Jumat, 25 November 2016

Nice Homework 6 Matrikulasi IIP JKT Batch#2 "Ibu Manager Keluarga Handal"

Bismillahirrokhmanirrokhim.........

NICE HOMEWORK #6

BELAJAR MENJADI  MANAJER KELUARGA HANDAL

Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.

Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu

 RUTINITAS

Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.

Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?

3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.

4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)

5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.

6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7)

7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.

SELAMAT MENGERJAKAN

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Berikut tentang saya NHW 6 ^_^

3 aktiftas yang menurut saya penting (aktifitas dinamis) :
1. Membaca Buku
2. Menulis aktifitas belajar (blog, catatan pribadi)
3. Belajar bersama si baby ( Bunda Sayang )

3 aktifitas yang menurut saya tidak penting :
1. Online di dunia maya setiap jam, mencari, atau melihat informasi yang menarik tapi tidak penting, yang akhirnya membuat aktifitas lain terbengkalai.
2. Tidur siang, terkadang tidur siang menjadi aktifitas yang menurut saya tidak penting, karena waktu jam siang saya habis untuk tidur, dan saat bangun si baby juga bangun, dan akhirnya saya tidak melakukan kegiatan apa pun saat siang hari. Jadi tidak manfaat.
3. Mengobrol tidak penting

Program tentang saya yaitu  "Ten to Seven"

Jadi untuk menuju 10.000 jam terbang saya mendedikasihkan diri saya untuk belajar, mengasah skill, melakukan aktifitas dinamis selama 9 jam/hari dimulai dari jam 10 - jam 07 malam untuk menguasai  bidang ilmu yaitu Pendidikan Keluarga, Ibu, dan anak.

Aktifitas rutin saya mulai pukul 05.30, karena aktifitas setelah subuh saya membaca alquran dan menyempatkan ngbrol dulu bersama suami. aktifitas rutin dari jam 05.30 - 10.00 selesai (belanja, masak, siapin bekal, mandiin si baby, nyuci, berisih - bersih, makan pagi). Jam 10.00 pekerjaan rutin  sampai suami berangkat kerja selesai.

Kemudian saya akan melakuakan aktifitas dinamis "Ten to Seven", 0 KM pada tahun pertama ini telah dimulai yaitu belajar tentang "Bunda Sayang + Membangun Keluarga" Pada 1 bulan pertama saya akan belajar tentang visi misi keluarga, dan bulan berikutnya saya akan belajar all about Bunda Sayang..

Karena tanggal 26 November ini saya mengikuti FBE2 Fitrah Keluarga _ Familly Mission and Strategic Planning bersama bpk Harry Santosa, Bpk Dodik, dan Bpk Muhammad Firman,  sebagai materi pertama saya Membangun Keluarga untuk meenentukan Visi Misi Keluarga kami, dan juga sebagai invest keluarga kami di masa depan mencari Ridho Illahi.

Semangat Ten to Seven ^^

Materi 6 Matrikulasi IIP JKT Batch#2 "Ibu Manager Keluarga Handal"

Bismillahirrokhmanirrokhim.......


Matrikullasii IIP JKT Batch #2 
IBU MANAJER KELUARGA HANDAL

Hari / tanggal : Selasa, 22 November 2016 
Pukul : 20.00 - 21.00 WIB 
Fasilitator : Bunda Diyah Amalia
Ketua : Hastuti Sari Dewi 
Koordinator pekan ke 6 : Siti Munawaroh (Mumun)


Materi :
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6
IBU MANAJER KELUARGA HANDAL

Motivasi Bekerja Ibu
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita
Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?

 🍀Apakah masih ASAL KERJA, menggugurkan kewajiban saja?
 🍀Apakah didasari sebuah KOMPETISI sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
 🍀Apakah karena PANGGILAN HATI sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
 🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
 🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
 🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.

Ibu Manajer Keluarga

Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita
Saya Manager Keluarga
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.

 🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
 🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
 🍀Buatlah skala prioritas
 🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.

Menangani Kompleksitas Tantangan

Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
b.ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time? 
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
c. DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.

_ Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_
Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latih lagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

Perkembangan Peran

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih
SEKEDAR MENJADI IBU
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

 🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.
 🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
 🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
 🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.
Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.

Hanya ada satu kata
BERUBAH atau KALAH


Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN:
Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015
Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #1, 2016
Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009


Tanya Jawab Materi Pekan Ke 6 
Program Matrikulasi IIP JKT Batch #2

Jumlah penanya : 14 anggota
Tanya : T, Jawab : J

1⃣ Bunda Yola :
T : Menanggapi materi motivasi ibu bekerja, kebetulan saya bekerja di ranah publik. Saya pribadi sangat menginginkan menjadi ibu bekerja di ranah domestik, namun karena alasan kebutuhan ekonomi saya bekerja di ranah publik, jadi motivasi saya bekerja bukanlah "Asal Kerja", "Kompetisi", maupun "Panggilan" tapi karena "Kebutuhan". Hal ini seringkali membuat saya tidak puas dan sedih karena tidak punya pilihan. Di satu sisi meninggalkan anak karena dinas luar sangat sering, di sisi lain membutuhkan manfaat ekonomi dari dinas luar itu. Bagaimana memperbaiki perasaan saya selama ini untuk bisa menjadi Ibu bahagia yang mampu menularkan kebahagiaan itu ke dalam keluarga?

 1⃣ Bunda Yola
J : Jika memang bekerja di ranah publik itu menjadi kesepakatan dan hal penting dalam keluarga, maka lakukan dengan sepenuh hati.

Saat mendelegasikan tugas, pastikan kalau sudah sesuai dengan value kita. Luangkan waktu untuk membicarakan value kita dengan asisten, kemudian latih asisten kita. 

Saat di rumah manfaatkan waktu bersama anak sebaik mungkin. ✅


2⃣Bunda Leila
T : 1. Kalau ingin mencapai apa yang keluarga lain sudah raih, ini termasuk kompetisi bukan, ya? Arahnya lebih ke 'mereka bisa, masak kami tidak', misalnya hafalan Qur'an, semacam berlomba-lomba dalam kebaikan. Kita sedih kalau ketinggalan, tapi bukan berarti stres dan kesal pada yang sudah lebih sukses, kadang adanya kesal terhadap diri sendiri.
2. Untuk one bite at a time, jika target harian kita ada banyak aspek misalnya hafalan Qur'an, resep sehat tertentu, cek kandungan dan efek samping imunisasi yang akan diterima anak kita pekan depan, baca tips SEO, baca artikel parenting dari satu sumber sehari, browsing mau beli baju rumah cantik dengan harga terbaik, yang seperti ini termasuk terlalu banyak/tidak fokus kah?

