Jumat, 18 November 2016

Materi 5 Matrikulasi IIP JKT batch#2 "Belajar Bagaimana Caranya Belajar"

Materi Matrikulasi IIPbatch #2 sesi #5



📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝


Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, 

Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.

Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang  yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar. 

Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran  yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.

Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa. 

Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan


Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.


Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.

Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.

Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?

Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal : 

1. Belajar hal berbeda 
2. Cara belajar yang berbeda
3. Semangat Belajar yang berbeda

🍀 Belajar Hal Berbeda

Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:

🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya

🍎Menumbuhkan karakter yang baik.

🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)

Cara Belajar Berbeda

Jika dulu  kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.

Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.

Misalnya :

👍 Ibu jari : How

👆 Jari telunjuk : Where

✋ Jari tengah : What

✋ Jari manis : When

✋ Jari kelingking : Who

👐 Kedua telapak tangan di buka : Why

👏 Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.

Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya

Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.

Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik

Apa itu berpikir skeptik ?

Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.

Semangat Belajar Yang berbeda

Semangat belajar  yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :

🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.

🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.

Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).

Yang harus dipahami,

Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita

Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?

• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan 

Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah

Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.

Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.

🚫 Sebaliknya jangan meratakan lembah

yaitu dengan menutupi kekurangannya,

Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).

Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.

Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.

Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.

Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :

1. Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2. Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3. Mengetahui passionnya

Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.

  Good is not enough anymore we have to be different

Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).

Peran kita sebagai orang tua :

👨‍👩‍👧‍👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.

👨‍👩‍👧‍👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.

kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya

👨‍👩‍👧‍👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.


Cara mengetahui passion anak adalah :

1. Observation ( pengamatan)
2. engage(terlibat)
3. watch and listen ( lihat dan dengarkan suara anak)

Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.

Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.

Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.

Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :

1. Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.

2. Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya

3. Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari

4. Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.

Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan :

Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014

Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009


Berikut adalah Resume Tanya Jawab Materi Matrikulasi IIP batch #2 sesi #5
📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝
Hari / tanggal : Selasa, 15 November 2016
Pukul : 20.00 - 21.00 WIB
Fasilitator : Bunda Yesi
Ketua : Hastuti Sari Dewi
Koordinator pekan ke 5 : Natie
Jumlah Penanya pada materi pekan ke 5 ini sejumlah 20 penanya, berikut tanya jawab pada materi kali ini :
1⃣ Penanya : mbak Nina P
Saya sudah mengamati anak2, kesukaan, kebisaannya, minatnya. Tapi saya masih bingung ini anak mau diarahkan kemana. Adakah buku atau sumber lain mengenai keterkaitan antara kesukaan anak mengenai suatu hal dengan salah satu profesi atau passion?
Jawaban :
1⃣ Mbak Nina, lakukan observasi pada anak, catat apa kegiatan yang membuat anak berbinar-binar. Pada usia kanak2 wajar jika anak mencoba berbagai hal sebelum nanti akan terlihat apa yang menjadi passion anak. 
2⃣ Penanya : mbak Febry
Mau nanya, jika kita sbg ibu, yg saya sendiri, saat memahami bbrp materi di IIP merasa kesulitan, dan akhirnya sedikit muncul rasa jenuh akibat tidak memahami, apa yg harus saya lakukan untuk memotivasi diri saya lagi? Dan bagaimana jika hal itu terjadi pula pada anak saya, disaat mereka tidak paham, dan akhirnya muncul rasa jenuh?
Jawaban :
2⃣ Mbak Febry, pada NHW sebelumnya kita sudah diajak memikirkan misi hidup dan merancang apa yang akan kita lakukan dalam pembelajaran kita sebagai diri sendiri, sebagai istri dan sebagai ibu. Apa yang kita buat kemaren tentunya sesuatu yang bunda sukai dan ingin mendalaminya. Dengan begini, teman2 akan menjalani proses belajar dengan rasa cinta.
Maka kita perlu menjalankan NHW kemaren dengan konsisten, kelak anak2 akan mengikuti kita. Anak-anak mungkin bisa salah memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng-copy teladan dari kita. Ini adalah modal awal kita menjadi orangtua yang berkualitas.
Jika rasa jenuh masih ada, segera temukan cara belajar yang berbeda. 
3⃣ Penanya : mbak Leila
Ada kalimat "membuatnya SUKA itu baru tantangan", nah, seberapa jauh kita boleh mengejar tantangan itu? Misalnya berenang sebagai keterampilan yang disunnahkan, apakah cukup anak bisa, seberapa perlu kita harus bikin anak suka berenang, bagaimana jika arahnya jadi menambah porsi (bersama kita misalnya) dan kemudian anak malah jadi stres? Atau kalau sudah ada tanda-tanda anak bosan kita break dulu untuk hal-hal yang 'mungkin dia tidak tertarik, tapi ada baiknya menguasai' seperti itu?
Jawaban :
3⃣ Mbak Leila, adalah normal jika anak terlihat bosan dan selalu berubah-ubah keinginannya. Tugas kita adalah menemani perubahan itu dan bersungguh-sungguh menanggapinya, jangan disepelekan meski itu keinginan anak-anak yang kadang (masih dianggap kecil) shg tidak diperhatikan. *FOKUS pada PROSES* bukan pada hasil. Ketika kita menemani dengan sungguh sebuah proses menemukan passion, maka anak-anak akan paham, bagaimana cara merealisasikan sebuah keinginan menjadi realitas. Bidangnya boleh berganti-ganti. Nanti amati, apakah anak-anak konsisten dengan peran hidupnya atau bidang yang ditekuninya.
Kalau teman2 yang pernah baca ttg profil Ara, dulu Ara menjalankan moo Project, namun skrg fokus ke kegiatan lain. Pengalaman Ara selama di Moo Project bukan berarti sia-sia, dari kegiatan itu Ara bisa memperkuat perannya sebagai integrator 
4⃣ Penanya : mbak Atmy
td dikatakan bahwa dalam strategi belajar anak kita tidak boleh menutupi kekurangan anak, seperti anak tidak suka matematika maka kita tidak boleh memaksa anak bisa dengan memasukan anak ke tempat les. Namun disisi lain matematika itu adalah satu hal yang penting. Apa yang harus kita lakukan agar anak kita tidak tertinggal dalam pembelajaran contohnya matematika?
Jawaban :
