Selasa, 24 Januari 2017

Materi 10 Matrikulasi HEbAT Community "Teknik HE Pre Aqil Baligh 11 - 14 Tahun"

πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

πŸ“š Materi Pokok πŸ”Ÿ πŸ“š


TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN


Home Education based on Akhlaq and Talents (HEbAT) Community

πŸ“š Resume KulWApp Matrikulasi HEbAT #3 Live dari Regional Barat πŸ“š

πŸ“• Materi Pokok πŸ”Ÿ TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN
πŸ—“ Jum'at, 20 Januari 2017
⏲ 20:00 - 21:30 WIB

πŸ‘³πŸ» SME : Ust. Harry Santosa, M.Si
πŸ™ŽπŸ½ Host : Bunda Siwi (Jogja) dan Bunda Alfin (Bogor)
πŸ“« Admin : Bunda Noni (Banten)
πŸ“ Notulis : Bunda Yuli (Bandung)

πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

πŸŽ“ Profil SME

Harry Santosa, M.Si
πŸ”ΉAlumni FMIPA-UI
πŸ”ΉMenikah dengan Roro Dwi Darodjati
πŸ”ΉAyah dari 5 putra & putri
πŸ”ΉAktivitas yang relevan dgn dunia pendidikan:
πŸ”»Penggiat Pendidikan Rumah (Home Education)
πŸ”»Founder HEbAT Community
πŸ”»Integrator Fitrah Based Education
πŸ”»Dosen di MM-UI dan berbagai universitas (1992-2009)
πŸ”»Pendiri Sekolah Alam Depok (2004)
πŸ”»Pendiri Aulade Kid's Learning Centre (2002)
πŸ”»Penulis buku "Fitrah Based Education"

πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

πŸ“š Materi Pokok πŸ”Ÿ πŸ“š

TEKNIK HE PRE AQIL BALIGH 11-14 TAHUN

Oleh: Septi Peni Wulandani

===================

Pada rentang usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, orang tua memandu anak untuk "kaya akan gagasan", setelah kaya akan wawasan (0-7 tahun).

Orang tua menjadi teman bermain bagi anak, dan anak mulai bisa mempunyai peran dalam keluarga besar dan komunitas.

Pada masa ini, anak boleh bergonta-ganti ide. Pada masa usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, adalah saat untuk menularkan value/nilai dan karakter, karena di usia 7 tahun merupakan masa pembentukan karakter.

Perlu dipahami, bahwa value/nilai keluarga dan karakter tidak bisa diajarkan, namun ditularkan melaui keteladanan.

Pada usia 8-14 tahun, umumnya anak sudah mulai tidak ego sentris.

Pada masa ini anak mulai melihat nilai-nilai sosial, etika-etika dasar dalam ajaran Islam. Pada usia sebelumnya (0-7 tahun) anak sudah mulai diperintahkan shalat.

Rentang usia pendidikan anak usia 8-14 tahun, terbagi pada 2 tahap :

➡Usia 8-10 tahun :

✅mengenal potensi diri,

✅magang/club untuk membuka wawasan sehingga melahirkan gagasan, dan

✅mulai menjalani ibadah syariah.

➡Usia 10-14 tahun :

✅belajar bersama Maestro,

✅magang project,

✅menghebatkan potensi diri, kemandirian, kepemimpinan dan sebagainya.

Anak-anak di jenjang usia 8-14 tahun mulai mengenal “MIMPI apa yang akan dia BANGUN”.

Ada beberapa tahapan yang ditempuh pada fase ini:

✳Pandu anak untuk memahami misi hidupnya dengan cara:

1. Mengajak anak untuk paham “Who am I?”

2. Mengajak anak untuk memahami alam sekitarnya/lingkungannya (kearifan lokal)

3. Mengajak anak untuk memahami zaman saat dia dibesarkan dan prediksi zaman saat anak ‘aqil baligh nanti.

4. Kuatkan aqidah anak akan keberadaan Allah swt.

✳Pandu anak untuk memahami potensi dan bakatnya.