 2⃣ Bunda Leila
J : 1. Masing-masing keluarga memiliki ciri khasnya. Maka, maksimalkan kekuatan tersebut

2. Jika target harian tersebut mampu dilaksanakan secara kontinyu, itu bagus✅


3⃣ Bunda Lia:
 T: 1. Untuk delegasi pekerjaan. Bagaimana jika tidak ada orang yg di delegasikan untuk pekerjaan sbgai ibu (tdk ad art dan anak2 msh balita) Arti ny,jika sebagai manajer harus mempunyai bawahan ya
 2. Seandai nya keinginan bekerja itu datang karena perasaan bosan dengan pekerjaan rmh. Ingin jg rsnya beraktivitas yg menghasilkan diluar. Itu bagaimana?
3. Langkah yg dikerjakan agar segera move on dari 'sekedar menjadi ibu' Karena cukup sulit jika berubah langsung drastis dan konsisten
                        
 3⃣ Bunda Lia
J: 1. Ajak anak-anak terlibat dalam aktivitas ibu yang sesuai dengan usianya. 
Pemaknaan manajer di sini lebih ke pembaharuan pemahaman, dari yang 'sekedar' menjadi 'lebih bermakna'

2. Jika bosan melanda, coba kita berhenti sejenak. Tanyakan pada diri sendiri, untuk apa kita bekerja di dalam rumah. Seberapa ikhlas hati kita melakukan pekerjaan tersebut?

3. Langkah awal, ubah mindset kita menjadi ibu yang lebih bermakna✅


 4⃣ Bunda Prima :
T: Sebagai ibu pekerja waktu untuk bercengkrama dengan anak-anak lebih sedikit dibandingkan dengan ibu rumah tangga,yang setiap saat mungkin bisa mengontrol kegiatan anaknya. Berbicara soal aturan, saya dirumah sudah mendelegasikan aturan-aturan tersebut kepada orang-orang yg ada dirumah,bahkan menulis aturan-aturan tersebut biar selalu diingat, misalnya: anak saya dilarang beli makanan atau jajan yg macam2 karna alasan kesehatan atau beli main2an setiap hari, hal ini bukannya tidak boleh tetapi utk membiasakan anak saya utk hidup sehat dan berhemat. Saat ini saya tinggal dengan mertua,dan aturan-aturan yang saya buat selama ini terkadang dilanggar karna alasannya "sayang dengan cucu atau kasihan dengan cucu kalau tidak dibelikan mainan dll", pertanyaan saya apa yg harus saya lakukan agar aturan tersebut tetap dijalankan dan dilanggar, tanpa ada intervensi dari keluarga mertua misalnya, mengingat sebagai ibu pekerja waktu saya dirumah lebih sedikit?

4⃣ Bunda Prima
J : Kita tidak bisa mengesampingkan begitu saja peran mertua. Tetap hormati mereka sebagai orang tua kita. 

Terkait aturan tentang anak, bicarakan terus dengan mertua, wilayah-wilayah yang boleh dan tidak boleh. Ajak ngobrol mertua juga tentang hal-hal yang baik dan sehat untuk anak-anak✅


5⃣ Bunda Kartini
T : Saya dulu sebagai wanita bekerja, sebelum memiliki anak, karena saya tidak rela meninggalkan anak, jadi cuti lahiran lanjut resign. Tetapi saat ini saya msh menumpang di rumah ortu saya. Jd saya belum maksimal menjalankan fungsi sebagai manager keluarga. 
Bagaimana supaya saya menjadi manager keluarga di rumah ortu saya? Apakah mungkin?
Bagaimana menyikapi perbedaan mendidik anak? Saya merasa banyak konflik jika masih bersama keluarga saya. & saat ini sedang membulatkan tekad untuk mandiri. 
Apakah menjadi Manager keluarga, harus membuat jadwal perjam untuk tugas saya menjadi ibu untuk keesokan hari nya?

5⃣ Bunda Kartini
J : Hal-hal yang kita tekadkan BISA, insyaAllah bisa kita lakukan.

Ada satu cerita dari bu Septi ketika beliau sekeluarga hidup satu rumah dengan orang tuanya. Beliau memberi batas aturan untuk anak-anaknya. Jika berada di wilayah ibu, maka aturan ibu yang dipakai. Jika berada di wilayah nenek, maka bisa memakai aturan nenek. Ini salah satu contoh strategi keluarga.

Manajer keluarga harus membuat jadwal?

Jika hal itu menjadi kebutuhan dan mendukung aktivitas ibu sebagai manajer keluarga, maka lebih baik dibuat✅


6⃣ Bunda Ulifa
T : Bagaimana sarannya ya Bu, kadang suami itu mementingkan kegiatan saya di luar rumah tangga seperti berbagai macam kegiatan dakwah walaupun hari sabtu minggu (yg mana kedua hari tersebut enaknya digunakan untuk kegiatan keluarga karena suami libur sabtu dan minggu). Menurut suami, saya tidak masalah tidak mengerjakan kerjaan rumah saat ada kegiatan tetapi saya sendiri merasa ada beban jika menyelesaikan pekerjaan rumah tangga tertunda.

6⃣ Bunda Ulifa
J : Bisa dibicarakan kembali bersama suami, apa yang menjadi ganjalan hati bunda. Ungkapkan rasa hati yang selama ini menyelimuti bunda. Minta pendapat dan masukan lagi dari suami. Mudah-mudahan akan terwujud simpulan yang bisa diterima semua keluarga✅


7⃣ Bunda Yunita
T : Sebagai manager rumah tangga,  kita diminta menegakkan aturan.  Sepahaman saya,  misalnya dalam hal kebersihan dan kerapihan rumah.  
1. Bagaimana ya agar suami dan anak terlibat dalam urusan bersih2 di rumah tanpa terkesan menyuruh?
2. Lalu jika sudah sepakat dgn tugas dan tanggung jawabnya tp lalai,  bagaimana baiknya cara mengingatkan suami &  anak agar kita tidak marah atau membuat suami & anak marah?

7⃣ Bunda Yunita
J : Jadikan kegiatan bersih-bersih sebagai aktivitas semua keluarga, semua anggota terlibat, semua anggota bertanggung jawab. Buat kesepakatan, jika lalai, apa yang harus dilakukan.

Misal : mengembalikan handuk setelah mandi ke tempat jemuran
Masing-masing anggota bertanggung jawab untuk menaruh kembali handuknya setelah dipakai
Jika lalai, maka ibu bertugas untuk mengingatkan anggota keluarga yang lalai hingga pekerjaan tersebut selesai

👆🏼itu satu contoh saja ya. 
Aturan tentang hal apa yang dilakukan jika terjadi kelalaian, bisa minta pendapat dari anggota keluarga.
Bisa ditanyakan ke anggota keluarga, jika lalai, maka ibu harus ngapain?

Kita gali ide dari semua anggota keluarga untuk menjadi kesepakatan bersama, sehingga ketika ada yang lalai, kita kembalikan pada kesepakatan yang telah dibuat bersama tersebut✅


8⃣ Bunda Rita Fithra Dewi
T : Bagaimana membagi tugas yg "adil" dan menjaga kerjasama dengan seluruh anggota keluarga yg memiliki perbedaan umur. Seperti dengan anak-anak yg umur range nya dari 12th, 7th dan 5th.

8⃣ Bunda Rita Fithra Dewi
J : Adil, pemahaman saya, memenuhi sesuai kebutuhan. Maka, kebutuhan anak usia 12 tahun akan berbeda dengan anak usia 7 tahun atau 5 tahun. Kebutuhan-kebutuhan ini bisa kita gali informasinya dari masing-masing anak tersebut. Kemudian coba ditata dan disinergikan. 