4⃣ Langkah pertama adalah kenali dulu gaya belajar anak. Lalu analisa penyebab dia tidak suka matematika, apakah gurunya yang kurang nyaman, cara penyampaian pelajarannya yang kurang pas dsb. Setelah itu baru cari strategi yang bisa dilakukan untuk belajar matematika yang lebih menarik, contoh dengan metode jarimatika.
5⃣ Penanya : mbak Ratna
Salah satu strategi belajar yaitu strategi meninggikan gunung bukan meratakan lembah. Sementara kondisi di sekolah pada umumnya anak dituntun utk bisa memahami semua mata pelajaran. Bagaimana kita sebagai orangtua menyikapi keadaan tsb? Dan bagaimana strateginya bisa tetap meninggikan gunung smntra pelajaran di sekolah tidak tertinggal?
Jawaban :
5⃣ Setelah bunda melakukan observasi pada anak, bunda akan menemukan sisi pelajaran yang disukai anak. Kuatkan materi tersebut dan fasilitasi supaya bisa maksimal (meninggikan gunung). Pelajaran yang kurang disukai, bisa dilakukan sampai batas rata-rata. Seperti pada jawaban no 4⃣ tadi, cari tahu dulu penyebabnya, lalu buat cara belajar yang berbeda.
6⃣ Penanya : mbak Sari
1. Tuntutan sekolah selama ini yg menjadikan nilai sebagai tolak ukur keberhasilan. Bagaimana menyikapi anak yg nilainya kurang baik di bidang yg tidak mereka sukai?
2. Meninggikan gunung dan meratakan lembah, bisakah dilakukan di sekolah formal?
Jawaban :
6⃣ sudah terjawab di no 5⃣ ya..
7⃣ Penanya : Rita Fithra Dewi
Kewajiban ibu membiming anak anaknya menjadi lebih baik. Lalu bagaimana menjembatani keinginan anak anak yang kemauannya bertolak belakang dgn keinginan ortu. Kedua, komunikasi yg bagaimana sebaiknya diterapkan kepada anak usia 12 tahun mengingat keinginan dan tumbuh kembangnya mulai menuju remaja. Trims
Jawaban :
7⃣ apakah keinginan berbeda ini dalam hal menentukan passion anak?
Kurikulum personal adalah yg mengikuti anak, bukan anak yg dipaksakan untuk mengikuti kurikulum. Biarkanlah anak mempelajari satu hal dengan mendalam, lalu cermati minat anak.
Bagian penting dari proses belajar bersama anak menjelang remaja adalah keterlibatan kita bersama anak. Jangan hanya menyuruh anak tapi mulailah sebagai teman bermain. Kemudian dengarkan apa suara anak, hindari terlalu banyak perintah.
8⃣ Penanya mbak Leila
Terkait perbanyak ragam kegiatan olah raga dan seni anak ini riilnya seperti apa, ya? Dan bisa dimulai sejak usia berapa?
Jawaban :
8⃣ Beragamkan jenis kegiatan anak, jangan sampai anak terjebak dalam rutinitas yang membuat anak menjalani aktivitas seragam sepanjang hari dan bertemu dengan orang yang sama.
Ragam aktivitas yang banyak akan membantu anak lebih berkembang dan kelak bisa membangun mimpinya sendiri.
Jika anak memiliki kegiatan seragam anak juga akan kehilangan waktu utk meng-eksplore dirinya. Akibatnya proses menemukan diri akan terlambat, maka anak akan menjadi orang yang mengikuti mimpi orang lain atau ikut arus tanpa pernah tahu potensi dirinya.
Kapan bisa dimulai? Kita memulainya dengan observasi, cek apa yang paling membuat anak bersemangat. Ingat juga utk membekali anak dengan adab sebelum terjun berinteraksi dengan orang lain 
9⃣ Penanya : mbak Elvira
1. apa perbedaan pemandu dan teman bermain anak? saya masih blm paham.
2. bagaimana penerapan pemikiran skeptis pada pembelajaran ilmu agama?
3. diumur berapakah idealnya seorang anak terlihat passionnya secara utuh?
4. variabel apa saja yg perlu diperhatikan utntuk membuat kurikulum anak agar unik dan tepat sasaran?
maaf ya byk nanya penasaran soalnya 😄syukron
Jawaban :
9⃣
1. Pemandu di sini adalah sebagai fasilitator bagi anak. Tugas fasilitator adalah menemani proses tumbuh kembang anak, tanpa menjudge apapun, kemudian memberikan makna dalam proses tersebut. Maka baik dalam proses memfasilitasi kemandirian maupun memfasilitasi bermain, semua dalam posisi "menemani" tidak ada yang "menggurui" 
2. Pemikiran skeptis bisa diterapkan dalam semua ilmu yang kita terima.
- mengecek sumber berita, apakah sumbernya valid atau copas dari...
- telusuri sumber berita yang belum jelas dan lakukan klarifikasi.