Di bawah ini adalah tahapan yang sudah dipraktekkan oleh Ibu Septi Peni Wulandani dan Pak Dodik Maryanto kepada anak-anak beliau, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Memperbanyak aktifitas anak yang NON-Pelajaran, agar anak cepat menemukan potensi dirinya.

2. Memasukkan anak ke club Talent sesuai dengan potensi yang ditemukan dan diulang terus menerus.

3. Ajak anak menuangkan mimpinya dalam VISION BOARD

4. Memperkenalkan anak kepada beberapa learning model yang berkaitan dengan mimpi anak.

5. Memandu anak-anak untuk membuat Talent based Individual Project.

6. Menularkan Leadership dengan benar.

====================
♻ Disusun oleh Team Fasilitator HEbAT
πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

❓❔ Tanya Jawab ❔❓

1⃣ Mengarahkan potensi bakat dan fitrah belajar
Bunda Yasmin – Palembang
Bunda Saufa – Medan
Bunda Erli – Medan
Ummu Al Fatih – Semarang

1. Assalamu'alaikum.
Ustadz saya mau tanya, saya memiliki 2 keponakan yg rentang usia tsb, mereka kakak beradik. Hampir tiap weekend mereka nginap dirumah, ibu mereka sudah meninggal sekarang tinggal bersama ibu tiri. Pertanyaan nya : Mereka sangat hoby dengan kartun jepang (menonton & menggambar manga, sampai2 gak boleh lihat kertas kosong digambar kartun jepang semua, termasuk buku tulis anak saya). Bagaimana mengarahkan potensi ke2 orang ponakan saya? Apakah hal tsb termasuk hal positif? Krn saya melihat mereka seharian kerjaannya cuma nonton & menggambar. Jazakallah khoir

2. Pada usia 8-14 ini, sampai sejauh mana orang tua harus mendorong anak utk memaksimalkan potensinya? Anak saya,perempuan 7y9m senang menggambar, walaupun hasilnya tidak Excellent (seperti kriteria 4E). Tapi tidak jelek juga. Ketika saya ajak ikut klub menggambar, dia enggan. Kalau saya dorong dengan menggambar dengan tema tertentu juga dia sepertinya kurang suka, maunya menggambar sesukanya. Apakah wajar seperti ini? Orang tua harusnya membiarkan saja atau perlukah sedikit memaksa pada umur 8-14?

3. Assalamu'alaikum wr.wb Ustadz...

✏ Anak saya no.3 perempuan umur 9y, suka sekali tahfidz tetapi tergantung gurunya, kalau gurunya menurut dia enak mengajarnya maka dia bela2 in sekolah tahfidz tp kalau dia gak suka cara mengajarkan, anak saya gak mau sekolah tahfidz.. Apakah sebenarnya tahfidz itu bukan potensi yg hrs kami dukung...?

✏ Anak yg pertama perempuan umur 13y, hobinya membaca dan menggambar...segala buku dibaca, tiada hari tanpa membaca,, apakah ini termasuk potensi dan diarahkan kemana... Jazakillah ustadz atas penjelasannya...

4. Bagaimana mengarahkan anak usia 11 tahun agar bersedia buat belajar. Anak tersebut menyadari bahwa nilai2 ujian disekolahannya tidaklah bagus. Namun sangatlah sulit menyuruh agar rajin2 belajar. Bahkan tambahan les pun tak mau dengan berbagai alasan seperti tempatnya ga nyaman, kwalitas guru yang ga sesuai sampai alasan lokasinya yang jauh. Kami sangat kwatir karena sebentar lagi ujian kelulusan SD. Saat di tanyakan pada anak...mau melanjutkan SMP mana,maka dijawablah 2sekolahan yang bagus secara akademik, dan sangat tidak mudah masuk kesana karena kriteria nilai yang tinggi. Berarti anak tsb telah memiliki bayangan visi atau cita-cita yang dalam benaknya. Namun tidak diimbangi dengan belajarnya. Sangat malas, dan tidak mau di arahakan buat belajar bersama. Padahal saat usia 7-9tahun anak tsb begitu manis,rajin, taat tidak pernah membantah orangtua. Sekarang justru semakin menginjak remaja berbalik semuanya. Gimana bund, selaku orangtua mengembalikan perilaku dan potensi agar tetap baik. Mohon penjelasannya. Jaazakillahu khairan atas jawabannya bund.