Usia 5, 7 dan 12 tahun sudah mulai bisa menyelesaikan aktivitas sesuai kemampuan mereka. Maka, buat kesepakatan dengan anak-anak tersebut, apa yang akan mereka kerjakan masing-masing dan apa yang akan mereka lakukan bersama✅


9⃣ Bunda Retta
T : 1. Bagaimana menentukan prioritas dalam menerapkan teori manajer rumah tangga? Apakah lebih baik menjadi manajer keuangan dulu, manajer pendidikan atau yg mana?
2. Apa parameter keberhasilan kita sudah menjadi manajer yg berhasil?

 9⃣ Bunda Retta
J : 1. Sesuaikan dengan kebutuhan bunda
2. Pribadi kita semakin bahagia, pelanggan utama kita (suami dan anak) pun semakin bahagia✅


1⃣0⃣ Bunda Omi
T : 1. Sejauh mana sebuah prinsip kompetisi membuat kita stres? Karena saya suka kompetisi terutama yg berkaitan dgn peningkatan kualitas keluarga. Seperti misal: keluarga A bagus dari sisi akhlak, membuat saya terpacu utk seperti mereka
2. Karena saya mengerjakan semua pekerjaan sendiri tanpa art, dan saya mau semua hal serba cepat selesai tapi saya jd banyak lalai, maunya cekatan tapi suka memecahkan dan merusak barang.  Bagaimana menjadi ibu yg gesit tapi cekatan dan hati-hati?
3. Kadang saya membutuhkan partner agar anak-anak bisa "tenang" dan saya bisa aktif sendiri mengerjakan pekerjaan domestik rumah. Tapi jujur saya tidak rela anak saya menonton tv. Niatnya sehari hanya menonton 2 jam, tapi kadang jadi 3 jam. Apa solusi agar anak tanpa tv atau sangat sedikit menonton tv? Kebetulan di rumah saya banyak sekali mainan dan buku-buku edukatif, tapi waktu anak-anak bermain ketika rumah sudah rapi dan anak-anak sudah mandi serta makan pagi  

1⃣0⃣ Bunda Omi
J : 1. Ketika kesuksesan keluarga lain membuat kita 'panas'. Mengamati sisi baik keluarga lain, boleh. Terpenting, setiap keluarga punya kekuatan masing-masing, maka optimalkan.
2. Sama dengan saya bunda, tanpa ART 😊 Fokus dan tenang ketika melakukan satu aktivitas.
3. Maksimalkan aktivitas tanpa tv. Ketika beraktivitas tanpa tv tersebut, temani anak-anak, terlibat penuh secara fisik maupun psikologis, hingga anak tercukupi kebutuhannya✅
                  
    
1⃣1⃣ Bunda Neng
T : Cara meningkatkan peran dari seorang kasir keluarga menjadi manager keuangan keluarga             

1⃣1⃣ Bunda Neng
J : Cari ilmu seperti apa manajer keuangan keluarga itu, kemudian praktekkan

Misal, selama ini aktivitasnya menghitung uang masuk dan keluar saja
Setelah dapat ilmunya, kemudian bisa praktek mengalokasikan dana ke pos-pos yang lebih tertata sesuai perencanaan keluarga✅


1⃣2⃣ Bunda Oktiin
T : Mau nanya tp situasinya kyk gini: Ga punya orang yang bisa bantu didelegasikan tugas, kecuali suami. Krn orangtua sdh tua. Jd suka kecapean sndiri. Bagaimana mengatasinya?    

1⃣2⃣ Bunda Oktiin
J : Bagaimana dengan anak-anak?
Sudah dikomunikasikan langsung dengan suami untuk mencari solusi bersama?✅


1⃣3⃣ Bunda Yulmia
T : Kalau boleh tau,bagaimana pembagian waktu bu septi waktu anak2 nya masih balita..? Dan apakah bu septi pernah mengalami kegagalan2 dlm menjadi manager keluarga..? Kalau pernah,bagaimana cara bu septi menghadapi kegagalan tsb.   
                     
1⃣3⃣ Bunda Yulmia
J : Hal yang pernah diceritakan ibu Septi kepada kami adalah saat anak-anak balita, Ibu Septi fokus pada wilayah bunda sayang dan cekatan. 
Saat mau masuk ke ranah bunda produktif, beliau tetap melibatkan anak-anak.

Pesan dari Pak Dodik, Ibu Septi boleh berperan di ranah bunda produktif asalkan anak-anak tetap bersama bunda sampai usia 12 tahun

Jadi, kegiatan bunda produktif dipilih yang bisa melibatkan anak-anak✅


  1⃣4⃣ Bunda Agustin 
T : Saya ibu yg bekerja, suami saya belum punya pekerjaan lagi. anak masih balita. Kami tidak punya ART. Sering kali saya bingung menentukan prioritas. Keluarga atau kantor. Pekerjaan saya mengharuskan lembur dan sering keluar kota berhari-hari. Hal itu tentu saja blm bisa saya lakukan. Saya tidak enak jika izin minta kelonggaran terus menerus. Tetapi saya juga tidak sanggup meninggalkan suami atau anak. Manajemen yang bagaimana yg bisa saya terapkan?    

1⃣4⃣ Bunda Agustin
J : Terus semangat yaa  
Yakin bahwa Allah sayang pada hambaNya

Komunikasikan dengan suami, bagaimana baiknya solusi yang akan diambil. Bagaimanapun, ini menyangkut keberlanjutan biduk rumah tangga bunda dengan suami. Kesepakatan manajemen seperti apa yang akan muncul, mudah-mudahan menjadi solusi baik untuk bunda sekeluarga✅

*Untuk Pertanyaan dari Bunda Yulmia, 
Berikut jawaban ibu Septi Peni Wulandani terkait pertanyaan dari Bunda Yulmia yaa👇🏼
                        
[11/22, 8:54 PM] Septi Peni Wulandani: 2⃣ Mbak Prima, tetapkan prioritas terlebih dahulu, dan lakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Saya berikan contoh yg saya lakukan saat enes ara kecil ( jarak mereka 15 bln) dan saya tanpa ART

Saya komunikasikan dulu ke pak dodik, mana kondisi dari ketiga hal ini yg paling membuat pak dodik bahagia, silakan diurutkan.

1⃣Anak terurus dengan sangat baik
2⃣Makanan terhidangkan fresh dari tangan saya
3⃣Rumah rapi 

Ternyata pak dodik memilih urutan 1⃣3⃣2⃣ akhirnya saya minta waktu per 3 bulanan unt bisa belajar setahap demi setahap dan satu persatu, sampai 3 kompetensi dasar tsb bisa saya penuhi kemampuan minimalnya.

Saya tambahkan sedikit. Tahapannya ya yg sdh pernah saya lakukan.

Pak Dodik itu tipe suami yg ingin rumahnya rapi terus.

Waktu itu saya berikan pilihan, karena saya bukan wonder woman 💪

Beliau pilih anak diurutan pertama

Tapi setiap jam 7 malam rumah rapi ya ( krn pak dodik waktu itu pulang kantor jam 7)

Saya penuhi hal tsb selama 3 bulan pertama

Setelah 3 bulan kedua, saya perpanjang jam rapi rumah demikian seterusnya, sampai 3 kompetensi dasar bisa terpenuhi semua. Kalau tidak bisa semua, kembali ke yg utama dan pertama.

Maka pahami kemampuan diri kita, komunikasikan dg orang sekeliling kita, terurama yg masuk di lingkaran 1 kita. ✅


selanjutnya ke pertanyaan apakah pernah gagal?, Sering 

karena dulu nggak pernah bikin jadwal harian

👇

[11/22, 9:12 PM] Septi Peni Wulandani: 3⃣ Mbak Ratna, yg perlu diingat dalam menambah jam terbang adalah "kesungguhan praktek" tidak hanya "sekedar praktek".

Shg apabila kita 1-3 jam saja bersungguh-sungguh mengamati perkembangan anak kita. Bermain dg mereka shg bisa menambah  kompetensi kita sebagai ibu, karena kita menjalankan peran kita sbg ibu, maka sdh masuk hitungan jam terbang. 

Karena ada ibu yg bersama anaknya full berjam-jam tapi tidak menjalankan peran keibuannya.

🍀Jadwal yang kita buat harian itu dalam rangka kita melihat " track" kita hari ini. 

Maka ketika anak kita menjadi prioritas utama, usahakan jadwal kita yg menyesuaikan mereka.

Kemudian di sela waktu longgar kita, kembqli ke jadwal yg sdh kita susun.

Itu baru namanya flexible. Seperti lingkaran karet, ketika tracknya melingkar dg diameter tertentu, bisa kita regangkan dg diameter di luar track, tetapi habis itu bisa kembali lagi ke track semula.

Berbeda dengan lingkaran kawat, apabila kita bentangkan di luar track, tdk serta merta kembali ke bentuk semula. Bentuknya akan berubah dari track awal.

Semoga analog ini dipahami

Ini yg kadang kita banyak misspersepsi, 

"Mengapa harus buat jadwal, jadi orang itu yg flexible saja"

Apa yg dimaksud dg flexible?

Biasanya banyak yg menjawab :
" santai, mengalir tanpa rencana" dan yg sejenis.

Fleksibilitas adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok.

Kalau kemampuan itu kita lakukan tanpa kita punya ROAD MAP hidup, tanpa jadwal kegiatan penting hari ini, terlihat bahwa kita TIDAK PUNYA TRACK YANG BENAR, 

maka pasti hidup kita berantakan, mudah terbawa arus kemana angin berhembus.

30 Menit Lebih Dekat dengan Pak Dodik

Bismillahirrohmanirrokhim........



30 Menit Lebih Dekat dengan Pak Dodik

Matrikulasi iip jakarta batch #2
24 november 2016 pukul 20.00-20.30
Dipandu dan diresume oleh: Dian annuriah rahmawati

1. Dian
Mau tanya p dodik..bagaimana p dodik menempatkan diri sebagai ayah utk anak-anak? APakah ada perbedaan positioning kepada anak laki dan perempuan?

=>Ketika sudah masuk aqil baligh tentu ada perbedaannya. Secara umum saya belajar menjadi teman ngobrol mereka (meski kata mereka saya kadang2 menjadi teman yang menyeramkan hahaaa).


Perbedaan lebih pada materi obrolan, bukan perlakuan saya kepada mereka✅
2. Nurbaiti
Pak dodik. Mau tanya apa kewajiban yg paling penting sebagai seorang ayah? Krn selama ini yg sering dibahas adalah kewajiban ibu.
➡ Posisi ayah memberi ruang kepada anak2 untuk menumbuhkan sisi kepemimpinan, kreativitas (kadang rada2 bengal dikiiit gitu hehee), sistematika dan struktur berpikir dan faktor2 yang bernuansa kelelakian (sisi tegas, keras, dan yang sejenis)✅

3.Efiaty Iip Jkt: Assalamu'alaikum pa Dodik, bagaimana ya membangun komunikasi yg baik dengan pasangan? Terima kasih..
➡ Terima terlebih dahulu pasangan apa adanya, pahami bahwa kita dan pasangan memang berbeda. Kemudian perbanyak aktivitas dan obrolan untuk menyelaraskan gaya dan kerangka komunikasi. Lakukan saja terus2 secara santai, nanti lama2 juga akan ketemu pola yang cocok sekeluarga✅

4.Renie Rivania
Pak dodik, bgmn atau sejauh mana peran ayah dalam mendidik anak sesuai fitrahnya? Makasih pak 🙏🏻
Lihat atas ya Bund✅

5. Jusriani Iip Jkt
 Mau tanya pak Dodik. Bagaimana menurut pak Dodik cara seorang ayah pekerja untuk menempatkan diri dalam keluarga, sebagai ayah yang disayangi anak, dan juga sekaligus sebagai suami yg dihormati istri sementara sebgain waktunya habis utk pekerjaan
➡ Pahamkan pada diri ayah dan seluruh anggota keluarga bahwa ayah bekerja dan lama beraktivitas diluar itu adalah dalam rangka mengemban amanah keluarga. Maka letakkan aktivitas itu dalam kerangka utuh aktivitas (yang perlu dilakukan) sekeluarga.


Caranya?
Mesti duduk bersama dan jalankan Family Strategic Planning✅

6. Dian
Bagaimana cara p dodik dlm menyampaikan kritik atau saran kepada istri dan kepada anak?
 ➡ Kami punya rumus saat memberikan feedback yaitu "Sosis first" (saya suka menggunakan kata sosisnya dengan bahasa Indonesia). Maksudnya: Sampaikan dulu hal yang positif terhadap anak atau pasangan, baru kemudian dilanjutkan dengan "Hal2 yang perlu diperbaiki."

Jelasnya akan saya contohkan saat workshop komunikasi efektif✅

7. Bagaimana menjaga keharmonisan keluarga?
➡ Banyak main bareng, banyak beraktivitas bareng dan banyak ngobrol bareng sekeluarga. Ini mantra dasar✅

8.Reytia Iip Jkt: Assalamualaykum pak dodik, mdh2an msh inget saya 🙏🏻 .. sambil menyimak pertanyaan teman2 😊
➡ Apa kabar Bund?☕

9. Mau curhat nh pak dodik.. Suami sy baru ngambil s3, ttp bekerja juga.  Saat ini lagi galau membagi wkt antara pekerjaan sm kuliahnya.  Kadang beliau merasa mungkin blm saatnya ngambil s3 skr krn padatnya wkt kuliah dan kerja.  Bagaimana sikap sy sbg istri utk memberikan dorongan/motivasi
➡ Saya tidak tahu pasti bagaimananya. Setidak2nya Bunda dapat menjadi pendengar yang baik, memberinya lingkungan yang membahagiakan yang dapat membuatnya rileks dan menghilangkan segala penat, dan tentu saja mengalirkan doa yang tiada putus untuknya.✅

10. Fauzia: Assalamualaikuam pak Dodik bagaimna caranya menjaga keharmonisan hubungan?

11.  Yunita Iip Jkt: Assalamu'alaikum wr.wb Pak Dodik.  Saya Yunita. Mau tanya:
1. Bagaimana cara mengajak suami utk terus belajar dlm membina RT dan mengasuh anak tanpa terkesan cerewet/menggurui?
➡ Ya ngga usah menggurui, begitu saja heheee
Lakukan saja segala yang Bunda pandang perlu dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun bersama ananda. Bergembiralah untuk itu semua dan biarkan suami melihat hasilnya beserta dengan segala kegembiraan itu.
Masa suami ngga pengin ikut gembira juga?

2. Saya ikut kajian dimana dikatakan bahwa ayah adalah penegak aturan, sedangkan ibu memberikan rasa nyaman. Bagaimana suami istri menyeimbangkan peran tsb agar aturan dpt berjalan dan tidak ada favoritism dari anak (aku lebih suka sama mama karena lebih longgar atau sebaliknya)
➡ Silakan tanya kepada yang memberi kajian Bund.✅

12. Reytia Iip Jkt: Mau tanya dong di rmh tangga bpk dan ibu apakah ada peran "good cop bad cop"? Jika ya, bgmn pembagian perannya?
 ➡ Kami tidak menganut itu Bund.✅

13. Nikmah Iip Jakarta: Assalamu'alaikum,
Mau  tanya pak dodik, bagaimana menentukan kurikulum utk tiap anak? Pasti tidak sama
Betul tidak sama. Dirumuskan bersama dengan anak2; dan bila tiba waktunya mereka merumuskan sendiri untuk diri mereka✅

14. Rahmawati Iip Jkt: Assalamu'alaikum pak dodik, mau tax jg nih... apakah efektif curhatan istri ke suami itu mesti "ada" setiap kali ada masalah. Apakah ada "moment" seorg suami pux rasa bosan mdengar curhatan istrix ?? #kami br 3 thn berumahtangga. Selama ini klo ada masalah, paling yg betul2 urgent br disampaikan lgsng ke suami. Selebihx curhatx saat sujud.
➡ Mesti tanya langsung kepada suami Bund pola seperti apa yang disukainya?✅

15. Dian: Berapa lama waktu minimal yg p dodik tetapkan utk bermain dan mengobrol dgn anak-anak?
Tidak ada patokan, saya lakukan bila saya memerlukannya atau anak2 mengundang saya untuk melakukannya atau kami tiba2 bersemangat untuk melakukannya bersama secara spontan.


Sebagai gambaran kami makan bersama setidak2nya 2 kali sehari, ngumpul di teras belakang setidak2nya sekali di sore hari,... ya barangkali itu minimal saya ngobrol dengan anak2.


Bermain?
Saya tidak punya jadwal khusus untuk itu. Hanya saja rasa2nya aktivitas kami memang isinya bermain heheee✅

16. Yulmi Iip : Pak dodik,apakah bapak yg mendidik bu Septi hingga jadi seperti sekarang..?
Pak dodik,apakah bapak yg mendidik bu Septi hingga jadi seperti sekarang..? ➡ Setelah menikah, ya✅

Review NHW 5 Matrikulasi IIP JKT Batch#2 "Belajar Bagaimana Caranya Belajar"

Bismillahirrokhmanirrokhim............

Review Nice Homework sesi #5
🙇� BELAJAR CARA BELAJAR 
( Learning how to Learn)


Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini?
Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
🍃Bingung, ini maksudnya apa?
🍃Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
🍃Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
🍃Masih ada yang merasakan hal lain?
Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT 👏🏻👏🏻👏🏻 
karena teman-teman sudah memasuki tahap “belajar cara belajar” 🙂

Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah
“Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh”
*Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.*
Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu “OUTSIDE IN” informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.
Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan “exit procedure” andaikata di tegah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.
Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yang bertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA.
Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?
🌸Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
🌸 Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan clue saja.
🌸Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.

Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.
Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
🌺Memberikan teori tentang desain pembelajaran
🌺Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
🌺Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
🌺Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.

tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.
Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.
Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya
*‘ADAB itu sebelum ILMU’*
Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
1⃣Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong

Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.
2⃣Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`
tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
3⃣Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa (stay foolish, stay hungry)
Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa (stay foolish, stay hungry) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.
Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
Hasil Nice Homework #5, Peserta matrikulasi IIP Batch #2,2016
Materi Matrikulasi IIPbatch #2, Belajar cara Belajar, 2016
Materi Matrikulasi IIP batch #2, Adab Menuntut Ilmu, 2016

Jumat, 18 November 2016

Nice Homework 5 Matrikulasi IIP JKT Batch#2 "Belajar Bagaimana Caranya Belajar"

 Bismillahhirokhmanirrokhim.....


NICE HOMEWORK #5
MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #2


📝 *BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*📝 
(Learning How to Learn)
Setelah malam ini kita mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka kali ini kita akan praktek membuat *Design Pembelajaran* ala kita.
Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.
Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.
Bukan hasil sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.
Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

Kali ini saya akan belajar Design Pembelajaran Ala Saya, 
mengerti dan memahami cara belajar saya ^^

Cerita sedikt, 
Dari sewaktu SD hingga masuk Perguruan Tinggi cara belajar saya adalah cara belajar ala saya, "mencatat" setiap kali mendekati hari H ujian, yang saya lakukan adalah mencatat kembail, atau meringkas pelajaran2 yang akan diujikan, kemudian memahami satu per satu yang saya tulis, terkadang saya bisa menulis ulang hingga 2x untuk memahami dgn benar.
Saya bukan type orang yang jago dalam menghafal, bisa di bilang Lola kalau suruh hafalan.... Tapi saya lebih suka memahami dari materi2 yang diberikan, meskipun terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama juga, tapi menghafal justru membuat saya gugup, lebih baik saya mengingat bab 5 saya tulis di kertas sebelah kanan atau kiri dengan awal tulisan "belajar" dan kemudian saya teruskan dengan ide saya. Dan dengan cara begitu saya tetap mendapat nilai yang baik..
Jadi itu termasuk golongan gaya belajar apa ya? audio? visual? apa kinestetik? ^_^

Oke, lanjut "Design Pembelajaran Ala Saya"

Pada tahun pertaman di KM 0 pada tanggal 23 November 2016, saya akan merancang pembelajaran untuk menuju target di KM 1 pada tanggal 23 November 2017.

1. Materi
Materi saya dapat dari seminar - seminar dan tentunya materi dari program Matrikulasi IIP ini, dan dari buku - buku yang mendukung target pembelajaran saya.


2. Tulis
Mencatat atau menulis semua hasil atau inti dari materi bisa di buku catatan atau noted app,

3. Pahami

Memahami materi membuat saya lebih mengerti mendalam dan mengembangkan materi yang saya dapat untuk menuju realisasi.

4. Publikasikan
Ilmu akan lebih bermanfaat jika dapat di bagi dengan banyak orang bukan?? sekaligus mendokumentasikan hasil belajar saya ntah itu dari seminar atau matrikulasi IIP, sehingga dapat bermanfaat juga bagi orang lain yang membaca.