3. Utamakan PROSES ya mbak, tidak ada patokan ideal dalam hal ini. Kita tentunya tidak akan membandingkan pencapaian anak kita dengan anak org lain.
4. Kurikulum personal anak mengikuti anak, bunda akan mampu membuat kurikulum unik setelah melakukan observasi.
1⃣0⃣ Penanya : Bunda Diah
1. For change I must change first. Bagaimana merubah gaya belajar yg biasa kita lakukan. Bisa dibilang saya termasuk yg gaya belajarnya searah jd kurang kreatif menggali pertanyaan
2. Anak sy suka sekali bertanya kenapa. Kadang sy bingung bgmn menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Apakah ada tipsnya?
Jawaban :
1⃣0⃣ kita bisa memunculkan gagasan dengan brainstorming bersama anak.
Mulailah menggali dengan pertanyaan:
1. Mengapa
2. Bagaimana jika
3. Mengapa tidak
Nanti akan muncul berbagai gagasan dari anak-anak.
Bunda tidak harus serba bisa, kita bisa mengajak anak untuk mencari jawaban bersama-sama. Dalam mendidik anak kita tidak dalam posisi mengajar anak tapi "tumbuh bersama" Sehingga indikator orangtua yang berkualitas adalah di antara keduanya, anak dan orangtua, bersemangat belajar bersama.
1⃣1⃣ Penanya : mbak Efiaty
1. Terkait dengan peran orang tua terhadap anak-anak usia 9-16 th adalah menjadi teman bermainnya, nah..bagaimana jika anak-anak kita terlanjur senang bermain dengan teman-teman sebayanya?
2. adakah trik/ tip menghadapi anak-anak usia puber yang sangat aktif ?
Jawaban :
1⃣1⃣
1. Rangkul anak kita beserta teman-temannya. Kita memposisikan diri sebagai teman curhat/cerita mereka. Luangkan waktu utk banyak ngobrol bersama anak. Kita juga perlu masuk ke dunianya, supaya hati kita bisa dekat dengan mereka
2. Anak-anak usia puber yang sangat aktif ini seperti apa?
Posisikan kita sebagai teman. Berusaha untuk terlibat sepenuh hati dalam aktivitas mereka (minimal kita paham apa yang mereka lakukan). Berjejaring dengan orang tua teman-temannya
1⃣2⃣ Penanya : mbak Rita Lestari
Terkait hadist bahwa surga itu dihiasi dengan hal2 yang tidak menyenangkan dan sebaliknya dengan neraka. Apakah dimungkinkan kita mengarahkan anak-anak agar kegiatan ibadah wajib itu jadi menyenangkan? Misalnya yg sering dikeluhkan banyak ortu adalah terkait shalat. Terima kasih..
Jawaban :
1⃣2⃣ Bunda boleh saja mengarahkan anak-anak agar kegiatan ibadah menjadi menyenangkan. Pertama-tama jadilah role model bagi anak karena anak-anak adalah peniru yang handal. Jangan lupa juga untuk mengapresiasi progress anak.
1⃣3⃣ Penanya : mbak Asyirin
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekrg ajak anak kita utk mengembangkan struktur berfikir, anak tdk hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih utk mngembangkan struktur berfikirnya...
Pertanyaan : bagaimana contoh mengembangkan struktur berfikir anak??
Jawaban :
1⃣3⃣ Awali dengan kalimat bertanya, sehingga anak-anak diajak untuk berpikir. Kemudian, kita temani untuk mencari solusi, mencari jawaban bersama, sehingga mereka akan terus berlatih untuk menemukan ide-ide cemerlangnya.
1⃣4⃣ Penanya : mbak Aini
1. Bagaimana cara untuk mengetahui bakat/potensi anak sedini mungkin (untuk anak < 5 tahun) ?
2. Langkah langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menemukan/menggali bakat/potensi anak?
3. Seberapa besar pengaruh lingkungan terhadap bakat/potensi anak?
Jawaban :
1⃣4⃣
Usia 0-7 tahun adalah kesempatan kita memperkaya wawasan anak. Kembangkan rasa ingin tahu anak dan jaga semangat belajarnya.
Saya ambil pengalaman bersama anak-anak bbrp minggu yang lalu. Saat kita jalan kaki menjelajah lingkungan, balita saya melihat kaktus di depan rumah orang, pertanyaan mulai muncul, mulai dari kenapa kaktus berduri? Kenapa kaktus ada yang durinya halus dan ada yang besar, lanjut ke apa manfaat kaktus. Selain menjawab keingintahuannya, sampai di rumah, rasa ingin tahu tadi dikembangkan. Endingnya, adik punya beberapa gambar bertema kaktus. Gambar adek memperlihatkan temannya yang sedih krn nggak punya kaktus lalu ada yg ngasih ▶ kelihatan adanya empati.
