara "tegas" mengenai rules? Jika kita melakukan percepatan utk mempersiapkan baligh, apakah tidak menciderai fitrah mereka? Mohon pencerahan nya, Ustadz
πŸ˜ŠπŸ™πŸΌ

2. Ustadz, pada usia 8-10 tahun anak mulai melakukan ibadah syariah. Bagaimana tahapan mengubah pola pikir anak tentang ibadah dari jenjang usia under 7 tahun menuju 8 tahun tentang ibadah syariah misalkan sholat dan puasa...?
Jika biasanya anak sholat dengan gerakan sebisanya yang penting mereka suka sholat terkadang menghadap ka'bah mereka sendiri menuju kepada gerakan sholat yang tuma'ninah tanpa menghilangkan imaji positif yang sudah tertanam...

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa:

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Dalam Islam, sesungguhnya istilah AqilBaligh itu satu paket, artinya jika seseorang Baligh (teraktifasi seksualitas biologisnya) juga teraktifasi Aqil (teraktifasi kedewasaan psikologis dan kemandirian termasuk kemampuan memikil beban syariah).

Problematika hari ini adalah Baligh terlalu cepat dan Aqil sangat lambat. Tentunya ketegasan di usia 11-14 tahun berupa ketegaan memberi anak beban pada kehidupan nyata, dapat diberikan jika fitrah fitrahnya tumbuh dengan baik sejak 0-10 tahun, jika tidak maka prosesnya sebaiknya di ulang sampai dianggap siap sebelum menjalani percepatan antara 11-14 tahun. Contoh, bagaimana pemagangan atau merantau dapat dilakukan jika fitrah bakatnya tidak tumbuh baik atau tidak dikenali. Bagaimana kewajiban mencari nafaqoh dapat diberikan, jika fitrah keimanan dan fitrah bakatnya tidak tumbuh kokoh.

Karenanya prosesnya tidak serta merta, tahapannya sebaiknya ditempuh, begitulah fitrah perkembangan atau sunnatullahnya. Termasuk apakah anak akan suka cita menerima perintah sholat di usia 7 tahun, apabila gairah kecintaannya kepada Allah tidak tumbuh hebat?

Walau sholat diperintah orangtua kepada anaknya di usia 7 tahun, anak sesungguhnya masih belum wajib, namun seiring tumbuhnya fitrah nalar dan fitrah sosialitasnya, anak harus memahami bahwa ada keteraturan dan hukum di alam semesta, bahkan burungpun bertasbih dengan merentangkan sayapnya dan Allahlah sang Hakiman dan Waliyan, karenanya ada perintah sholat di usia 7 tahun.

Maka di baik perintah sholat maupun shaum dan lainnya bisa dimulai di usia 7 tahun, jangan khawatir akan perubahan ini, karena aqal ananda mulai tumbuh pesat. Maka di dalam framework, Tauhid Mulkiyatullah ditekankan pada fase ini, dan fitrah belajar dan bernalar didorong untuk mulai melihat pola keteraturan hukum Allah di alam semesta, fitrah sosialitas pun demikian, ananda sudah memahami bahwa ada konsekuensi dalam masyarakat. ✅

3⃣ Memotivasi anak pre Aqil Baligh

Bunda Hasnah - Medan
Bunda Tantia - Depok

1. Apa yang harus diupayakan orangtua terhadap anak pre aqil baligh untuk menumbuhkan inisiatif dan kesadaran sendiri dalam melakukan kegiatan-kegiatan seperti sholat, mengaji atau kegiatan/tugas lain sebagai anak seperti membantu orang tua yang bersifat sederhana (membereskan buku/mainan yang sudah di pakai) yang memang sudah seharusnya dilakukannya secara sadar tanpa instruksi dari orangtua..

2. Apa yang harus ditanamkan di benak (untuk dijadikan motivasi) orangtua dalam mendidik anak dengan sabar agar tidak manja atau malas dan selalu membuat anak happy dalam melakukan hal apapun dalam rangka pembelajaran dan latihan kemandiriannya

3. Assalamualaikum ustad... semoga senantiasa sehat...
Mohon pencerahan nya ustad.. 😊

✏ Apa karakter minimal yang harus ditularkan kepada anak mengingat terkadang orang tua terbiasa melakukan hal-hal biasa yang menyebabkan apa yang ditularkan adalah hal yang biasa?

✏ Lalu persiapan apa bagi orang tua untuk mampu menstimulus anak agar menghasilkan gagasan2 nya? Jazakillah...

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa :

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Pre Aqilbaligh antara usia 11-14 tahun (di masyarakat kita bisa sampai 11-19 tahun) adalah masa paling kritis dalam kehidupan anak. Mereka kadang tiba tiba berubah drastis, dari anak yang penurut menjadi pemberontak, dari anak yang "yes mom" menjadi anak yang "emang gue pikirin" , dari suka ngumpul di rumah menjadi suka ngegang di luar rumah dstnya.

Sejatinya hal ini wajar karena mereka sesungguhnya sudah menjelang kedewasaannya. Ciri orang dewasa adalah tidak mau diatur, suka berjamaah (ngegang), punya idea sendiri dstnya. Namun masalah muncul karena fitrahnya tidak tumbuh baik, sehingga tidak bisa mengatur dirinya, ngegang dengan yang tidak produktif, tidak jelas jatidirnya atau bakatnya sehingga galau dsbnya.

Karenanya anak usia 11-14 tahun dstnya sebaiknya mulai dikenali bakatnya, diberi tanggungjawab sosial yang membuatnya merasa lebih eksis misalnya dimagangkan, dilibatkan dalam organisasi sosial, diajak ekspedisi, dilibatkan dalam proyek nyata dsbnya.

Anak akan termotivasi melakukan apapun apabila motivasi itu berangkat dari dalam dirinya (intrinsic motivation, dalam Islam disebut niat). Prof L Decy, memberikan saran agar anak memiliki intrinsic motivarion dengan Autonomy (diberi kebebasan memilih), Competeny (dibekali kemampuan melakukan dengan baik bukan cuma disuruh), dstnya.

Dalam konsep fitrah dikenal 3 R - Relevan dengan fitrah, Relasi yang kuat, Reason untuk melakukan ✅

πŸ‘©πŸ½ Host :

Noted : sebaiknya anak memiliki intrinsic motovarion dengan autonomy (diberi kebebasan memilih), competency (dibekali kemampuan melakukan dengan baik bukan cuma di suruh)

4⃣ Fitrah Cidera

Bunda Zila - Malang

Jika seseorang dewasa kehilangan/tidak mendapatkan fitrah nya di usia 8-15 tahun apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikan fitrah nya ?

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa :

bunda Zila yang baik di Malang,
Maka ulangilah semua proses untuk "Iedul Fitri" (kembali kepada fitrah). Secara simbolis Islam memiliki momen kembali ke fitrah di setiap 1 syawal, metodenya simbolis juga namun aplikatif yaitu Ramadhan, di dalam bulan Ramadhan ada tarbiyah 3 tahap yang isinya membalikkan semua kebiasaan baik makan maupun sikap dan cara mengakses pengetahuan (banyak membaca alQuran). Ramadhan juga harus dilakukan dengan penuh keimanan (Imanan) dan penuh program terukur (ihtisaban).

Kembali ke fitrah, 1 syawal menjadi momen peningkatan apapun dalam kehidupan, itulah mengapa Syawal artinya meningkat atau peningkatan setelah fitrah kembali ke titik tumpunya menuju titik pacu.

Jadi sepanjang manusia masih hidup, maka InsyaAllag kesempatan kembali ke fitrah terbuka lebar, yaitu dengan berhenti sejenak dan mengulangi prosesnya dengan kesungguhan✅

πŸ‘©πŸ½ Host :

Hmm.. berarti kita bisa selalu ber-iedul Fitri ya Ustadz jika merasa proses yang kita lakukan belum optimal.

Luar biasa ya,, ALLAH begitu Maha Kasih hingga kita diberi kesempatan untuk selalu kembali ke Fitrah

5⃣ Fitrah Ayah Bunda

Bunda Febrin - Kalimantan
Ayah Ragil - Bandung

1. Assalamualaikum
Ustad Harry yg terhormat,
Bagaimana jika dlm RT perannya terbalik. Ibu si raja tega sedang si ayah adalah penghapus luka.
Apakah 'tdk akan mengaburkan makna peran ke ayah-bundaan bagi anak?
Apa pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Terimakasih atas penjelasannya Ustad.

2. Assalamualaikum.. Ustadz ijin bertanya...Bagaimana cara efektif sebagai Bapak dalam menyampaikan ketegasan...sehingga tdk di cap sama anak galak....

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa :

AyahBunda yang baik,
1. Tentu saja akan cukup banyak pengaruhnya, jangankan kepada anak, kepada pasangannya juga demikian. Si tega2 nya sang Ibu tetaplah seorang perempuan yang secara emosional kadang berlebihan. Si lembut lembutnya sang Ayah tetaplah seorang lelaki yang secara rasiobal kadang dominan. Ketegaan memerlukan rasionalitas. Kelembutan memerlukan emosionalitas.

Di keluarga yang single parents, dalam hal ini, misalnya ibu yang berperan ganda, sering ditemukan anak lelaki yang kekurangan maskulinitas walau ibu berusaha menjadi peran ayah. Begitupula sebaliknya.

Maka saran saya, ketika mulai menyadari hal ini, berusahalah kembali kepada peran2 sejatinya. Para ayah yang keibuan sebaiknya punya mentor hidup yang kuat maskulinitasnya, sebaliknya juga para Ibu yang keayahan sebaiknya punya mentor hidup yang bisa melembutkannya menjadi ibu sejati. Tidak mudah memang, tetapi begitulah Allah memberikan anak sebagai karunia terindah untuk memperbaiki fitrah kita sendiri.

2. Ketegasan disukai jika Relevan dengan fitrah anak, misalnya keunikannya, passionnya dstnya. Yang kedua ketegasan tidak akan dianggap galak jika ada Relasi yang kuat alias kecintaan yang mendalam. Yang ketiga ketegasan akan dianggap manfaat jika memiliki Reason atau alasan yang kuat misalnya selaras dengan misi bersama keluarga ✅

πŸ‘©πŸ½ Host :

Wah, yang ini mengena sekali ustadz,, sebagai ibu yang keayahan dan ayah yang keibuan. Semoga kami bisa menemukan mentor yang luar biasa di komunitas ini

Penutup

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa:

Semoga Allah menguatkan keyakinan kita ya bahwa setiap anak dengan fitrahnya kelak akan memiliki peran istimewa dan adab mulia. Tetap bergandeng tangan bersama ya AyahBunda dalam mendidik anak anak kita bersama menuju peradaban yang lebih baik dan yang Allah ridhai. Allahumma aaamiiin. Jazakumullah waswrwb

Doa Kafaratul Majelis

Alhamdulillahirabbil'alamiin...

Astagfirullahadziim...

Ψ³ُΨ¨ْΨ­َΨ§Ω†َΩƒَ Ψ§Ω„Ω„َّΩ‡ُΩ…َّ وَΨ¨ِΨ­َΩ…ْΨ―ِΩƒَ Ψ£َΨ΄ْΩ‡َΨ―ُ Ψ£َΩ†ْ Ω„Ψ§َ Ψ₯ِΩ„Ω‡َ Ψ₯ِΩ„Ψ§َّ Ψ£َΩ†ْΨͺَ Ψ£َΨ³ْΨͺَΨΊْفِΨ±ُΩƒَ وَΨ£َΨͺُوْΨ¨ُ Ψ₯ِΩ„َيْΩƒَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

Kajian Parenting Majelis Dhuha Keluarga "Pendidikan Berbasis Fitrah"

πŸ“Resume Kajian Parenting Majelis Dhuha KeluargaπŸ“

REVISI

Seri  Pendidikan  Berbasis  Fitrah

Seri 1: Menyingkap  Dahsyatnya  Fitrah
Oleh  Bapak  Harry  Santosa  M. Si
Moderator: Addinul  Khalish
Notulen: Febi  Rahmi

Ahad, 22 Januari 2017
@Masjid Al-Iman Cipinang Elok

**********
Ayah  Bunda  arsitek  peradaban, tiada  perubahan  tanpa  izin  Allah  SWT. Bekali  anak  dengan fitrah.

1. Fitrah Keimanan
Bayi  menangis  mencari  tuhan. Menyusui  adalah  pelajaran  keimanan. Penguatan keimanan pertama kali adalah pemberian ASI secara eksklusif. Dalam pemberian ASI semua kerinduan akan Robb itu terpenuhi. Karenanya pemberian ASI ini bukan sekedar pemenuhan nutrisi namun penguatan tauhid. 

Para pakar menyebut peristiwa pemberian ASI sebagai pembangun Attachment atau kelekatan. Riset membuktikan bahwa pemberian ASI bukan hanya karena nutrisi namun membangun attachment, ini juga terjadi pada bayi kera.
Dalam perspektif Tauhid tentu saja attachment ini bermakna menghadirkan rasa nyaman akan kasih sayang, rasa aman atau telindungi, rasa terpelihara dengan baik dstnya.

Ketika menyusui dilarang menyambi apalagi lihat whatsaap, tetapi tatap matanya dengan penuh sayang, sentuh dan belai tubuhnya, ajak bicara dengan lembut, dekap dengan hangat.

Pada  fase  dibawah 7 tahun, tugas  orang  tua  membangkitkan  gairah  cinta  kepada Allah.

Jangan tergesa ingin anak berstatus "shalih", karena amal shalih memerlukan waktu dan proses. Kalau status shalih, bisa dipaksa seketika namun akibatnya akan buruk dan tidak permanen. Allah ingin agar anak kita mencintai agamanya, mencintai Allah dan RasulNya, mencintai amal amal shalih dengan keridhaan dan keikhlashan.

Fokuslah  pada  cahaya. Pepatah arab:Deraskan maknamu bukan tinggikan suaramu, Hujanlah yang menumbuhkan bunga-bunga bukan petir dan guruhnya 

Allah  akan  mampukan  ayah  bunda  menjadi  orang  tua  untuk  menemukan  fitrah  anak.

2. Fitrah Belajar
Setiap bayi adalah seorang pembelajar tangguh yang sejati. Kita pasti sering melihat seorang bayi yang harus mengalami jatuh bangun ketika belajar atau melakukan hal baru namun itu tidak membuatnya menyerah. 

Menjadi  ulama  itu  bakat, namun  menjadi  da'i  itu  keharusan. Ibu  menumbuhkan  fitrah, ayah  mengajarkan.

Setiap anak adalah pembelajar sejati. Tidak ada anak yg tidak suka belajar kecuali fitrahnya telah terkubur atau tersimpangkan.

3. Fitrah Bakat
Tidak  mungkin  anak  tidak  memiliki  keistimewaan.

Apakah kita yg menciptakan anak kita sehingga kita tahu anak kita harus menjadi apa kelak? Bukankah Allah yang menciptakan mereka, bahkan kita tidak pernah tahu tujuan spesifik penciptaan anak kita, apa misi spesifik anak-anak kita di muka bumi? Tugas kita hanyalah menemani mereka dalam menemukan, menyadari dan menjaga fitrah nya, termasuk fitrah bakat atau potensi uniknya.