5. Realisasikan
Ilmu tidak akan berguna, dan tidak akan manfaat bagi diri kita jika tidak di praktikan bukan?? ^^ dan akan saya buat untuk menjadi kenyataan.. 

6. Evaluasi 
Evaluasi penting untuk menentukan telah berhasil tidak nya materi telah mengubah hidup saya.

Semangaaat Belajaaaaarrr ^_^

Materi 5 Matrikulasi IIP JKT batch#2 "Belajar Bagaimana Caranya Belajar"

Materi Matrikulasi IIPbatch #2 sesi #5



📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝


Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, 

Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.

Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang  yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar. 

Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran  yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.

Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa. 

Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan


Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.


Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.

Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.

Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?

Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal : 

1. Belajar hal berbeda 
2. Cara belajar yang berbeda
3. Semangat Belajar yang berbeda

🍀 Belajar Hal Berbeda

Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:

🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya

🍎Menumbuhkan karakter yang baik.

🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)

Cara Belajar Berbeda

Jika dulu  kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.

Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.

Misalnya :

👍 Ibu jari : How

👆 Jari telunjuk : Where

✋ Jari tengah : What

✋ Jari manis : When

✋ Jari kelingking : Who

👐 Kedua telapak tangan di buka : Why

👏 Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.

Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya

Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.

Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik

Apa itu berpikir skeptik ?

Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.

Semangat Belajar Yang berbeda

Semangat belajar  yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :

🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.

🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.

Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).

Yang harus dipahami,

Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita

Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?

• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan 

Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah

Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.

Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.

🚫 Sebaliknya jangan meratakan lembah

yaitu dengan menutupi kekurangannya,

Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).

Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.

Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.

Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.

Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :

1. Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2. Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3. Mengetahui passionnya

Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.

  Good is not enough anymore we have to be different

Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).

Peran kita sebagai orang tua :

👨‍👩‍👧‍👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.

👨‍👩‍👧‍👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.

kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya

👨‍👩‍👧‍👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.


Cara mengetahui passion anak adalah :

1. Observation ( pengamatan)
2. engage(terlibat)
3. watch and listen ( lihat dan dengarkan suara anak)

Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.

Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.

Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.

Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :

1. Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.

2. Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya

3. Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari

4. Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.

Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan :

Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014

Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009


Berikut adalah Resume Tanya Jawab Materi Matrikulasi IIP batch #2 sesi #5
📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Hari / tanggal : Selasa, 15 November 2016
Pukul : 20.00 - 21.00 WIB
Fasilitator : Bunda Yesi
Ketua : Hastuti Sari Dewi
Koordinator pekan ke 5 : Natie
Jumlah Penanya pada materi pekan ke 5 ini sejumlah 20 penanya, berikut tanya jawab pada materi kali ini :
1⃣ Penanya : mbak Nina P
Saya sudah mengamati anak2, kesukaan, kebisaannya, minatnya. Tapi saya masih bingung ini anak mau diarahkan kemana. Adakah buku atau sumber lain mengenai keterkaitan antara kesukaan anak mengenai suatu hal dengan salah satu profesi atau passion?
Jawaban :
1⃣ Mbak Nina, lakukan observasi pada anak, catat apa kegiatan yang membuat anak berbinar-binar. Pada usia kanak2 wajar jika anak mencoba berbagai hal sebelum nanti akan terlihat apa yang menjadi passion anak. 
2⃣ Penanya : mbak Febry
Mau nanya, jika kita sbg ibu, yg saya sendiri, saat memahami bbrp materi di IIP merasa kesulitan, dan akhirnya sedikit muncul rasa jenuh akibat tidak memahami, apa yg harus saya lakukan untuk memotivasi diri saya lagi? Dan bagaimana jika hal itu terjadi pula pada anak saya, disaat mereka tidak paham, dan akhirnya muncul rasa jenuh?
Jawaban :
2⃣ Mbak Febry, pada NHW sebelumnya kita sudah diajak memikirkan misi hidup dan merancang apa yang akan kita lakukan dalam pembelajaran kita sebagai diri sendiri, sebagai istri dan sebagai ibu. Apa yang kita buat kemaren tentunya sesuatu yang bunda sukai dan ingin mendalaminya. Dengan begini, teman2 akan menjalani proses belajar dengan rasa cinta.
Maka kita perlu menjalankan NHW kemaren dengan konsisten, kelak anak2 akan mengikuti kita. Anak-anak mungkin bisa salah memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng-copy teladan dari kita. Ini adalah modal awal kita menjadi orangtua yang berkualitas.
Jika rasa jenuh masih ada, segera temukan cara belajar yang berbeda. 
3⃣ Penanya : mbak Leila
Ada kalimat "membuatnya SUKA itu baru tantangan", nah, seberapa jauh kita boleh mengejar tantangan itu? Misalnya berenang sebagai keterampilan yang disunnahkan, apakah cukup anak bisa, seberapa perlu kita harus bikin anak suka berenang, bagaimana jika arahnya jadi menambah porsi (bersama kita misalnya) dan kemudian anak malah jadi stres? Atau kalau sudah ada tanda-tanda anak bosan kita break dulu untuk hal-hal yang 'mungkin dia tidak tertarik, tapi ada baiknya menguasai' seperti itu?
Jawaban :
3⃣ Mbak Leila, adalah normal jika anak terlihat bosan dan selalu berubah-ubah keinginannya. Tugas kita adalah menemani perubahan itu dan bersungguh-sungguh menanggapinya, jangan disepelekan meski itu keinginan anak-anak yang kadang (masih dianggap kecil) shg tidak diperhatikan. *FOKUS pada PROSES* bukan pada hasil. Ketika kita menemani dengan sungguh sebuah proses menemukan passion, maka anak-anak akan paham, bagaimana cara merealisasikan sebuah keinginan menjadi realitas. Bidangnya boleh berganti-ganti. Nanti amati, apakah anak-anak konsisten dengan peran hidupnya atau bidang yang ditekuninya.
Kalau teman2 yang pernah baca ttg profil Ara, dulu Ara menjalankan moo Project, namun skrg fokus ke kegiatan lain. Pengalaman Ara selama di Moo Project bukan berarti sia-sia, dari kegiatan itu Ara bisa memperkuat perannya sebagai integrator 
4⃣ Penanya : mbak Atmy
td dikatakan bahwa dalam strategi belajar anak kita tidak boleh menutupi kekurangan anak, seperti anak tidak suka matematika maka kita tidak boleh memaksa anak bisa dengan memasukan anak ke tempat les. Namun disisi lain matematika itu adalah satu hal yang penting. Apa yang harus kita lakukan agar anak kita tidak tertinggal dalam pembelajaran contohnya matematika?
Jawaban :
4⃣ Langkah pertama adalah kenali dulu gaya belajar anak. Lalu analisa penyebab dia tidak suka matematika, apakah gurunya yang kurang nyaman, cara penyampaian pelajarannya yang kurang pas dsb. Setelah itu baru cari strategi yang bisa dilakukan untuk belajar matematika yang lebih menarik, contoh dengan metode jarimatika.
5⃣ Penanya : mbak Ratna
Salah satu strategi belajar yaitu strategi meninggikan gunung bukan meratakan lembah. Sementara kondisi di sekolah pada umumnya anak dituntun utk bisa memahami semua mata pelajaran. Bagaimana kita sebagai orangtua menyikapi keadaan tsb? Dan bagaimana strateginya bisa tetap meninggikan gunung smntra pelajaran di sekolah tidak tertinggal?
Jawaban :
5⃣ Setelah bunda melakukan observasi pada anak, bunda akan menemukan sisi pelajaran yang disukai anak. Kuatkan materi tersebut dan fasilitasi supaya bisa maksimal (meninggikan gunung). Pelajaran yang kurang disukai, bisa dilakukan sampai batas rata-rata. Seperti pada jawaban no 4⃣ tadi, cari tahu dulu penyebabnya, lalu buat cara belajar yang berbeda.
6⃣ Penanya : mbak Sari
1. Tuntutan sekolah selama ini yg menjadikan nilai sebagai tolak ukur keberhasilan. Bagaimana menyikapi anak yg nilainya kurang baik di bidang yg tidak mereka sukai?
2. Meninggikan gunung dan meratakan lembah, bisakah dilakukan di sekolah formal?
Jawaban :
6⃣ sudah terjawab di no 5⃣ ya..
7⃣ Penanya : Rita Fithra Dewi
Kewajiban ibu membiming anak anaknya menjadi lebih baik. Lalu bagaimana menjembatani keinginan anak anak yang kemauannya bertolak belakang dgn keinginan ortu. Kedua, komunikasi yg bagaimana sebaiknya diterapkan kepada anak usia 12 tahun mengingat keinginan dan tumbuh kembangnya mulai menuju remaja. Trims
Jawaban :
7⃣ apakah keinginan berbeda ini dalam hal menentukan passion anak?
Kurikulum personal adalah yg mengikuti anak, bukan anak yg dipaksakan untuk mengikuti kurikulum. Biarkanlah anak mempelajari satu hal dengan mendalam, lalu cermati minat anak.
Bagian penting dari proses belajar bersama anak menjelang remaja adalah keterlibatan kita bersama anak. Jangan hanya menyuruh anak tapi mulailah sebagai teman bermain. Kemudian dengarkan apa suara anak, hindari terlalu banyak perintah.
8⃣ Penanya mbak Leila
Terkait perbanyak ragam kegiatan olah raga dan seni anak ini riilnya seperti apa, ya? Dan bisa dimulai sejak usia berapa?
Jawaban :
8⃣ Beragamkan jenis kegiatan anak, jangan sampai anak terjebak dalam rutinitas yang membuat anak menjalani aktivitas seragam sepanjang hari dan bertemu dengan orang yang sama.
Ragam aktivitas yang banyak akan membantu anak lebih berkembang dan kelak bisa membangun mimpinya sendiri.
Jika anak memiliki kegiatan seragam anak juga akan kehilangan waktu utk meng-eksplore dirinya. Akibatnya proses menemukan diri akan terlambat, maka anak akan menjadi orang yang mengikuti mimpi orang lain atau ikut arus tanpa pernah tahu potensi dirinya.
Kapan bisa dimulai? Kita memulainya dengan observasi, cek apa yang paling membuat anak bersemangat. Ingat juga utk membekali anak dengan adab sebelum terjun berinteraksi dengan orang lain 
9⃣ Penanya : mbak Elvira
1. apa perbedaan pemandu dan teman bermain anak? saya masih blm paham.
2. bagaimana penerapan pemikiran skeptis pada pembelajaran ilmu agama?
3. diumur berapakah idealnya seorang anak terlihat passionnya secara utuh?
4. variabel apa saja yg perlu diperhatikan utntuk membuat kurikulum anak agar unik dan tepat sasaran?
maaf ya byk nanya penasaran soalnya 😄syukron
Jawaban :
9⃣
1. Pemandu di sini adalah sebagai fasilitator bagi anak. Tugas fasilitator adalah menemani proses tumbuh kembang anak, tanpa menjudge apapun, kemudian memberikan makna dalam proses tersebut. Maka baik dalam proses memfasilitasi kemandirian maupun memfasilitasi bermain, semua dalam posisi "menemani" tidak ada yang "menggurui" 
2. Pemikiran skeptis bisa diterapkan dalam semua ilmu yang kita terima.
- mengecek sumber berita, apakah sumbernya valid atau copas dari...
- telusuri sumber berita yang belum jelas dan lakukan klarifikasi.
3. Utamakan PROSES ya mbak, tidak ada patokan ideal dalam hal ini. Kita tentunya tidak akan membandingkan pencapaian anak kita dengan anak org lain.
4. Kurikulum personal anak mengikuti anak, bunda akan mampu membuat kurikulum unik setelah melakukan observasi.
1⃣0⃣ Penanya : Bunda Diah
1. For change I must change first. Bagaimana merubah gaya belajar yg biasa kita lakukan. Bisa dibilang saya termasuk yg gaya belajarnya searah jd kurang kreatif menggali pertanyaan
2. Anak sy suka sekali bertanya kenapa. Kadang sy bingung bgmn menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Apakah ada tipsnya?
Jawaban :
1⃣0⃣ kita bisa memunculkan gagasan dengan brainstorming bersama anak.
Mulailah menggali dengan pertanyaan:
1. Mengapa
2. Bagaimana jika
3. Mengapa tidak
Nanti akan muncul berbagai gagasan dari anak-anak.
Bunda tidak harus serba bisa, kita bisa mengajak anak untuk mencari jawaban bersama-sama. Dalam mendidik anak kita tidak dalam posisi mengajar anak tapi "tumbuh bersama" Sehingga indikator orangtua yang berkualitas adalah di antara keduanya, anak dan orangtua, bersemangat belajar bersama.
1⃣1⃣ Penanya : mbak Efiaty
1. Terkait dengan peran orang tua terhadap anak-anak usia 9-16 th adalah menjadi teman bermainnya, nah..bagaimana jika anak-anak kita terlanjur senang bermain dengan teman-teman sebayanya?
2. adakah trik/ tip menghadapi anak-anak usia puber yang sangat aktif ?
Jawaban :
1⃣1⃣
1. Rangkul anak kita beserta teman-temannya. Kita memposisikan diri sebagai teman curhat/cerita mereka. Luangkan waktu utk banyak ngobrol bersama anak. Kita juga perlu masuk ke dunianya, supaya hati kita bisa dekat dengan mereka
2. Anak-anak usia puber yang sangat aktif ini seperti apa?
Posisikan kita sebagai teman. Berusaha untuk terlibat sepenuh hati dalam aktivitas mereka (minimal kita paham apa yang mereka lakukan). Berjejaring dengan orang tua teman-temannya
1⃣2⃣ Penanya : mbak Rita Lestari
Terkait hadist bahwa surga itu dihiasi dengan hal2 yang tidak menyenangkan dan sebaliknya dengan neraka. Apakah dimungkinkan kita mengarahkan anak-anak agar kegiatan ibadah wajib itu jadi menyenangkan? Misalnya yg sering dikeluhkan banyak ortu adalah terkait shalat. Terima kasih..
Jawaban :
1⃣2⃣ Bunda boleh saja mengarahkan anak-anak agar kegiatan ibadah menjadi menyenangkan. Pertama-tama jadilah role model bagi anak karena anak-anak adalah peniru yang handal. Jangan lupa juga untuk mengapresiasi progress anak.
1⃣3⃣ Penanya : mbak Asyirin
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekrg ajak anak kita utk mengembangkan struktur berfikir, anak tdk hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih utk mngembangkan struktur berfikirnya...
Pertanyaan : bagaimana contoh mengembangkan struktur berfikir anak??
Jawaban :
1⃣3⃣ Awali dengan kalimat bertanya, sehingga anak-anak diajak untuk berpikir. Kemudian, kita temani untuk mencari solusi, mencari jawaban bersama, sehingga mereka akan terus berlatih untuk menemukan ide-ide cemerlangnya.
1⃣4⃣ Penanya : mbak Aini
1. Bagaimana cara untuk mengetahui bakat/potensi anak sedini mungkin (untuk anak < 5 tahun) ?
2. Langkah langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menemukan/menggali bakat/potensi anak?
3. Seberapa besar pengaruh lingkungan terhadap bakat/potensi anak?
Jawaban :
1⃣4⃣
Usia 0-7 tahun adalah kesempatan kita memperkaya wawasan anak. Kembangkan rasa ingin tahu anak dan jaga semangat belajarnya.
Saya ambil pengalaman bersama anak-anak bbrp minggu yang lalu. Saat kita jalan kaki menjelajah lingkungan, balita saya melihat kaktus di depan rumah orang, pertanyaan mulai muncul, mulai dari kenapa kaktus berduri? Kenapa kaktus ada yang durinya halus dan ada yang besar, lanjut ke apa manfaat kaktus. Selain menjawab keingintahuannya, sampai di rumah, rasa ingin tahu tadi dikembangkan. Endingnya, adik punya beberapa gambar bertema kaktus. Gambar adek memperlihatkan temannya yang sedih krn nggak punya kaktus lalu ada yg ngasih ▶ kelihatan adanya empati.
Sementara kakak memikirkan berbagai gagasan pemanfaatan kaktus ▶ visi ke depan dan integrator.
Lingkungan tentu saja memberikan pengaruh pada anak, tugas ibu untuk menjadi fasilitator anak, maka kuatkan peran tersebut.
1⃣5⃣ Penanya : mbak Reytia
Bagaimana cara menyikapi potensi anak pada bidang yang tidak kami ridhoi? (Contoh kasus: saat ini keluarga kami sdg berusaha mengurangi musik dan tarian, namun anak terlihat sangat suka menyanyi dan musik) terkadang rasanya jadi bersalah karena menutup satu potensi anak 😥
Jawaban :
1⃣5⃣ Jika kurang sesuai dengan value keluarga, anak bisa tetap diperkenalkan namun diarahkan sesuai dgn platform yang sudah ditetapkan. Misalnya diarahkan utk menyukai bacaan sholawat. Untuk anak yang suka menggambar bisa diarahkan anakku suka menggambar imajinasinya, bermain permainan warna dan membebaskan utk berkreasi. Ke depannya bisa diarahkan utk seni kaligrafi misalnya atau seni menggambar diluar gambar makhluk ciptaan Allah.
1⃣6⃣ Penanya : mbak Rahma Hasbi (ummu abdurrahman)
1. sy belum terlalu memahami metode keterampilan belajar dgn jari. Boleh minta contoh konkret penggunaanx ? Sebaikx mulai usia brp metode ini digunakan pada anak qt ?
2. Mengenai passion. Pada umur brp passion anak sdh bisa terlihat ? Ada brp jenis passion yg biasa tbaca pada diri seorang anak ? Apakah passion ini selamax akan sama hingga anak dewasa ?
Jawaban :
1⃣6⃣ ummu abdurrahman, sedianya contoh konkret bljr dgn jari akan diposting nanti, tp krn sdh ditanya saya posting skrg ya..
Berikut adalah video bu Septi sebagai pelengkap materi kali ini, di dalamnya ada peragaan bljr dgn jari 🙂
1⃣7⃣ Penanya : mbak Ayu jaktim bunda hafizh 1y9m
Mau tanya, bagaimana caranya agar anak fokus dengan yg dia sukai, apakah ada tahapan umurnya dia akan fokus? Soalnya diumur anak saya saat ini blm keliatan sukanya apa, kayanya suka semuanya, tapi ya itu mudah bosan dan cepat berganti, terima kasih
Jawaban :
1⃣7⃣ Mbak Ayu, sangat wajar jika anak-anak mencoba sesuatu lalu berganti minatnya. Tugas kita adalah menemani perubahan itu dan juga bersungguh-sungguh menanggapinya.
1⃣8⃣ Penanya : mbak Nonik
Idealnya kan kita akan senang belajar ilmu yg memang kita minat utk mengembangkannya. Sayangnya dunia kan ga ideal ya. Bagaimana ya trik supaya kita tetep terjaga semangat belajarnya ketika dihadapkan kepada hal yg kita sendiri ga tll suka namun tidak bisa kita hindari utk dipelajari.
Jawaban :
1⃣8⃣ Mbak Nonik, benar sekali kadang kita dihadapkan pada sesuatu yang kurang disukai/kurang dikuasai tapi tidak bisa dihindari. Jalan keluarnya lakukan dengan cara yang berbeda. Teman2 bbrp hari yang lalu sudah mempraktekkan sendiri hal ini dalam kasus perencanaan keuangan. Ternyata ada aplikasi yang memudahkan sehingga teman2 bisa menyusun perencanaan plus bebas bete. Ini juga berlaku dengan kondisi2 lainnya yang kita hadapi. Ubah menjadi tantangan dan temukan jalan keluarnya
1⃣9⃣ Penanya : mbak Nyaim
1. Bagaimana kiat2 menguatkan iman utk anak balita?
2. Apakah maksudnya dlm menggunakan jari tangan utk melatih keterampilan bertanya, setiap kita bertanya selalu menunjukkan jari tsb?
3. Cara mengembangkan struktur berfikir spt apa?
Jawaban :
1⃣9⃣
Salah satu kiat: Susunlah kegiatan bersama anak yang menguatkan nilai keimanan. Dengan merencanakan bersama, anak-anak juga akan bersemangat menjalaninya.
mengenai metode jari sdh terjawab di no 1⃣6⃣ dan struktur berpikir sdh terjawab di no 1⃣3⃣
2⃣0⃣ Penanya : mbak Ira
1. Pd umur brp bakat itu bener2 pas terlihat, Krn kalo anak2 kan sukanya berubah2?
2. Pada usia balita udh bisa keliatan bakatnya?
Jawaban :
2⃣0⃣
Mbak Ira, usia balita adl kesempatan kita untuk memperkaya wawasan anak dan menjaga rasa ingin tahunya. Sering2lah menanyakan impian anak, kemudian tanggapi dengan serius. Tidak apa-apa jika anak berubah ubah, berfokuslah pada prosesnya buka pada hasil.