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa :

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Dalam framework pendidikan berbasis fitrah, tahapan untuk fitrah bakat ini tidak selalu terkait keistimewaan fisik, tetapi justru lebih banyak terkait keistimewaan sifat. Fitrah bakat juga bukan satu2nya fitrah, masih banyak aspek fitrah lainnya yang harus tumbuh selaras dan seimbang.

Mendidik fitrah bakat dimulai dengan mengenali keistimewaan sifat unik (suka memerintah, suka mengatur, suka bersih bersih, suka ngomong, suka mengatur, suka memperbaiki, suka berbagi dstnya) atau keistimewaan fisik unik (suka olahraga, suka menari, suka memasak, dll) pada usia 0-6 tahun. Beberapa anak memang seolah suka semuanya, namun nanti perlahan terlihat yang paling dominan.

Kemudian sifat unik ini atau fisik unik ini pada tahap usia 7-10 tahun akan bergeser menjadi aktifitas yang relevan dengan sifat tsb, misalnya jika suka mengatur maka akan menjadi aktifitas mengatur orang, mengatur barang, mengatur dokumen dll. Jika sifat uniknya suka merawat, maka menjadi aktifitas merawat hewan, merawat manusia, merawat tumbuhan, merawat barang dstnya. Pada tahap ini anak harus diberikan banyak wawasan kegiatan atau wawasan aktifitas agar bertemu dengan aktifitas yang 4E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn).

Biasanya 2 atau 3 aktifitas. Ingat bahwa Hebat bepum tentu bakat apabila tidak enjoy, begitupula jika enjoy namun nampak tidak easy dan excellent (keren walau sederhana).

Kemudian pada tahap usia 11-14 tahun akan menjadi peran. Di tahap ini ananda sudah fokus pada pengembangan bakatnya dengan sangat serius. Pemberian pendamping bakat (maestro) dan pendamping akhlak (chaperon) adalah kemestian di tahap ini sebagai percepatan menuju kemandirian dan aqilbaligh di usia 15 tahun. Anak yang sudah menemukan bakatnya akan tidak dipengaruhi oleh beban tugas maupun masalah selama pengembangan.

Anak anak kita bisa jadi akan menemukan peran istimewa mereka sendiri yang hari ini tidak ada. Di Zaman tabi'in begitu banyak peran baru lahir spt ahli tafsir, ahli hadits, ahli bahasa, ahli peradaban dll yang di masa Rasolullah SAW tidak ada. Jadi justru kita mendorong ananda untuk menemukan peran unik hebatnya sendiri.

Beberapa catatan,
1. Jika bakat tidak dikenali sampai usia di atas 11- 14 tahun maka proses atau tahapan di atas harus diulangi. Inilah perlunya Portfolio anak sebagai panduan untuk mengamati pola anak dan prosesnya.
2. Peran orangtua bukan membiarkan, namun tetap dibutuhkan untuk membantu mengarahkan agar bakat ini menjadi aktifitas yang produktif bukan hanya hobby. Itulah perlunya memberi wawasan aktifitas (tour de talents) dan pendamping bakat (maestro)
3. Tidak semua anak berbakat akademis, jadi suka belajar tidak selalu suka belajar akademis, bisa jadi suka belajar terkait sifat uniknya. Belajar menjadi pemimpin, belajar menjadi perancang, belajar kuliner dll. Ingat bahwa tiap anak suka belajar.

Ingat selalu 3 R utk setiap kegiatan - Relevan dengan Fitrah, Relation kecintaan yang kuat pada orangtuanya, Reason alasan yang kuat utk melakukan sesuatu. ✅

πŸ™ŽπŸ½ Host:

Luar biasa jawabannya ,Ustadz.. Tidak hanya 4E tapi ada juga 3R

2⃣ Persiapan menuju Baligh

Bunda Anggun - Depok
Bunda Yardha - Surabaya

1. Assalamu'alaikum wr wb
Saat ini, anak2 SD mulai dr usia 10 tahun (terutama perempuan), sudah banyak yg mengalami baligh. Bagaimana menghadapi hal ini, mengingat jika dilihat dr tahapan tumbuh kembang, usia 10 tahun itu baru dididik secara "tegas" mengenai rules? Jika kita melakukan percepatan utk mempersiapkan baligh, apakah tidak menciderai fitrah mereka? Mohon pencerahan nya, Ustadz
πŸ˜ŠπŸ™πŸΌ

2. Ustadz, pada usia 8-10 tahun anak mulai melakukan ibadah syariah. Bagaimana tahapan mengubah pola pikir anak tentang ibadah dari jenjang usia under 7 tahun menuju 8 tahun tentang ibadah syariah misalkan sholat dan puasa...?
Jika biasanya anak sholat dengan gerakan sebisanya yang penting mereka suka sholat terkadang menghadap ka'bah mereka sendiri menuju kepada gerakan sholat yang tuma'ninah tanpa menghilangkan imaji positif yang sudah tertanam...

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa:

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Dalam Islam, sesungguhnya istilah AqilBaligh itu satu paket, artinya jika seseorang Baligh (teraktifasi seksualitas biologisnya) juga teraktifasi Aqil (teraktifasi kedewasaan psikologis dan kemandirian termasuk kemampuan memikil beban syariah).

Problematika hari ini adalah Baligh terlalu cepat dan Aqil sangat lambat. Tentunya ketegasan di usia 11-14 tahun berupa ketegaan memberi anak beban pada kehidupan nyata, dapat diberikan jika fitrah fitrahnya tumbuh dengan baik sejak 0-10 tahun, jika tidak maka prosesnya sebaiknya di ulang sampai dianggap siap sebelum menjalani percepatan antara 11-14 tahun. Contoh, bagaimana pemagangan atau merantau dapat dilakukan jika fitrah bakatnya tidak tumbuh baik atau tidak dikenali. Bagaimana kewajiban mencari nafaqoh dapat diberikan, jika fitrah keimanan dan fitrah bakatnya tidak tumbuh kokoh.

Karenanya prosesnya tidak serta merta, tahapannya sebaiknya ditempuh, begitulah fitrah perkembangan atau sunnatullahnya. Termasuk apakah anak akan suka cita menerima perintah sholat di usia 7 tahun, apabila gairah kecintaannya kepada Allah tidak tumbuh hebat?

Walau sholat diperintah orangtua kepada anaknya di usia 7 tahun, anak sesungguhnya masih belum wajib, namun seiring tumbuhnya fitrah nalar dan fitrah sosialitasnya, anak harus memahami bahwa ada keteraturan dan hukum di alam semesta, bahkan burungpun bertasbih dengan merentangkan sayapnya dan Allahlah sang Hakiman dan Waliyan, karenanya ada perintah sholat di usia 7 tahun.

Maka di baik perintah sholat maupun shaum dan lainnya bisa dimulai di usia 7 tahun, jangan khawatir akan perubahan ini, karena aqal ananda mulai tumbuh pesat. Maka di dalam framework, Tauhid Mulkiyatullah ditekankan pada fase ini, dan fitrah belajar dan bernalar didorong untuk mulai melihat pola keteraturan hukum Allah di alam semesta, fitrah sosialitas pun demikian, ananda sudah memahami bahwa ada konsekuensi dalam masyarakat. ✅

3⃣ Memotivasi anak pre Aqil Baligh

Bunda Hasnah - Medan
Bunda Tantia - Depok

1. Apa yang harus diupayakan orangtua terhadap anak pre aqil baligh untuk menumbuhkan inisiatif dan kesadaran sendiri dalam melakukan kegiatan-kegiatan seperti sholat, mengaji atau kegiatan/tugas lain sebagai anak seperti membantu orang tua yang bersifat sederhana (membereskan buku/mainan yang sudah di pakai) yang memang sudah seharusnya dilakukannya secara sadar tanpa instruksi dari orangtua..

2. Apa yang harus ditanamkan di benak (untuk dijadikan motivasi) orangtua dalam mendidik anak dengan sabar agar tidak manja atau malas dan selalu membuat anak happy dalam melakukan hal apapun dalam rangka pembelajaran dan latihan kemandiriannya

3. Assalamualaikum ustad... semoga senantiasa sehat...
Mohon pencerahan nya ustad.. 😊

✏ Apa karakter minimal yang harus ditularkan kepada anak mengingat terkadang orang tua terbiasa melakukan hal-hal biasa yang menyebabkan apa yang ditularkan adalah hal yang biasa?

✏ Lalu persiapan apa bagi orang tua untuk mampu menstimulus anak agar menghasilkan gagasan2 nya? Jazakillah...

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa :

Ayah Bunda HEbAT yang baik,
Pre Aqilbaligh antara usia 11-14 tahun (di masyarakat kita bisa sampai 11-19 tahun) adalah masa paling kritis dalam kehidupan anak. Mereka kadang tiba tiba berubah drastis, dari anak yang penurut menjadi pemberontak, dari anak yang "yes mom" menjadi anak yang "emang gue pikirin" , dari suka ngumpul di rumah menjadi suka ngegang di luar rumah dstnya.

Sejatinya hal ini wajar karena mereka sesungguhnya sudah menjelang kedewasaannya. Ciri orang dewasa adalah tidak mau diatur, suka berjamaah (ngegang), punya idea sendiri dstnya. Namun masalah muncul karena fitrahnya tidak tumbuh baik, sehingga tidak bisa mengatur dirinya, ngegang dengan yang tidak produktif, tidak jelas jatidirnya atau bakatnya sehingga galau dsbnya.

Karenanya anak usia 11-14 tahun dstnya sebaiknya mulai dikenali bakatnya, diberi tanggungjawab sosial yang membuatnya merasa lebih eksis misalnya dimagangkan, dilibatkan dalam organisasi sosial, diajak ekspedisi, dilibatkan dalam proyek nyata dsbnya.

Anak akan termotivasi melakukan apapun apabila motivasi itu berangkat dari dalam dirinya (intrinsic motivation, dalam Islam disebut niat). Prof L Decy, memberikan saran agar anak memiliki intrinsic motivarion dengan Autonomy (diberi kebebasan memilih), Competeny (dibekali kemampuan melakukan dengan baik bukan cuma disuruh), dstnya.

Dalam konsep fitrah dikenal 3 R - Relevan dengan fitrah, Relasi yang kuat, Reason untuk melakukan ✅

πŸ‘©πŸ½ Host :

Noted : sebaiknya anak memiliki intrinsic motovarion dengan autonomy (diberi kebebasan memilih), competency (dibekali kemampuan melakukan dengan baik bukan cuma di suruh)

4⃣ Fitrah Cidera

Bunda Zila - Malang

Jika seseorang dewasa kehilangan/tidak mendapatkan fitrah nya di usia 8-15 tahun apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikan fitrah nya ?

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa :

bunda Zila yang baik di Malang,
Maka ulangilah semua proses untuk "Iedul Fitri" (kembali kepada fitrah). Secara simbolis Islam memiliki momen kembali ke fitrah di setiap 1 syawal, metodenya simbolis juga namun aplikatif yaitu Ramadhan, di dalam bulan Ramadhan ada tarbiyah 3 tahap yang isinya membalikkan semua kebiasaan baik makan maupun sikap dan cara mengakses pengetahuan (banyak membaca alQuran). Ramadhan juga harus dilakukan dengan penuh keimanan (Imanan) dan penuh program terukur (ihtisaban).

Kembali ke fitrah, 1 syawal menjadi momen peningkatan apapun dalam kehidupan, itulah mengapa Syawal artinya meningkat atau peningkatan setelah fitrah kembali ke titik tumpunya menuju titik pacu.

Jadi sepanjang manusia masih hidup, maka InsyaAllag kesempatan kembali ke fitrah terbuka lebar, yaitu dengan berhenti sejenak dan mengulangi prosesnya dengan kesungguhan✅

πŸ‘©πŸ½ Host :

Hmm.. berarti kita bisa selalu ber-iedul Fitri ya Ustadz jika merasa proses yang kita lakukan belum optimal.

Luar biasa ya,, ALLAH begitu Maha Kasih hingga kita diberi kesempatan untuk selalu kembali ke Fitrah

5⃣ Fitrah Ayah Bunda

Bunda Febrin - Kalimantan
Ayah Ragil - Bandung

1. Assalamualaikum
Ustad Harry yg terhormat,
Bagaimana jika dlm RT perannya terbalik. Ibu si raja tega sedang si ayah adalah penghapus luka.
Apakah 'tdk akan mengaburkan makna peran ke ayah-bundaan bagi anak?
Apa pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Terimakasih atas penjelasannya Ustad.

2. Assalamualaikum.. Ustadz ijin bertanya...Bagaimana cara efektif sebagai Bapak dalam menyampaikan ketegasan...sehingga tdk di cap sama anak galak....

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa :

AyahBunda yang baik,
1. Tentu saja akan cukup banyak pengaruhnya, jangankan kepada anak, kepada pasangannya juga demikian. Si tega2 nya sang Ibu tetaplah seorang perempuan yang secara emosional kadang berlebihan. Si lembut lembutnya sang Ayah tetaplah seorang lelaki yang secara rasiobal kadang dominan. Ketegaan memerlukan rasionalitas. Kelembutan memerlukan emosionalitas.

Di keluarga yang single parents, dalam hal ini, misalnya ibu yang berperan ganda, sering ditemukan anak lelaki yang kekurangan maskulinitas walau ibu berusaha menjadi peran ayah. Begitupula sebaliknya.

Maka saran saya, ketika mulai menyadari hal ini, berusahalah kembali kepada peran2 sejatinya. Para ayah yang keibuan sebaiknya punya mentor hidup yang kuat maskulinitasnya, sebaliknya juga para Ibu yang keayahan sebaiknya punya mentor hidup yang bisa melembutkannya menjadi ibu sejati. Tidak mudah memang, tetapi begitulah Allah memberikan anak sebagai karunia terindah untuk memperbaiki fitrah kita sendiri.

2. Ketegasan disukai jika Relevan dengan fitrah anak, misalnya keunikannya, passionnya dstnya. Yang kedua ketegasan tidak akan dianggap galak jika ada Relasi yang kuat alias kecintaan yang mendalam. Yang ketiga ketegasan akan dianggap manfaat jika memiliki Reason atau alasan yang kuat misalnya selaras dengan misi bersama keluarga ✅

πŸ‘©πŸ½ Host :

Wah, yang ini mengena sekali ustadz,, sebagai ibu yang keayahan dan ayah yang keibuan. Semoga kami bisa menemukan mentor yang luar biasa di komunitas ini

Penutup

πŸ‘³πŸ» Ustadz Harry Santosa:

Semoga Allah menguatkan keyakinan kita ya bahwa setiap anak dengan fitrahnya kelak akan memiliki peran istimewa dan adab mulia. Tetap bergandeng tangan bersama ya AyahBunda dalam mendidik anak anak kita bersama menuju peradaban yang lebih baik dan yang Allah ridhai. Allahumma aaamiiin. Jazakumullah waswrwb

Doa Kafaratul Majelis

Alhamdulillahirabbil'alamiin...

Astagfirullahadziim...

Ψ³ُΨ¨ْΨ­َΨ§Ω†َΩƒَ Ψ§Ω„Ω„َّΩ‡ُΩ…َّ وَΨ¨ِΨ­َΩ…ْΨ―ِΩƒَ Ψ£َΨ΄ْΩ‡َΨ―ُ Ψ£َΩ†ْ Ω„Ψ§َ Ψ₯ِΩ„Ω‡َ Ψ₯ِΩ„Ψ§َّ Ψ£َΩ†ْΨͺَ Ψ£َΨ³ْΨͺَΨΊْفِΨ±ُΩƒَ وَΨ£َΨͺُوْΨ¨ُ Ψ₯ِΩ„َيْΩƒَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼πŸŽ₯πŸ“–πŸ”­πŸ”¬πŸ“πŸ”ŽπŸΉ⚽🎨🎼

Tidak ada komentar:

Posting Komentar