4.Fitrah  Perkembangan
Setiap bayi sampai aqil baligh akan melewati tahap-tahap perkembangan yang harus diikuti. TIDAK berlaku kaidah makin cepat makin baik. 

Pada usia dibawah 7 tahun anak sedang berada pada ego sentris dimana dirinya merasa pusat semesta. Pada masa ini anak belum punya tanggungjawab moral dan sosial, karenanya juga tidak ada perintah sholat. Mendisiplinkan dan memandirikan anak pada tahap ini lebih informal, jangan  buru-buru.

Begitupula fitrah seksualitas, pada masa ini harus dengan jelas mengungkapkan identitasnya, sebagai perempuan atau lelaki pada usia 3 tahun. Dari sisi kelekatan (attachment) masa sejak menyusui sampai 6 tahun adalah masa kritis pertumbuhan fitrah seksualitas. Masa hidup Nabi SAW sejak lahir adalah masa dimana beliau tidak pernah kehilangan sosok ayah dan sosok ibu walau yatim piatu. 

**********

Q&A :

1. Q: Usia 11-14 kan periode anak laki didekatkan ke ibunya. Lantas bagaimana jika dia dimasukkan ke pesantren?

A:  Di pesantren  harus  ada  sosok  pengganti  orang  tua, sehingga  anak  tidak  kehilangan  sosok  orangtua  seperti  bagaimana  halnya  Rasulullah  diasuh  oleh  keluarga  kakek  dan  saudara-saudaranya.

2. Q: Anak pertama saat denger murottal cepat menghafal  dan juga dilihat ada bakat menggambar. Saya harus bagaimana apakah sekalian difokuskan jadi ulama, tp ingin juga dia bisa mengembangkan potensi menggambarnya

A: Usia anak  dibawah 7 tahun belum  terlihat bakat  dan  dominan  anak. Sehingga  biarkan  dulu  sesuai fitrahnya dan  lihat  apakah  anak  enjoy  dengan  kegiatan  tsb. Biasakan mendokumentasikan  dan  membuat  portofolio  aktivitas  anak.

3. Q: Anak laki umur 6 tahun keranjingan hape kalo diatur atau diambil hapenya tantrum. Bagaiman mengatasinya?

A: Kalau  sudah  sampai tantrum, berarti anak  sudah  addict dengan  hp. Solusinya  banyak  ajak  anak  di  kegiatan  luar, dekatkan  dengan  alam. Biarkan anak mengeksplorasi dan tugas orangtua mendampingi. 

4. Q: Anak pertama dulu autis sekarang mau SMA. Daya hafal qurannya kuat tapi sedikit ngomong. Bagaimana kelanjutan pendidikannya?

A: Anak  diam  bisa  jadi  otaknya  sedang "muter" memikirkan  sesuatu. Liat  dan  dampingi  anak  dalam  kegiatannya.

5. Q: Bagaimana  jika anak tidak tuntas menyelesaikan periode egosentrisnya? bagaimana jika tahapan usia pengembangan fitrah terlewati namun belum dilakukan?

A:Anak anak pada tahap 0-6 tahun yang tidak terpuaskan egonya, tidak tuntas sensor motoriknya, tidak selesai bahasa ibunya, tidak berkembang imajinya, maka pada tahap usia selanjutnya akan ada masalah. Caranya  mengulang  kembali  tahapan yang belum terselesaikan tsb dan  mencoba  memenuhi  fitrahnya.

6. Q: Apakah saat dewasa kita kita masih bisa mengeksplorasi/menggali fitrah kita?

A: Masih  bisa  namun  lebih  susah  dibandingkan  dengan  anak-anak  karena  mengulang  kembali  dan  banyak pengaruh  dari  lingkungan yang  membentuk.

7. Punya anak laki-laki umur 4 th, suami sering dinas. Dulu semangat ikutan shalat jumat kalo diajak kakeknya. Sekarang ngga mau kalo diajak

A: Allah Maha Tahu bahwa tidak ada anak di bawah usia 7 tahun yang suka pada gerakan sholat yang sangat formal karena memang sholat untuk orang yang sudah dewasa. Maka sangat dianjurkan untuk mendahulukan anak cinta pada kebaikan termasuk sholat sebelum mengajarkan bacaan sholat, tertib  waktu shalat.

Jika  suami  sering  dinas, cari  pengganti  sosok  ayah. Bisa  dengan  mengikuti  komunitas-komunitas, anggota  keluarga  lain  sehingga  anak  tetap  terpenuhi  kehadiran  "peran" ayah  disana.

8. Q: anak baru masuk SDIT apa sudah harus terpisah laki perempuan?

A: Fitrah  seksualitas kecenderungan pada lawan  jenis  pada  usia  masuk  SD  belum  ada. Anak  mengenal  peran  dan  identitas sebagai  lelaki dan  perempuan.

9. Q: Anak 1&2 beda 1 tahun suka rebutan mainan.  Bagaimana solusinya? 

A: Jangan paksa anak berbagi pada usia dibawah 7 tahun karena akan mencederai fitrahnya. Beri nama mainan milik siapa pada setiap barang, sehingga anak tau kepemilikan.  Jangan tergesa-gesa meminta anak bisa berbagi. 

Semoga bermanfaat. 

======================

Jangan  lewatkan  MDK  Seri 2 : 
Fitrah  Keimanan dengan judul Cinta Sebelum Islam, Iman Sebelum Amal 
Bersama narasumber Ust. Adriano Rusfi

πŸ—“Ahad,19 Februari 2017
@Masjid Al Iman Cipinang Elok

***********

Majelis Dhuha Keluarga
Sponsored by
Yayasan Masjid Al Iman
Majlis Taklim An-Nisa
Rumah Keluarga Indonesia

Game Level 1 Kelas Bunda Sayang IIP JKT Batch 2 "Komunikasi Produktif"

Game Kelas Bunda Sayang


Level 1
TANTANGAN 10 HARI BERKOMUNIKASI PRODUKTIF

Selamaaat anda memasuki game level 1, di kelas bunda sayang ini.

Dan inilah tantangan bulan ini :

KOMUNIKASI KELUARGAKU

a. Buatlah "family forum" ( forum keluarga) sebagai sarana komunikasi ala keluarga anda.

b. Ceritakan dg narasi pendek dan boleh disertai foto, 

πŸ€Hal menarik apa saja yang anda dapatkan dalam berkomunikasi dengan keluarga anda hari ini?

πŸ€Perubahan apa yang anda buat hari ini dalam berkomunikasi?

c.Waktu yang kami berikan dari tanggal 24 januari -  11 feb 2017.

d. Anda cukup mengupload/menceritakan 10 hari dari 17 hari yg kami sediakan.

e. Setiap kali posting/upload gambar jangan lupa pakai hastag

#hari1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

f. Posting link tulisan dan foto anda di grup FB kelas

g. Bagi anda yang sudah menyelesaikan tantangan di level 1 ini dengan tepat waktu akan mendapatkan badge cantik bertuliskan

I'm responsible for my communication result

yang sudah disiapkan oleh para tim fasilitator bunda sayang.

Selamat berkreasi dalam membangun komunikasi


Salam Ibu Profesional,


/Tim Bunda Sayang 2017/


FAQ Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif

❓Apakah tantangan 10 hari komprod ini harus dengan keluarga lengkap?

➡ Tidak ada ketentuan yg mengatakan harus lengkap

Full team
buat anda yg sdh berkeluarga dan berada di satu lokasi, silakan praktek dg keluarga anda full team

LDR
Buat anda yg LDR bisa  membuat forum via online

Single parent
Bisa buat forum keluarga dengan anak anda

Single
Bisa tulis perubahan komunikasi anda dari hari ke hari dg diri sendiri, dengan teman/partner kerja

❓Apakah harus dengan foto? 

➡ di aturan tertulis boleh  disertai foto, artinya tidak harus. Yang utama adalah
1.  ini forum komunikasi ala keluargaku, mana forum komunikasi ala keluargamu? silakan tulis pengalaman membuat forum komunikasi kel anda *setiap hari*l

2. perubahan apa saja yg anda lakukan dalam berkomunikasi hari ini ?

❓Apakah harus per hari, bolehkah sekaligus posting 10 hari?

➡ ya harus ditulis per hari, krn kita akan belajar konsisten

⛔ Tidak boleh posting sekaligus 10 hari.

❓Apakah boleh ditulis  di blog per harinya?

➡ boleh, link tulisan di blog anda share via thread fb yg dibuat oleh petugas

❓Utk family forum ini bentuk dan bahasannya bebas kan?

➡ ya bebas


❓Cerita ttg family forum-nya harus aktual trjadi di hari pelaporan, atau bisa menceritakan ttg family forum yg dulu pernah dilakukan?

➡.  Tantangan ini adalah mempraktekkan ilmu, artinya harus "cerita hari ini" bukan "cerita dulu". Tidak harus selalu kesuksesan membuat forum atau berkomunikasi, boleh juga cerita kegagalan membuat forum dan berkomunikasi. Kalau cerita kegagalan di bagian akhir harus anda tulis, pelajaran yang anda dapatkan dari kegagalan tersebut.


Materi 1 Kelas Bunda Sayang IIP JKT Batch 2 "Komunikasi Produktif"



Rekapitulasi Materi 1 Kelas Bunda Sayang
Komunikasi Produktif

Hari/tanggal : Senin, 22 Januari 2017
Fasilitator : Teh Annis
Perekap : Rita Lestari

Institut Ibu Profesional
Materi Kelas Bunda Sayang sesi #1

KOMUNIKASI PRODUKTIF

Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif,  agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan,  baik kepada diri sendiri,  kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.

KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI

Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif. 

Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.

Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir  dan cara kita berpikir

Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.

Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda

Kata  masalah gantilah dengan tantangan

Kata Susah gantilah dengan Menarik

Kata Aku tidak tahu gantilah Ayo kita cari tahu

Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi. 


Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.


Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya


Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.


 Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.


KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN

Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.


 Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.


Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda dengan kita.


FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.


FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.


FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.


Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.


Komunikasi dilakukan untuk MEMBAGIKAN yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.


Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA


 Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu,  pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.


Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi MEMAKSAKAN pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.


Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi


Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.
Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.


Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.


Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.


Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.


Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:


1. Kaidah 2C: Clear and Clarify

Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.


Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.


2. Choose the Right Time

Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.


3. Kaidah 7-38-55

Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi. 


Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).

Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?

Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.

4. Intensity of Eye Contact

Pepatah mengatakan mata adalah jendela hati


Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.


5. Kaidah: I'm responsible for my communication results

Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.

Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.


Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.


KOMUNIKASI DENGAN ANAK

Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik. 

Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy


Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya. 

Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.

Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.

Bagaimana Caranya ?

a. Keep Information Short & Simple (KISS)

Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk

⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.


✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya”  ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)

b. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah

Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh

⛔Kalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)

✅Kalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)

Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati. 

c.  Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan

⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”

✅Kalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”

d.  Fokus ke depan, bukan masa lalu

⛔Kalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”

✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”

e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”

Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.

f. Fokus pada solusi bukan pada masalah

⛔Kalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”

✅Kalimat produktif:
“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.


g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan

Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.

⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:

“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”

✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”

“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”

h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman

⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”

✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.

I. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi

⛔Kalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?

✅Kalimat produktif :
“ Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya  bahagia sekali di sekolah,  boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”

j. Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati

⛔Kalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"

✅kalimat produktif :
kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?

k. Ganti perintah dengan pilihan

⛔kalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”

✅Kalimat produktif :
“Kak 30 menit  lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi,  baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat



Salam Ibu Profesional,


/Tim Bunda Sayang IIP/

Sumber bacaan:
Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000

Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015


Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 2014


Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari

TANYA JAWAB

1⃣ Febry

Pertanyaan pertama:
Saya mau nanya, untuk komunikasi dengan Suami. Saya sangat sulit mengontrol ketika keadaan sedang emosi2 nya, lalu malah suami yg duluan mengeluarkan kata2 yg tidak enak saya dengar. Seperti mengatakan: "Saya kesal Mi". Dan kata2 ini berulang kali diucapkan suami ke saya.  Apa yg harus saya lakukan? Saya sempat menjawab bahwa bahaya jika kata2 seperti itu didengar oleh anak2.

Bunda, seyogyanya suami adalah imam kita. Maka ketika suami berbicara baiknya kita mendengarkan apa yang beliau katakan. Komunikasi yang dilakukan ketika dalam keadaan marah biasanya tidak akan berhasil. Maka salah satu harus ada yang mengalah. Setelah keadaan lebih tenang maka komunikasi bisa dilanjutkan kembali. Baiknya ada kesepakatan antara suami dan istri apa yang harus dilakukan masing masing ketika salah satu dalam keadaan tidak stabil emosi termasuk marah.✅

Pertanyaan kedua:
Jika sedang emosi tinggi, apa yg seharusnya dilakukan? Apakah pergi menjauh, tarik nafas, atau seperti apa agar tidak keluar kata2 yang tidak produktif?

Ini tergantung kesepakatan bersama salah satunya. Karena jika suami marah kemudian istri tiba tiba pergi meninggalkan suami tentu saja itu tidak baik. Tarik nafas adalah salah satu terapi ketika emosi memuncak tentunya diiringi dengan dzikir kepada Allah. Usahakan kita tidak mengeluarkan banyak kata ketika emosi karena biasanya memang kata kata yang keluar tidak produktif✅

2⃣ Sifa

Saya suka sekali dengan topik ini. PENTING sekali untuk saya terutama komunikasi dengan anak.

Saya selalu berusaha menggunakan kalimat POSITIF, contohnya 
Kejadian siang ini sepulang sekolah. Anak saya usia 7 tahun.

Anak: Bunda aku main dulu
Saya: Iya, tapi Mas makan dan sholat dulu ya baru main.

Reaksinya adalah ia menolak dan ngambek sampai ketiduran (sepertinya efek lelah juga dan mengantuk setelah bangun subuh)

Pertanyaan saya
Bagaimana cara agar anak saya paham bahwa saya mengizinkan ia bermain ASAL 😝 ia sudah sholat (dan makan/istirahat)

Hebat ya ananda sudah belajar sholat diusianya yang 7 tahun. Anak anak usia itu memang masih suka bermain yaa.. Proses membiasakan syariat agama salah satunya sholat memang tantangannya luar biasa karena fitrah bermainnnya masih besar. Mungkin bunda bisa coba membalikkan kata katanya " boleh main setelah sholat dan makan yaa". Kalau untuk masalah makan mungkin masih bisa negosiasi apa makan dulu ataw main dulu. Tapi khusus untuk sholat memang diusahakan anak terbiasa mendahulukan sholat daripada main. Walaupun sholat belum wajib. Jadi walaupun anak lalai tidak berdosa.✅

3⃣ Agris

- Kadangkala saya merasakan bahwa suasana di kantor terkadang kurang kondusif, sehingga membuat saya terjebak dalam pikiran negatif. Bagaimana cara memfilter pengaruh tersebut dan tetap fokus membangun aura positif?

▶Ibu yang bekerja di ranah publik atawpun di ranah domestik memang akan diuji dengan sesuatu yang kurang mengenakan. Jika bunda merasa keadaan di kantor kurang nyaman sehingga aura itu terbawa ke rumah maka segera bunda buang jauh jauh segala sesuatu yang tidak nyaman di kantor. Buang ketika bunda berjalan pulang menuju rumah. Putar peran kita yang asalnya pekerja diranah publik menjadi seorang ibu yang profesional kebanggaan keluarga. Kalau dalam iip ada yeal yeal "what problem? NO PROBLEM" "protect your self..CANCEL CANCEL GO AWAY" 😊 jadi kita pulang sudah tidak membawa segala perkara di kantor.✅


- Memberikan pujian pada anak akan berefek meningkatkan kepercayaan diri anak tsb. Tetapi, apabila hal tsb menjadikan si anak selalu memuji diri sendiri apa tidak akan menjadi masalah? Misalnya, seringkali anak saya bilang, "bunda, hebat gak kakak kana bisa begini?!"

▶Setiap anak melakukan kebaikan berikan penghargaan yang sewajarnya. Dan yang diapresiasi itu pekerjaannya bukan pribadinya. Lebih baik lagi diimbangi dengan awalan dzikir kepada Allah. Misal " alhamdulillah, sekarang kaka bisa mandi sendiri tanpa bantuan bunda" ( bukan " waah adik hebat" tanpa menyebutkan karena apa.) ✅

- Saya pernah dengar bahwa membentak anak akan menyebabkan ribuan syaraf anak terputus (maaf, lupa sumbernya). Di sisi lain, saya seringkali bermain intonasi dalam berbicara dengan anak saya, termasuk ketika saya tidak suka atas perilakunya. Sejauh mana intonasi dalam berbicara kepada anak masih baik digunakan ketika sedang marah?

▶untuk intonasi bicara ketika kita menekankan bahwa yang dilakukan anak tidak sesuai biasanya menggunakan satu level naik diatas level bicara pada umumnya. Jelasnya bagaimana insya allah kita akan cari tahu lebih lanjut ✅

4⃣ Rita

Pertanyaan pertama:
Di banyak artikel parenting, sy sering mendapatkan salah satu tahapan utk mengatasi anak yg sdg tantrum (anak tdk membuka pintu komunikasi sama sekali dan durasi tantrum sdh cukup lama) adalah dengan 'time out'. Yaitu, kita bilang ke anak kalo 'Bunda tunggu kakak di tempat A (tempat yg berbeda tp masih selokasi/serumah) sampai kakak tenang dan siap berbicara baik-baik ya'. Kmdn kita tinggalkan anak yg masih tantrum tsb. Apakah hal tersebut boleh dan tidak mengganggu prkembangan psikologis anak? Misal anak jadi merasa ditinggalkan dan tdk disayangi. Apakah ada cara yg lebih baik lagi?

▶Ada beberapa cara membuka komunikasi dengan anak ketika tantrum. Ada yang ditanya perasaan kemudian diberi pelukan, ada juga yang kita biarkan beberapa saat dulu ketika tantrumnya berlebihan dan itu pun tidak kita tinggalkan sendirian..tapi kita berada agak jauh dari anak sehingga anak masih bisa diawasi. Karena ada yang melakukan hal berbahaya ketika tantrum. Setelah anak selesai dengan tantrumya baru kita dekati tanya perasaan diberi pelukan sayang ✅

Pertanyaan kedua:
Kemudian terkait mengomunikasikan konsekuensi ke anak, agar tidak justru yg ditangkap anak adalah 'mengancam' seperti apakah baiknya?

Misal kegiatan wajib kakak adalah baca iqra setiap hari. Nah, kakak tdk selalu happy dg kewajiban ini. Kemudian kami bilang ke kakak: "Kakak kalo belum selesai baca iqra' tidak boleh menonton film anak".

▶Sebaiknya konsekuensi berlaku berdasarkan kesepakatan bersama antara orang tua dan anak. Misal kesepakatannya anak boleh bermain sepeda setelah mandi dan membaca iqro maka konsekuensinya sebelum mandi dan baca iqro belum bisa main sepeda. Dan itu berdasarkan hasil
musyawarah dengan anak.✅

5⃣ Nur Fauziah

Bagaimana caranya atau sampai pada saat kapan kita tau bahwa komunikasi kita dgn keluarga sudah efektif? Krn mungkin iya kita sudah berusaha menerima FoR dan FoE nya pasangan. Namun, klo dr pasangan blm bs menerima itu kan berarti blm terjalin FoR/FoE KITA ya. Pertanyaannya:
Sampai kapan kita bersabar atau mengalah menerima dahulu sampai terjadi komunikasi yg efektif.

▶Sampai pasangan bunda menerima baik foR dan foE bunda. Karena sejatinya kesabaran tidak mengenal batas waktu 😊✅.
Cara mengetahuinya ketika komunikasi berjalan baik dan nyaman antara bunda dengan suami ✅

6⃣ Nurlasma

Bagaimana membangun komunikasi dengan orang lain selain pasangan,misalnya komunikasi dengan mertua..krn suka berperan/ikut andil/campur tangan dlm rumah tangga kita, terlebih lg klo masih serumah dengan mertua.

▶Mba Nurlasma yang baik, saat kita berkomunikasi dengan mertua yang merupakan orangtua kita juga, maka ingatkan dulu diri kita bahwa mereka pada dasarnya sayang dengan kita sehingga apa yang disampaikan orangtua kita alangkah baiknya tetap kita balas dengan rasa hormat.

Namun, sebagai pribadi yang sudah memiliki keluarga sendiri, komunikasi seperti yang mba sampaikan di atas tentu bisa mengganggu, maka sampaikanlah jika memang ada yang kurang sreg di hati. Ajak mertua duduk bersama lalu bicarakan dari hati ke hati.  Tetap gunakan bahasa yang baik, sopan dan jelas agar beliau mudah mengerti. Tentukan mana ranah yang prinsip tidak bisa diubah, dan mana ranah yang fleksibel menyesuaikan kondisi. Seringlah ajak mertua berkegiatan bersama, sehingga masing-masing akan saling memahami. 

Ketika cara di atas dirasa kurang cocok, maka bisa minta bantuan pada pasangan untuk menengahi. Semoga membantu.✅

7⃣ Widya

Komunikasi untuk anak yg dipaparkan ini bisa diterapkan ke setiap usia anak kah? Untuk anak 2-3 tahun yg terkadang komunikasi dua arah belum terlalu lancar, bagaimana cara komunikasi yg paling efisien? Apakah salah satunya dengan komunikasi berulang terus menerus?

▶Mba Widya yang semangat, pada dasarnya anak bayi sudah bisa diajak berkomunikasi hanya saja cara meresponnya belum bisa seoptimal yang kita harapkan. Namun, untuk mendukung tumbuh kembang ananda kita, maka pastikan kita tetap berkomunikasi dengan bahasa yang sederhana sesuai usia mereka.

Anak usia 2-3 tahun sedang semangat-semangatnya menyerap kosa kata baru. Maka cara yang pas untuk berkomunikasi pada mereka adalah benar dengan terua mengulang-ulang. Di usia ini, anak sudah senang diberi arahan, maka pastikan kita menggunakan bahasa dan kata yang mudah dipahami lalu berikan apresiasi atas apa yang sudah dilakukan. Dan yang terpenting, tanyakan apa yang mereka rasakan ketika berhasil melakukan hal tersebut. Dari situ anak akan belajar untuk berkomunikasi.✅

8⃣ Rita

Musyawarah utk anak 3 tahunan seperti apa ya Teh teknisnya. Krn pasti yg aktif ngasih alternatif2 konsekuensi adalah ortunya. Misal gini, 'Kak sekarang setiap hari kita rutin baca iqra agar blablabla (mengulang materi2 sblmnya yg sdh disampaikan ke anak trkait keutamaan alQuran). Nah, kalo kakak belum baca iqra... (Disini ngga ngerti memulainya..). Agar bisa masuk ke ranah musyawarah.


▶Betul mba rita. Anak 3 tahun sudah mulai bisa diajak negosiasi. Biasanya anak akan membeberkan keinginan keinginannya sesuai dengan fitrahnya. Kita tidak bisa menuntut lebih untuk usia ini..karena memang fitrah belajar sambil bermainnya masih besar. Jika yang dimisalkan tadi..kita ingin musyawarah ataw membuat kesepakatan dengan anak supaya anak membaca iqro mulai dengan menawarkan hal yang paling anak sukai. Misal anak suka bermain diluar bersama teman ketika anak minta main diluar maka kita bisa mulai dengan diskusi ringan. " bunda lihat kaka senang ya main diluar dengan. A" 
" iya bun"
" okey, bunda izinkan kaka main diluar tapi syaratnya kaka baca iqro terlebih dahulu"
"Ga mau bun"
"Ataw kaka punya keinginan yang lain?"
" kaka beres beres mainan aja bun"
" okey, deal ya kaka boleh main diluar setelah beres beres main.
Itu salah satu contoh diskusinya. Bisa dikembangkan sesuai dengan keadaan keluarga masing masing. Tulis kesepakatn dengan gambar sederhana yang difahami anak. Semoga bisa membantu 😊✅

9⃣ Widya

Mba Anis, gmn ya caranya biar anak gk main dgn anak tertentu krn perilakunya cenderung kurang baik, takutnya nanti jd contoh yg gk baik utk anak.. Gmn komunikasi yg produktif?

▶kalau anak dilarang untuk tidak main dengan anak tertentu biasanya anak akan bertanya kenapa. Maka yang informasikan pada anak yaitu perbuatannya. Berikan penjelasan sesuai usianya mengapa hal itu tidak baik dan kenapa harus dihindari. Sehingga ketika anak menemukan temannya melakukan hal yang tidak baik anak sudah punya informasi tentang hal itu dan dengan sendirinya akan menjauhi hal yang tidak baim dari temannya bahkan bisa jadi anak kita akan menasehati temannya. Yang lain yang bisa kita lakukan yaitu membatasi interaksi anak kita dengan anak tersebut untuk sementara waktu sampai dirasa anak sudah mampu untuk memilah dan memilih.✅