Sementara kakak memikirkan berbagai gagasan pemanfaatan kaktus ▶ visi ke depan dan integrator.
Lingkungan tentu saja memberikan pengaruh pada anak, tugas ibu untuk menjadi fasilitator anak, maka kuatkan peran tersebut.
1⃣5⃣ Penanya : mbak Reytia
Bagaimana cara menyikapi potensi anak pada bidang yang tidak kami ridhoi? (Contoh kasus: saat ini keluarga kami sdg berusaha mengurangi musik dan tarian, namun anak terlihat sangat suka menyanyi dan musik) terkadang rasanya jadi bersalah karena menutup satu potensi anak 😥
Jawaban :
1⃣5⃣ Jika kurang sesuai dengan value keluarga, anak bisa tetap diperkenalkan namun diarahkan sesuai dgn platform yang sudah ditetapkan. Misalnya diarahkan utk menyukai bacaan sholawat. Untuk anak yang suka menggambar bisa diarahkan anakku suka menggambar imajinasinya, bermain permainan warna dan membebaskan utk berkreasi. Ke depannya bisa diarahkan utk seni kaligrafi misalnya atau seni menggambar diluar gambar makhluk ciptaan Allah.
1⃣6⃣ Penanya : mbak Rahma Hasbi (ummu abdurrahman)
1. sy belum terlalu memahami metode keterampilan belajar dgn jari. Boleh minta contoh konkret penggunaanx ? Sebaikx mulai usia brp metode ini digunakan pada anak qt ?
2. Mengenai passion. Pada umur brp passion anak sdh bisa terlihat ? Ada brp jenis passion yg biasa tbaca pada diri seorang anak ? Apakah passion ini selamax akan sama hingga anak dewasa ?
Jawaban :
1⃣6⃣ ummu abdurrahman, sedianya contoh konkret bljr dgn jari akan diposting nanti, tp krn sdh ditanya saya posting skrg ya..
Berikut adalah video bu Septi sebagai pelengkap materi kali ini, di dalamnya ada peragaan bljr dgn jari 🙂
1⃣7⃣ Penanya : mbak Ayu jaktim bunda hafizh 1y9m
Mau tanya, bagaimana caranya agar anak fokus dengan yg dia sukai, apakah ada tahapan umurnya dia akan fokus? Soalnya diumur anak saya saat ini blm keliatan sukanya apa, kayanya suka semuanya, tapi ya itu mudah bosan dan cepat berganti, terima kasih
Jawaban :
1⃣7⃣ Mbak Ayu, sangat wajar jika anak-anak mencoba sesuatu lalu berganti minatnya. Tugas kita adalah menemani perubahan itu dan juga bersungguh-sungguh menanggapinya.
1⃣8⃣ Penanya : mbak Nonik
Idealnya kan kita akan senang belajar ilmu yg memang kita minat utk mengembangkannya. Sayangnya dunia kan ga ideal ya. Bagaimana ya trik supaya kita tetep terjaga semangat belajarnya ketika dihadapkan kepada hal yg kita sendiri ga tll suka namun tidak bisa kita hindari utk dipelajari.
Jawaban :
1⃣8⃣ Mbak Nonik, benar sekali kadang kita dihadapkan pada sesuatu yang kurang disukai/kurang dikuasai tapi tidak bisa dihindari. Jalan keluarnya lakukan dengan cara yang berbeda. Teman2 bbrp hari yang lalu sudah mempraktekkan sendiri hal ini dalam kasus perencanaan keuangan. Ternyata ada aplikasi yang memudahkan sehingga teman2 bisa menyusun perencanaan plus bebas bete. Ini juga berlaku dengan kondisi2 lainnya yang kita hadapi. Ubah menjadi tantangan dan temukan jalan keluarnya
1⃣9⃣ Penanya : mbak Nyaim
1. Bagaimana kiat2 menguatkan iman utk anak balita?
2. Apakah maksudnya dlm menggunakan jari tangan utk melatih keterampilan bertanya, setiap kita bertanya selalu menunjukkan jari tsb?
3. Cara mengembangkan struktur berfikir spt apa?
Jawaban :
1⃣9⃣
Salah satu kiat: Susunlah kegiatan bersama anak yang menguatkan nilai keimanan. Dengan merencanakan bersama, anak-anak juga akan bersemangat menjalaninya.
mengenai metode jari sdh terjawab di no 1⃣6⃣ dan struktur berpikir sdh terjawab di no 1⃣3⃣
2⃣0⃣ Penanya : mbak Ira
1. Pd umur brp bakat itu bener2 pas terlihat, Krn kalo anak2 kan sukanya berubah2?
2. Pada usia balita udh bisa keliatan bakatnya?
Jawaban :
2⃣0⃣
Mbak Ira, usia balita adl kesempatan kita untuk memperkaya wawasan anak dan menjaga rasa ingin tahunya. Sering2lah menanyakan impian anak, kemudian tanggapi dengan serius. Tidak apa-apa jika anak berubah ubah, berfokuslah pada prosesnya buka pada hasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar