Selasa, 17 Januari 2017

Materi 4 Matrikulasi HEbAT Community "Teknik Memulai Home Education"

Resume Kulwap Matrikulasi Regional Timur HEbAT

πŸ“†Rabu, 28 Desember 2016
⏰16.30-18.00 WIB
πŸ‘³ SME: Ustadz Harry Santosa
πŸ•΅πŸΌπŸ‘±πŸ»‍♀ Host: Igo dan Juni, Admin: Ria, Notulis: Dini

πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„


Materi Pokok 4

Teknik Memulai Home Education

Oleh: Bu Septi Peni Wulandani

Assalamu'alaikum wr.wb Ayah Bunda yg dirahmati Allah SWT

Sebelumnya kita pahami dulu HE adalah kewajiban syar'i kita sbg orangtua. Bahkan menurut saya justru jadi ilmu wajib bagi para calon ibu dan calon bapak.

 Home Education itu dimulai dari satu pemahaman para fasilitator utamanya yaitu kita sbg orangtuanya

Maka mulailah:
a. Berdiskusi secara rutin antara anda dan pasangan ttg konsep HE. Tentukan jadwal khusus untuk anda bersungguh-sungguh membahas hal ini.

b. Seringlah belajar bersama dg pasangan kita ttg HE, baik dg silaturahim, ikut seminar, bedah buku dll kemudian segera tentukan apa hal-hal baik yg bisa segera kita terapkan di keluarga kita.

c.Berpeganglah teguh pada Al Quran dan Hadist sbg acuan utama kita mendidik anak. Yang lain hanya jadikan referensi, jangan justru membuat anda bingung.

d. Belajarlah melihat potensi unik anak-anak kita, kemudian perkuat sisi keunikan tersebut, ingat anak kita adalah "limited edition" hanya kita yg paham, jangan pasrahkan ke orang lain.

e. Mulailah membuat kurikulum unt anak2 kita dengan sederhana, mulai dari aktivitas mereka 0-2 th, 2-7 th.

f. Perkuat bonding anda bersama anak2 di usia 0-7 th ini. Perkuat dengan bahasa ibu dan bermain bersama alam. Jadi sebaiknya jangan terlalu dini memasukkan anak ke lembaga yang bernama "sekolah".

g. Ketika sudah memasuki usia sekolah perkaya wawasan anak dg berbagai konsep pendidikan. Ingat "sekolah" itu hanya bagian pilihan dari pendidikan, bukan satu-satunya.

h. Konsep utama HE adalah Iqra' dan thalabul 'ilmi. Jadi urusannya adalah belajar atau tidak belajar bukan sekolah atau tidak sekolah.

======================
πŸ“Disusun oleh Pengurus Pusat HEbAT Community

πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„

Sesi Diskusi

πŸ‘±πŸ»‍♀ Host

1⃣ Menyelaraskan pemahaman HE dengan Pasangan

Bunda Isna - Klaten
Bunda Sari - DKI
Artati - Bogor
Dina - DKI

1. Bagaiamana menyiasati jika pasangan hidup kita rupanya malas untuk belajar lebih jauh? Meng iyakan tapi malas untuk berubah ( belajar, baca buku, diskusi) --- kadang terbentur masalah pekerjaan. Suwun

2. Assalamualaikum ustadz Harry...
 Bagaimanakah jika ibu berjalan sendiri dalam proses HE? apakah hal ini memiliki pengaruh yg signifikan? perlukah ibu sedikit memaksa ayah untuk ikut serta dalam proses HE? disini ayah mempercayakan sepenuhnya kepada ibu.
terima kasih

3.  Suami sy belum bisa menerima HE dan tidak ingin mengenal HE. Baginya, sekolah 
di indonesia masih utama dan legalitasnya jelas. Beliau tetap ingin anaknya sekolah.

Saya bingung ngatasi suami mesti bagaimana, krn menurut sy beliau menuntut hasil/bukti.

bahwa walopun g sekolah, anak harus sholih/sopan dan sholat tertib, tp g berkenan bersama mendampingi prosesnya  dan mengarahkan.

4. Assalamualaikum.  Saya Dina dari Jakarta.  Pertanyaan nya : Saya tinggal tidak serumah dengan ibu saya,  tapi saat saya bekerja anak anak dititipkan ke ibu. Bagaimana cara menerapkan pola asuh HE, saya ingin menerapkan pila asuh HE sementara ibu dengan cara nya sendiri. Bagaimana solusinya. Dan apakah ada 2 pola asuh akan mempengaruhi paikologis anak nantinya. Sementara ibu saya masih kekeh mengasuh dengan polanya. Terima kasih

πŸ‘³ Ust. Harry Santosa:

1⃣bunda Isna, bunda Sari, bunda Artati dan bunda Dina yang baik,
1. Idealnya memang suami dan istri harus sejalan. Namun kadang para Suami lebih "kalem" menerima perubahan, sebagian mereka cukup berhati hati terhadap sesuatu yang baru dsbnya. Saran saya kita tidak perlu menunggu kondisi ideal untuk sesuatu yang memang sejati, kita tunjukkan saja kebaikan kebaikan dari HE sambil menceritakan dengan rileks apa apa yang sudah kita lakukan bersama anak. InsyaAllah lama kelamaan pasangan akan tertarik. Hampir semua keluarga HE memang begitu prosesnya.
2. Sebaiknya tidak dipaksa, namun disadarkan dengan bukti dan aksi. Jika anak anak antusias dan enjoy menjalani HE, maka ayah akan "cemburu" juga untuk terlibat. Para ayah memang umumnya tidak suka detail, mereka lebih kepada meyakini konsepnya dan hasilnya. 
3. HE pada dasarnya tidak mempermasalahkan sekolah atau tidak. Namun, suami perlu diberitahu dan disadarkan bahwa pendidikan fitrah ini amanah orangtua di dunia dan akan ditanya di akhirat, dan banyak aspek fitrah yang tidak ada atau tidak ditumbuhkan di sekolah. Jadi kewajiban HE tidak berkurang sedikitpun walau anak bersekolah, bahkan sekolah harus dipilih yang mendukung HE. 
Sesekali suami diajak ke seminar atau berkunjung ke keluarga yang sudah menjalankan HE.
4. Jelas dua pola asuh yang berbeda secara ekstrim akan mempengaruhi psikologi bahkan konsep diri anak. Idealnya HE itu melibatkan orang serumah atau keluarga besar apalagi jika sering menitipkan. Ada baiknya jika Ibunda diajak ke seminar atau berdiskusi dengan praktisi pendidikan yang memahami konsep HE berbasis fitrah untuk menyamakan persepsi. Kemudian diajak merancang bersama pola pendidikan yang baik dan benar selaras fitrah. Bisa juga menyepakati hal hal yang sepakat dan memberikan kesempatan ibunda utk terlibat dalam hal yang sepakat saja. Misalnya Nenek biasanya keren jika bercerita, namun tidak untuk hal lainnya ✅

πŸ‘±πŸ»‍♀ Host:

2⃣ Fitrah Anak Terciderai

Bunda Artati - Bogor
Bunda Aisah - Bandung
Bunda Ririn - Boyolali
Laras - Bekasi
Bunda Sherly - Malang

1. Ustadz Harry mohon arahan, sebaiknya sy mulai dr mana jika kondisinya saat ini adalah (maaf panjang)
Anak saya kelas 4 SD, tidak mau sekolah krn trauma sekolah dibully oleh teman dan guru. 
Dipindahkan ke sekolah baru, ketakutan dan khawatir masih mendominasi. 
Mulai oktober 2016 kami (sy dan suami) putuskan HE. Pertimbangannya, sesuatu klo dipaksakan hasilnya tidak maksimal. Namun suami belum bisa menerima konsep HE.
Buat sy yg utama, menyembuhkan traumanya, menguatkan dia utk bisa mandiri dan mengisi waktu se efektif mungkin. Nanti menjelang awal ajaran baru, kami carikan alternatif sekolah dan ditawarkan ke anak. Seperti kisahnya mas Elan.
Cuman sy bingung utk membuat jadwal, mulai dr mana dan indikator nya apa utk membuat rujukan kegiatan / jadwal, krn passion nya belum mengerucut 
Semalam juga beliau mengatakan saat terakhir diskusi, konsep HE mu seperti apa..? Sy ga bs jawab, krn HE pun sy terpaksa dan ga ada persiapan. Apa ada literatur yg direkomendasikan Ustadz Harry?

Sebenarnya beliau khawatir, waktu yg sudah berlalu selama HE ini tidak bs diulang. Jd klo sudah tinggal kelas ga bs selevel lg dengan teman" yg lain. Apakah ada lembaga yg di rekomendasi utk mensupport materi akademis dr anak HE bu? Ato nanti langsung ujian aja paket A

Jazakillah khoir

2. Assalamu'alaikum Bu Septi, matpok 4 ini yg sering membuat airmata saya berderai, di satu sisi saya tidak punya pasangan untuk diskusi, yg kedua saya banyak melakukan kesalahan untuk 4 anak yg sudah melewati usia 0~7th, bagaimana saya harus mengulangnya?

3. Bunda, sy bermaksud ingin meng-HE kan anak-anak tp tetap bersekolah di sekolah umum (agar mereka mendapat ijazah formal utk perjalanan karier di kemudian hari)>>anak pertama bercita-cita ingin masuk militer. Sekarang masih TK. Sy sekolahkan anak-anak di sekolah islam fullday (1). Di sekolahan sudah diajarkan calistung krn sebagian sekolah SD di daerah sy menerapkan tes masuk dengan calistung (2). Apakah point 1 dan 2 tersebut bisa merusak fitrah anak-anak? Jika iya lantas langkah apa yg seharusnya dilakukan oleh orang tua?

4. Assalamualaikum ust..
Drmh kami sbg orgtua tlh berdiskusi utk menjalankan HE, tp anak pertama (5th) terlanjur skolah sedari dini. Cara apalagi yg hrs ditempuh agar tdk hectic-mental nnti nya?

5. Bagaimana menyikapi persekolahan saat ini yg pada umumnya menginginkan siswanya 7 tahun lancar membaca? Bgmn cara kita mebelajarkan membaca tanpa mencederai fitrahnya ? Namun spy 7 th sdh lancar membaca?

πŸ‘³ Ust. Harry Santosa:

2⃣bunda Artati, bunda Aisah, bunda Ririn, bunda Laras dan bunda Sherly yang baik,

1. Jika memang anak mengalami trauma maka memang untuk sementara harus direcovery dulu mentalnya, dibangun lagi kepercayaan dirinya, dsbnya. Anak yang mudah dibully bisa jadi karena sifat2 uniknya yang tidak suka konflik atau bisa jadi karena kekurangan supply maskulinitas dari ayahnya atau ketika di bawah 7 tahun egonya tidak tumbuh baik karena sering dilarang, dipaksa dsbnya.
Menyembuhkan trauma diantaranya bisa dengan diberi lingkungan baru yang memang mendukung percaya dirinya. Dalam Framework FBE, usia 10 tahun, sebaiknya bakatnya sudah mulai nampak apabila ananda sdh dikenali sifat uniknya ketika 0-7 tahun banyak aktifitas yang relevan dengan sifat uniknya tsb saat usia 7-10 tahun. Jika belum coba dibantu dulu dengan mengenali sifat uniknya, lakukan dialog penuh empati dan bunda bisa menggunakan 34 tema bakat Gallup utk penamaan sifat unik.  Ini akan sangat membantu percaya dirinya kembali. Sementara bisa ikutkan klub bakat yang dia benar benar sukai sehingga lebih fokus.
Jangan khawatir dengan masalah ketinggalan kelas, karena jika traumanya sudah hilang dan potensinya sudah muncul sehingga percaya dirinya tumbuh maka ananda akan jauh lebih bersemangat. Bisa direncanakan utk ambil paket kesetaraan A tahun depan, tanpa harus menjalani kelas 5 dan 6. Cukup persiapan dengan belajar 2 hari sepekan menjelang Ujian Paket. Selebihnya fokus pada bakat dan percaya dirinya,
2. Semua yang terlewat prosesnya diulang sebagaimana framework FBE yang ada namun lebih intens. Misalnya jika usia 10 tahun, sholat masih disuruh, berarti fitrah keimanannya tidak tumbuh baik di usia 0-6 tahun, maka makin disuruh makin lari. Jadi ulangi prosesnya sebagaimana anak usia 0-6 tahun yaitu gairahkan kembali cintanya kepada Allah dengan keteladanan, suasana keshalihan dstnya. Silahkan dibaca baik baik framework FBE ya.
3. Memang usia di bawah 7 tahun sebaiknya anak tidak diajarkan calistung sampai tuntas bahasa ibunya, gairahnya pada belajar atau buku, antusiasnya bergerak dan bermain di alam dstnya. Anak yang bisa membaca dan berhitung lebih cepat belum tentu suka buku dan suka belajar serta punya daya abstraksi yang baik. 
Coba bunda check saja ghairah membaca pada ananda, atau kemampuan bahasa ibu yang baik  atau kemampuan logika atau abstraksi sederhana yang baik. Upayakan ghairah dan antusias anak dalam belajar (fitrah belajar dan bernalar) tidak padam 
4. HE tidak mempermasalahkan anak sekolah atau tidak, namun pilihlah sekolah yang tidak berorientasi prestasi akademis tetapi berorientasi perkembangan dan potensi anak sesuai usianya. Mental Hectic terjadi karena penggegasan di usia dini. Ibarat pohon, layu sebelum berkembang.
5. Anak yang cinta buku, suka dibacakan, bergairah dengan hal baru yang dikisahkan maka akan bisa membaca sendiri atau minta diajarkan membaca. 4 orang anak saya bisa membaca sendiri. Nah ini artinya mereka sudah "learning readinsess" atau siap belajar. Tugas kita adalah membuat mereka bergairah pada buku sebelum bisa membaca. ✅

πŸ‘±πŸ»‍♀ Host:

3⃣ Contoh Kurikukum Umum HE

Bunda Anizar - Situbondo 
Faza - Bogor
Vina - DKI
Ajeng - Depok
Ria Hayati-Surabaya


1. Assalamualaikum Ustadz, saya ingin bertanya terkait dengan pembuatan kurikulum anak. Apakah kita tetapkan kegiatan yang harus dilakukan anak tiap harinya atau mengikuti kegiatan yang ingin dilakukan anak saja dan kita menemani? Apa saja tahapan yang perlu orangtua lakukan untuk membuat kurikulum anak kita?

2. HE adalah keinginan kami sebagai orang tua, namun kami terkadang masih bingung menentukan kurikulumnya, apakah ada pedomannya? Karena yg kami khawatirkan adalah ada hal2 yg blm kami ajarkan ke anak karena kurikulum yg kami buat krg "tepat"

3. Saya belum terbayang kurikulum HE untuk anak-anak. Contohnya seperti apa ya ustadz?

4. Bagaimana cara membuat kurikulum he yang tepat utk anak kita? Apa saja yg perlu diperhatikan? Ada kah contoh yg sudah ada dan bisa dijadikan acuan?

5. Dlm materi disebutkan untuk membuat kurikulum aktivitas anak:  apakah ini berkaitan dg iman dan adab? Kalau ttg pengetahuan dan aktivitas motorik anak saya selalu excited,  apakah ada tinjauan untuk menentukan kurikulum nya?

πŸ‘³ Ust. Harry Santosa:


3⃣bunda Anizar, bunda Faza, bunda Vina, bunda Ajeng, bunda Ria yang baik,

1. Kurikulum sesungguhnya adalah perencanaan kegiatan untuk jangka waktu tertentu. Dalam HE, kurikulumnya tidak rigid, rujukannya biasanya tahapan perkembangan dan potensi fitrah bukan capaian kognitif akademis. Indikatornya adalah antusias dan gairah baik fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dstnya. Sepanjang gairahnya pada aspek aspek fitrah tersebut maka tidak perlu khawatir, anak akan mencari jalannya sendiri dalam belajar, dalam beriman dstnya. Penanaman Adab akan dimulai perlahan sejak usia 7 tahun dalam bentuk perintah orangtua, dan di usia 11-14 tahun dalam bentuk penggemblengan dalam kehidupan nyata.

2. Kurikulum biasanya hanya rujukan karena anak lebih bebas berpengalaman dalam berkegiatan yang beragam sesuai ketertarikannya pada peristiwa yang berseliweran setiap hari.. Learning through living. Jangan khawatir anak tidak diajarkan, khawatirlah anak tidak belajar lewat pengalaman. Anak yang banyak diajarkan akan minta diajarkan sepanjang hidupnya.

3. Kami menyebutnya framework operasional HE berbasis fitrah atau kerangka kerja operasional HE. Dalam kerangka kerja itu ada tahapan usia dan aspek fitrah yang harus ditumbuhkan.
Misalnya di usia 0-6 tahun, apa saja yang Rasulullah SAW alam dalam pendidikannya 
1. Fitrah Keimanan. Beliau berada pada lingkungan Bani Sa'diyah yang hanif dan mengakui Tauhid Rubbubiyatullah. Karenanya di tahap ini adalah penguatan fitrah keimanan dengan menguatkan tauhid Rubbubiyatullah yang tlah diinstal QS 7:172
2. Fitrah Belajar dan Bernalar, Rasulullah SAW belajar di alam terbuka perdesaan. Permainannya adalah imajinatif play bukan kognitif play. Semua psikologi perkembangan menyarankan anak utk banyak di alam terbuka
3. Fitrah Estetika dan Bahasa, Rasulullah SAW walau buta huruf tetapi mendapatkan bahasa Ibu yang utuh dan banyak melihat estetika baik karya sastra maupun keharmonian alam pedesaan 
4. Fitrah Seksualitas. Rasulullah SAW selalu mendapat kehadiran sosok ayah dan ibu lengkap 
5. Fitrah Individualitas dan Sosialitas, masa anak anak Rasulullah SAW terpuaskan 
6. Fitrah Bakat dan Kepemimpinan, masa anak anak Rasulullah SAW menggembala kambing utk menguatkan executive functioningnya 
7. Fitrah Jasmani, Rasulullah SAW selain mendapat makanan yang alami, udara juga mendaki bukit 

4. Kurikulum tidak bisa diseragamkan, (framework bisa diseragamkan), karena tiap anak unik, tiap keluarga unik, masing2 punya misi dan kearifannya sendiri maka tugas orangtua adalah menemukan kurikulum yang tepat sesuai framework yang telah dirancang dan sesuai dengan kebutuhan potensi anak 

5. Tentu terkait Fitrah dan Adab, dua tema besar pendidikan dalam Islam. Keimanan masuk dalam fitrah keimanan dan Adab masuk dalam proses yang harus seimbang dengan fitrah.

Usia 0-6 tahun, ini semua aspek fitrah dominan, terutama fitrah keimanan.  Adab diajarkan bukan dengan perintah namun dengan keteladanan orangtua dan suasana keshalihan  

Usia 7-10 tahun, ini semua aspek fitrah dominan, terutama fitrah belaajr dan bernalar. Adab disampaikan sebagai perintah. (Perintah sholat adalah adab kepada Allah dan disampaikan pada usia 7 tahun) 

Usia 11-14 tahun, aspek Fitrah dan Adab berimbang.
Usia 15 tahun ke atas, ini masa AqilBaligh. Total Adab, wajib memikul beban syariah. Fitrah sudah berubah menjadi peran peran  peradaban. ✅


πŸ‘±πŸ»‍♀ Host: 

4⃣ Kurikulum Usia 0-7 thn

Bunda Fitri - Sidoarjo 
Bunda Sherly - Malang
Bunda Afifah - Depok
Bunda Ika - Bandung
Ummu al fatih semarang
Bunda Endang - Malang
Ummi Rahmi - Kendari 
Bunda Sri Oksari - Kalbar
Bunda Sri Agustin - Banten

1. Asslmkm ustadz, saya masih tdk paham, bagaimana contoh pembuatan kurikulum misalnya utk anak 2 tahun? Trimakasih

2. Assalamualaikum bunda. Bagaimana cara membuat kurikulum untuk anak di bawah 1 tahun?

3. Untuk kurikulum 2-7 tahun bagaimana yang sesuai dengan alquran dan sunah? 

4. Bagaimana menyusun kurikulum untuk anak usia dini 0-3 thn? Kegiatan apa yang sebaiknya sering dilakukan oleh orang tua dan anak?

5. Contoh membuat kurikulum sederhana buat anak usia 2  tahunan. Dan mengapa harus membuat kurikulum tsb.??apakah goal jg harus ditentukan. Kalau iya...apa be rarti kita selaku orangtua  telah memaksakan fitrah kehendak pada anak.? mohon penjelasannya.

6. Assalamualaikum bunda.
Untuk kurikulum usia 0-7 itu berdasarkan apa ya bun?
Jika anak usia 2-3 kita buatkan kurikulum seperti bermain/senam kegiatannya fisik
Dia tdak sesuai dg apa yg kita inginkan apakah harus sesuai anaknya atau ada solusi yg lain?
SyukronπŸ™

7. Assalammu'alaikum Ustadz, Contoh kurikulum... anak usia 0-2 tahun bgmn yah hehehe, terutama ayah bunda yg bekerja, agar wktu kebersamaan dgn anak bisa dimaksimalkan....

8. Contoh kurikulum aktivitas yg bs jadi alternatif utk anak usia 0-2 dan 2-7 thn....apa perlu kita membuat semacam tabel aktivitas beserta waktu2nya atau bagaimana? Trus ap yg bs di lakukan org tua bekerja utk memperkuat bonding dg anak di usia 0-7 thn. Sebab terkadang memasukan ke sekolah menjadi salah satu alternatif krn org tua sibuk bekerja. Barangkali ad kiat yg bs di lakukan...
Terima kasih sebelumnya Ustadz.

9. Aktivitas apa yg perlu diberikan pada anak di usia 0-7 tahun? Bolehkah dimasukkan kursus2 biar kaya anak2 yg di tivi2. Kira2 itu membebani g? Berapa jenis kursus yg boleh diberikan? Takutnya anak tertekan dan hanya egois orang tua saja biar bersaing dg orang tua anak lain.


πŸ‘³ Ust. Harry Santosa:

4⃣bunda Fitri, bunda Sherly, bunds Afifah, bunda Ika, bunda Ummu alFatih, bunda Endang, bunda Rahmi, bunda Sri Oksari, bunda Sri Agustin yang baik,

Ayah bunda yang baik, saya tidak menjawab satu persatu tetapi, kaidah kaidah pendidikan untuk usia 0-6 tahun adalah

A. Harap disadari bahwa tahap masa pra operasional atau masa pra latih, maka diusia ini sepanjang tidak ada gangguan traumatis atau illness, maka fokus saja menumbuhkan semua aspek fitrahnya dengan baik dengan mengutamakan antusias dan gairahnya dengan memberikan imaji imaji positif atas semua hal. 

B. Dalam pendidikan fitrah tidak berlaku kaidah makin cepat makin baik, semuanya akan indah pada waktunya. Dahulukan cinta/ghairah/antusias sebelum amal, dahulukan iman sebelum alQuran.

C.  Hindari bentuk formal dan kaku dengan target target ketat. Menumbuhkan, menguatkan fitrah melalui hal hal alamiah. Menyusui dengan fokus (bukan sambilan), bermain dan bergerak di alam, menggembirakannya dengan kebaikan, mengkaitkan segala sesuatunya dengan keMaha Baikan Allah dstnya.

Sebagai catatan, usia 0-2 tahun memberikan ASI ekslusif, ini bukan proses pemberian nutrisi (fitrah jasmani utk makanan alami) semata tetapi juga tumbuhnya kelekatan dengan ibunya (fitrah seksualitas), mengokohkan tauhid Rubbubiyatullah nya - Allah sebagai Kholiqon, Roziqon, Malikan (fitrah keimanan), menguatkan kemampuan bahasa dan sense of beauty nya ( fitrah estetika dan bahasa) dengan bahasa ibu (mother tongue) melalui kisah kisah indah yang dikisahkan atau buku yang dibacakan (fitrah belajar dan bernalarnya), menguatkan ego sentrisnya (fitrah indivdualitas) dstnya.

D. Ayah bunda bisa membrekadown 8 aspek fitrah menjadi beragam aktifitas yang menguatkan dan menumbuhkan (inside out) semua aspek fitrah itu tanpa terlalu banyak mengajarkan (outside in). Anak yang fitrah belajarnya tumbuh akan belajar dengan hebat sepanjang hidupnya, dan anak yang terlalu banyak diajarkan akan minta diajarkan sepanjang hidupnya. Anak yang diakui sifat uniknya akan memiliki kepercayaan diri dan mudah menemukan bakatnya.

E. Di tahap ini Fitrah dominan ditumbuhkan dan dikokohkan, Adab diteladankan dan disuasanakan oleh orangtua ✅

πŸ‘±πŸ»‍♀ Host:

5⃣ Kurikulum Beda Usia & Gender

Bunda Elly-Depok
Bunda Juju-Bandung
Bunda Diah-DKI
Bunda Citra-Lembang, Bdg
Bunda Ima - Bengkulu

1. Membuat kurikulum buat anak2 yg beda usia tp satu rumah dan beda gender, tipsnya apa ya pak? tidak akan apa2 jikalau yg usia 7th melakukan pembelajaran usia 3th atau sebaliknya? anak sy laki2 7th, perempuan 3th..

2. Asslm, utk materi pokok kali ini ada yg ingin sy tanyakan: Apakah dlm menyusun kurikulum aktivitas anak usia 0-7thn ini dibedakan oleh gender? boneka utk prmpuan, mobil utk laki2?
Trmakasih

3. Bagaimana cara membuat kurikulum untuk anak2 yang berbeda umur namun bisa dijalankan berbarengan (anak saya 5th & 3th)

4. Assalamualaikum
Saya ibu dari 3 anak, yg berusia 4,5thn, 2thn & bayi 3bulan, contoh/sample kurikulum seperti apa yg bisa diterapkan untuk anak2 seusia diatas? Usia berapa tahun idealnya anaknya mulai masuk sekolah?

5. Assalamualaikum Ustadz, saya punya anak 3.. usianya 9th, 4thn dan 7bln.. bgmn menyelaraskan HE drmh dgn kebutuhan anak yg berbeda krn rentang usia antara diatas 7 thn, dibwh 7thn, dan bayi.

πŸ‘³ Ust. Harry Santosa:

5⃣bunda Elly, bunda Juju, bunda Diah, bunda  Citra, bunda Ima yang baik,

1. Dalam kelompok umur yang sama bisa dibuatkan kegiatan yang sama walau capaian dan pengamatannya tetap berbeda. Bisa saja sama sama dibacakan buku, namun ananda usia 3 tahun lebih kepada penguatan bahasa ibu dan penguatan identitas gender serta kecintaan pada Allah, kalau ananda usia 7 tahun lebin kepada imaji dan abstraksi, sosok ayah, ketaatan kepada Allah

Namun dalam kelompok umur yang berbeda, sebaiknya kegiatannya dibedakan. Kalau gender tidak perlu dibedakan sebenarnya, kecuali dalam hal terkait fitrah seksualitas misalnya perasaan dan cara berpakaian dll.

2. Terkait fitrah seksualitas maka harus diberikan aktifitas atau play yang menguatkan identitas gendernya. Anak di usia 3 tahun harus dengan jelas menyebut identitas gendernya 

3. Aktifitas boleh sama, namun tiap anak sebaiknya punya kurikulum (rencana kegiatan) yang berbeda. Misalnya walau jalan jalan ke Ragunan, namun tiap anak punya stressing berbeda tergantung sifat unik dan kebutuhan usianya 

4. Silahkan lihat jawaban no 3⃣ dan 4⃣ 
Beberapa pakar parenting dan buku seperti "better late than early" menyebut sebaiknya anak masuk sekolah di usia 8-9 tahun. Kekhawatiran ini sebenarnya karena sekolah umumnya sangat formal, dan anak di bawah usia 7 tahun sebenarnya belum cocok untuk masuk ke formal. Sosial terbaiknya adalah bersama orangtuanya. Maka pilihlah sekolah yang orientasinya perkembangan anak dan potensi bukan target akademis dan kognitif spt calistung dll.

5. Setiap anak punya personal kurikulum (rencana kegiatan sesuai kebutuhan) masing masing karena kebutuhannya berbeda, Walaupun kegiatannya bisa disamakan agar bisa bareng, namun pengamatan dan stressing nya berbeda. ✅

πŸ‘±πŸ»‍♀ Host:

6⃣ Bonding untuk bayi atau perhatian pada balita

Bunda Vina - Surabaya
Bunda Isna - Klaten

1. Assalamualaikum Ustad mau bertanya.
Saya pernah dengan pernyataan klu kita punya anak balita misal 3 th lalu kita punya baby baru,  agar tidak menimbulkan kecemburuan pada si kakak, maka yang perlu kita fokuskan perhatian ke kakaknya, si adek cukup dipenuhi kebutuhan lahiriahnya saja. Klu benar, bagaimana aplikasinya? karena saya masih bingung bukankah juga perlu membangun bounding pada si baby.
jazakallah ustad.

2. Jika kita memiliki bbrp anak, misal dua, dengan perbedaan umur, 1 tahun dan 4 tahun. Bagaimana kita bisa mengatur aktivitas pagi atau siang mereka berdasar home education dengan asumsi hanya ibu sj di rumah? Apakah membuat aktivitas serupa atau bagaimana?

πŸ‘³ Ust. Harry Santosa

6⃣bunda Vina dan bunda Isna yang baik,
Bonding penting dan lebih penting lagi attachment (kelekatan) karena dua arah. Attachment ini masuk dalam penumbuhan fitrah seksualitas anak dan juga berpengaruh pada fitrah lainnya. Kelekatan ini harus terbina sejak anak lahir sampai usia 14 tahun, dengan asumsi usia 15 sudah aqilbaligh. Banyak penelitian membuktikan bahwa yang dibutuhkan bayi ketika menyusui sebenarnya bukan nutrisi ASI nya, namun kelekatannya.
1. Bagi si kakak dan si adik, attachment penting, namun perlu strategi agar tidak menimbulkan kecemburuan. Ada beberapa kasus yang saya temui, kakak sangat membenci adik sejak kecil dan berlanjut sampai kakak masuk SMP, ini terapinya dengan membuat simulasi mengulang peristiwa kelahiran adik dan menggali perasaan kakak ketika itu lalu menempatkan kadar berfikir dan kematangan hari ini mensikapi peristiwa itu.
Karenanya, jauh sebelum kelahiran, kakak diajak terlibat dalam proses kelahiran adik, dari berikan cerita inspiratif ttg indah dan enaknya punya adik bayi, sampai ikut menyiapkan perlengkapan bayi, mengantar periksa ke dokter dsbnya. Maka kakak akan menyambut kelahiran adik dengan suka cita. Lalu kemudian, buat strategi2 agar kakak tidak cemburu dengan cara melibatkan kakak ikut merawat adik dengan hal2 sederhana.
2. Sepanjang masih dalam range tahap yang sama (0-6 tahun), aktifitas boleh serupa supaya tidak repot tapi stressingnya dan pengamatannya berbeda sesuai kebutuhan perkembangan pada usianya. ✅

πŸ‘±πŸ»‍♀ Host:


7⃣ Potensi Fitrah Bakat

Bunda Herlina - Kediri
Elly_Depok

Bismillah...
1. Anak sy usia 5.7thn dia pintar menari tp yg disukai gerakan tarian kuda lumping πŸ™ˆ bgmna ya bunda septi/ustad cara mengarahkan hal trsebut?

2. Dengan cara seperti apa qta memperkaya wawasan pendidikan pd anak kitika memasuki usia sekolah?
Trima kasih bunda septi/ustad

3. Sy dan suami masih belum mengerti tentang potensi unik anak2. Anak pertama (7th) senang menggambar tp tidak senang mewarnai, senang bermain lego atau robot rakitan tp mudah bosan dg bentuk2 yg lama..klw bosan    minta belikan yg baru
Anak yg kedua (3th) baru terlihat dia kuat ingatan/hafalan tp bicara belum begitu jelas. Mohon saran dan arahannya pak tentang potensi unik tsb?

πŸ‘³ Ust. Harry Santosa

7⃣bunda Herlina dan bunda Elly yang baik,
Fitrah bakat itu dikenali sebagai sifat unik dan fisik unik pada usia 0-6 tahun, maka berikan kegiatan apa saja dan amati saja. Lalu dikembangkan pada usia 7-10 dengan cara diberikan banyak aktifitas yang relevan dengan sifat unik atau fisik unik tsb, lalu amati sampai ditemukan aktifitas yang 4E (enjoy, easy, excellent, earn) - yaitu ditunggu2 ketika akan memulainya, lalu ketika menjalaninya dunia serasa berhenti berputar, dan ketika mengakhirinya tidak mengatakan "akhirnya kelar juga".  
Jika tahapan ini berjalan baik, maka ketika masuk pre aqilbaligh, usia 11-14 tahun, maka fitrah bakat akan muncul sebagai peran yang akan menjadi panggilan hidupnya. Bisa jadi kelak akan banyak peran namun tidak akan jauh dari sifat unik atau fisik uniknya.
1. Menari, memasak, olahraga dll termasuk fisik unik. Tenang ya bunda, semua anak batuta suka bergerak termasuk menari, namun belum tentu jadi penari. Bisa jadi tarian yang dilihatnya "kuda lumping" jadi belum ada wawasan lain. Coba ajak ke sanggar tari atau sanggar silat untuk membuka wawasan.
2. Memperkaya wawasan pada tahap usia 7-10 tahun bisa dengan kunjungan ke berbagai peran (tour de talents) dan mencobanya jika anak nampak tertarik, dan melanjutkannya jika enjoy dan easy lebih dari 3 bulan, lalu serius jika hasilnya ekselen.
3. Di tahap 0-6 tahun, fitrah bakat muncul sebagai sifat unik atau fisik unik. Menurut Gallup setidaknya ada 34 sifat unik, seperti suka memerintah, suka memajukan orang, suka komunikasi  suka memperbaiki sesuatu, suka guyub, suka membuat suasana ceria, suka waspada dll. Setiap anak umumnya kombinasi 5 daru 34 sifat tsb. Nanti di usia 7-10 tahun, muncul menjadi aktifitas yang relevan. Jadi amati saja dan rajin rajin mendokumentasikannya dalam porfolio anak agar kelak kita dapat melihat polanya dan menemukan jatidirinya (potensi uniknya). Jangan tergesa memastikan bakat anak apalagi memastikan perannya, karena bisa jadi perannya belum ada hari ini dan ananda menciptakan peran baru utk peradabannya kelak ✅

πŸ‘±πŸ»‍♀ Host: 
8⃣ PAUD-HS-HE

Bunda Meta - Gresik
ummu al fatih semarang
Bunda Elly - Depok
Bunda Vina - DKI

1. Di depan rumah ada tempat playgrup dan anak saya ingin sekolah di sana. Umur anak saya 3 tahun, apakah terlalu dini ya?

2. Ada beberapa kasus orangtua yang melakukan sistem home schooling akhirnya kerepotan sendiri dan harus menghadirkan guru privat yang tidak murah guna ngajarin anak pelajaran umum. Karena saat usia sekolah dan harus menempuh ujian paket. Tetap saja ada soal2 mapel umum. Sementara tidak sekolah formal kita tidak dapatkan ilmu itu. Lalu bagaimana kita harus menyikapi hal tersebut?

3. Sy dan suami masih punya kekhawatiran anak tdk berkembang baik secara emosional ataupun  intelektual jika tidak disekolahkan. Intinya kami belum yakin mampu membersamai belajar anak2 sampai usia 7th, makanya usia 5th anak masuk TK. Salahkah pak?

4. Anak saya umur 2,5 tahun saya masukan paud karena mengalami bingung bahasa (kata psikolognya). Saya ingin memperbanyak bicara bahasa ibu dengan teman2nya disekolah. Klo dirumah saya juga ada adeknya umur 1,5 thn.. sekarang umurnya baru 3 tahun.. paudnya 3 kali seminggu jam 07.30-10.00 apakah saya salah memasukannya ke paud?

πŸ‘³ Ust Harry Santosa:

8⃣bunda Meta, Ummu alFatih, bunda Elly, bunda Vina yang baik,
1. Sebaiknya tidak tergesa memasukkan anak ke PAUD atau playgroup, apalagi jika punya banyak kesempatan mendidik sendiri. Banyak pakar menganjurkan "better late than early". Selain itu sayang masa masa bersama harus diserahkan ke playgroup. Mendidik anak sesungguhnya menajamkan fitrah keibuan atau fitrah keayahan kita termasuk fitrah lainnya, "raise yourchild, raise yourselves".
Usia 0-6 tahun itu sesungguhnya pendidikan terbaik ada bersama ayah ibunya, untuk semua aspek fitrah anak.

2. Home Education itu tidak memindahkan sekolah ke rumah, tetapi fokus membangkitkan fitrah anak anak. Orientasinya bukan menjejalkan (outside in) tetapi membangkitkan (inside out). Anak anak yang fitrah belajar dan bernalarnya tumbuh hebat akan belajar mandiri dengan hebat sepanjang hidupnya, kita tinggal fasilitasi akses pada pengetahuan bisa buku, internet, klub dsbnya.
Hari ini science berkembang pesat, 200% setiap tahun, banyak yang baru dan banyak yang berubah. Maka berapa banyak guru yang harus kita hadirkan? Jadi jangan khawatir anak tidak diajarkan dan jadi kurang ajar, tetapi khawatirlah anak berhenti belajar.
Pengalaman saya dengan anak anak saya, UN adalah hal remeh jika gairah belajar mereka sudah bangkit. Bayangkan, pelanggan setia bimbingan test, 99% adalah siswa dari sekolah sekolah favorit. Ternyata sekolah favorit tidak menjamin siswanya memahami matpel dengan baik.

3. Jika di usia dini kita tidak yakin, maka di usia selanjutnya akan semakin tidak yakin. Banyak aspek fitrah yang membutuhkan kehadiran orangtua dan tidak ada di sekolah. Emosional dan intelektual pada usia 0-6 tahun justru ada pada kehadiran sosok ayah sebagai pembentuk cara berfikir dan sosok bunda sebagai pembentuk cara merasa. 

4. Bingung bahasa umumnya terjadi karena terlalu cepat diajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibu (mother tongue) nya utuh sempurna di usia 3 tahun. Mother Tongue ini bukan sekedar jumlah kosa kata atau cara berkomunikasi, tetapi juga cara berekspresi baik gagasan maupun perasaan. Cara berkespresi yang baik ini diperoleh melalui kelekatan yang intens dengan ayah dan ibunya. Jika ada adiknya malah bagus, jadi semuanya bersama sama menguatkan bahasa ibu. ✅

πŸ‘±πŸ»‍♀ Host: 
9⃣ Manajemen Waktu Ibu dan Anak Dalam ber HE

Bunda Khauli - Siak
Bunda Afifah - Depok
Bunda Aninda - Tangsel

Assalamualaikum, Ustadz...😊
1. Bagaimana cara mengatur waktu antara mendidik anak dan mendidik diri sendiri dalam rangka memantaskan diri sebagai ibu yang bisa mendidik anak2nya. Karena saya kesulitan dalam membuat prioritas dan manajemen waktu.

2. Berapa jamkah dalam sehari untuk menerapkan HE di rumah untuk batita? Perlukah menerapakan schedule rutin harian untuk ananda belajar ? 
Bagaimanakah scedule belajar yang efektif agar batita mau mengikutinya? Saya pernah membuat scedule tapi batita saya lebih sering menemukan kegiatan yang ingin dilakukannya sendiri.

3. Untuk kurikulum 2-7 tahun bagaimana yang sesuai dengan alquran dan sunah? 

4. Saya seorang ibu yang bekerja secara formal, sehingga anak biasanya bersama ART, bagaimana kiat2 agar HE dapat berkembang dengan baik untuk anak selama waktu yg tersisa?

πŸ‘³ Ust. Harry Santosa:
9⃣bunda Khauli, bunda Afifah, bunda Aninda yang baik,
1. Ada istilah "Raise your child, raise your selves" , jadi paralel aja karena jika kita mendidik anak, pada ghalibnya kita mendidik diri sendiri. Misalnya tentang fitrah keimanan, ketika kita membangun gairah dan antusias anak kepada Allah, maka apakah pada saat yang sama kita tidak sedang berusaha membangun gairah kita sendiri pada keimanan? 
Misalnya tentang fitrah bakat ketika kita berusaha mengamati bakat anak dengan melihat kadar antusianya pada aktifitas,  maka apakah pada saat yang sama kita tidak sedang berefleksi tentang bakat kita sendiri? dstnya. 
Jadi paralel saja, jalani dengan rileks dan optimis. Di sekolah seorang guru harus belajar dulu sebelum mengajarkan anak anak, tetapi di HE bunda tidak banyak mengajar, namun mendidik anak agar bergairah belajar dengan cara bunda dan anak sama sama belajar dan membangun antusias belajar.

2. Semua aktifitas keseharian di rumah adalah proses mendidik. HE berlangsung sejak bangun tidur sampai menjelang tidur. Learning through living, atau educating through living, yaitu mendidik dengan menggunakan apa yang ada dan Allah hadirkan dalam keseharian hidup. Ada banyak kearifan rumah yang bisa dilanjutkan atau ditumbuhkan, spt masak bersama, berkebun bersama, ke masjid bersama, dll

3. Yang sesuai alQuran dan asSunnah adalah yang sejalan dengan Fitrah dan Adab. Untuk usia 0-7 tahun fitrah lebih dominan dan adab diteladankan bukan diperintahkan. Ada 7 hal yang Rasulullah SAW alami dalam pendidikan masa kecilnya di Bani Sa'diyah. Silahkan check jawaban sebelumnya. 

4. Quality Time dan Quantity Time amat penting. Bunda rancang aktifitas aktifitas yang bisa menumbuhkan fitrah ananda, dan minta asisten utk menjalankannya serta mendokumentasikannya. Lalu relfeksikan bersama hasil dan perkembangannya, lanjutkan yang dianggap belum tumbuh baik. Bunda bisa manfaatkan technology video chatting untuk mendongeng atau sekedar ngobrol sama anak di jam jam istirahat kantor. Bunda bisa juga ikut komunitas agar bisa saling bergantian mendidik anak. Mintalah kepada Allah agar diberikan banyak hikmah dan dimudahkan menjalaninya ✅

πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„πŸ’¦πŸ„

Tidak ada komentar:

Posting Komentar